●
°•
●
••°Melyn nyaris gila karena susah melupakan cinta tak terbalasnya selama 4 tahun belakangan , namun tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali terus berdoa tanpa henti .
Meminta tuhan untuk melepaskan semua rasa yang mulai tidak nyaman untuk diri nya sendiri .Seperti malam malam sebelumnya, Melyn selalu sholat malam karena ingin menenangkan hati dan pikirannya.
"Ya Allah, aku berserah kepada Mu , aku lelah ya Allah" lirih Melyn dengan tangan mengadah
Gadis yang sedang duduk di atas sajadah dengan telekung biru elektrik itu sudah berkali kali menggumamkan kata yang sama hingga ia rasa mulutnya sudah mulai pegal.Badannya bergoyang pelan ke kanan, ke kiri, ke depan dan ke belakang "aku cape kayak gini ya Allah, masa iya 4 tahun ini rasa ku buat dia ga ilang ilang . Dia mah enak ya Allah sekarang udah punya bini lah aku ? Aku gabisa cari calon suami karena di mata ku semua cowok jelek ya Allah, tolong carikan aku jalan keluarnya ya Allah"
JJDDDEERRR!!!
"MAMAA!!" Melyn refleks menjerit sebari memeluk sajadah nya
"Apaan sih tengah malem teriak teriak kayak kebakaran jenggot kamu" teriak Rina , mama tercinta Melyn itu kebetulan sedang melewati kamar anak gadis nya karena ia ingin turun ke lantai bawah.
Melyn ternganga dengan bola mata yang membesar "lah mama kan juga teriak"
Daripada migrain nya kumat karena terlalu menanggapi mama nya yang ajaib itu lebih baik Melyn melanjutkan tidurnya, karena sekarang masih pukul 2 dini hari .
~ ~ ə+
cuitt.. cuitt
Suara yang berasal dari burung milik ayahnya Melyn berhasil membuat ia terganggu dari tidur lelapnya .
Melyn mengernyitkan dahi dan mengerjapkan matanya perlahan sebari merenggangkan tubuh nya yang terasa kaku
"Brisik banget sih burung nya ayah, gue goreng mampus" gumamnya pelan .
Ia bangun dari tidurnya dan beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi , setelahnya ia turun ke lantai bawah.
Di lantai bawah ia melihat mamanya yang sedang masak sedangkan ayahnya sedang berada di halaman belakang .Melyn berjalan melewati dapur dan menuju halaman belakang .
"Ayah, burung ayah di pindahin kenapa sihh berisik tau dia" ucap Melyn sambil mengerucutkan bibir nya
Ayahnya yang sedang sibuk membersihkan kandang ayam melihat Melyn sebentar lalu melengos "udah gak bisa di pindah pindah lagi Lyly, burung ayah udah nyaman di taruh di situ"
Melyn melebarkan mata nya "iyaaa tapi suara dia ganggu banget ayahh" ucapnya dengan rengek an .
Ayahnya bergeming, tidak menanggapi curahan hati anak bungsunya itu, Anto sudah cukup lelah mendengarnya .
Melyn mendengus, ia merasa di abaikan oleh ayahnya . Dengan kaki menghentak ia berjalan menuju ayunan yang mengarah ke halaman belakang tetangga mereka .
"Pagi pakde" sapa seseorang di balik pembatas yang terbuat dari jaring jaring halus di halaman belakang rumah mereka
"Pagi juga yo, baru bangun?" Tanya Anto
Ya, rumah tetangga yang di maksud adalah rumah Aryo . Seseorang yang berhasil membuat Melyn galau bertahun tahun itu terlihat sedang menjemur pakaian dengan hanya memakai boxer berwarna hijau stabilo dan tanpa atasan .
Aryo terkekeh pelan "iya nih pakde, kesiangan" ucapnya sambil mengambil ember yang sebelumnya digunakan untuk menampung baju baju yang akan di jemur.
"Waduh , pengantin baru mah beda ya " ucap Anto sambil tertawa renyah
Aryo tersenyum sebari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal , dan tanpa sadar tatapan Aryo mengarah pada Melyn yang sedang menatapnya juga.
Aryo sedikit mengernyit "loh Lyly ga kuliah?"
Melyn tersentak pelan dan langsung menegakkan tubuhnya "ah oh engga bang, udah lulus" ucapnya dengan nada suara yang berusaha tenang .
Aryo menganggu angguk "abis ini mau lanjut apa gimana Ly?" Tanya Aryo sambil mengusap lehernya .
Sekilas Melyn melihat ada bekas kemerahan di sana, ia bukan gadis polos yang tidak tau itu bekas apa. Spontan ia mendengus kasar dan langsung bangkit dari duduknya
"Gatau nih bang" jawab Melyn apa ada nya sambil berlalu masuk kembali ke dalam rumah
Aryo heran, apakah ucapanya barusan telah membuat Melyn tersunggung?
"Emang gitu kalo Melyn yo, suka ga mood tiba tiba apalagi tadi tidurnya keganggu gara gara burung pakde" agar tidak salah paham Anto pun menjelaskan kepada Aryo biar tidak terjadi salah paham dengan sifat yang di tunjukkan oleh Melyn .
Apa tadi kata nya?
Burung ?
Burung ...
Mata Aryo melirik ke samping, tepat di bawah jendela kamar Melyn ada sebuah sarang burung yang di dalamnya terdapat seokor burung, entah burung jenis apa itu Aryo tidak tahu
Sadar dengan pikiran anehnya , Aryo sontak tertawa sambil merutuki dirinya sendiri
"Gapapa pakde, Melyn kan memang begitu orangnya" ucapnya sambil tersenyum manis .
Melyn yang mengintip dari jendela kamarnya mendadak merasakan panas dingin melihat senyum seindah senja milik Aryo yang lagi lagi berhasil membuat ia jatuh sejatuh jatuhnya .
Melyn meremat kain gorden biru elektrik itu sebari menggigit bibir bawahnya "stop senyum kayak gitu yo, lo udh berhasil bikin gue lupa bagaimana caranya move on" ucapnya pelan .
Hii!!
Kalo mau tau kayak apa senyum seindah senja, coba deh berkaca terus senyum...Gimanaa??
Indah kan? Kayak senja ,
iyaa kamuu yang lagi baca ini hihihihihi
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK KALIAN YA GUYS BIAR AKU SEMANGAT NGELANJUTINYAA 🤤🤤
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Sambung
Teen FictionON GOING Apa yang pertama kali kalian pikirkan tentang cinta diam diam? Atau cinta bertepuk sebelah tangan? Atau... mencintai pria beristri? Melyn Elliora Camelyn , perempuan yang baru saja lulus kuliah itu tampak nya tidak tertarik lagi untuk me...