1.2 bertemu dan berbicara

40 28 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seharian ini tidak ada kegiatan lain yang Melyn lakukan kecuali rebahan,menonton film, dan makan. Bahkan ia belum ada tanda tanda ingin mandi sejak pagi tadi, walaupun jarum jam sudah menunjukkan pukul 3 sore.

Akan kah ku mampu menjalani kisah tanpa dirimu ~ ~ ~ hooouuuooo~ ~ ~
seolah ku tak pernah ada di hatimu ~ ~

Melyn bernyanyi dan menjadikan remot tv sebagai mic,
Dengan suara yang serak serak berserakan mampu membuat kamar yang semula senyap mendadak berisik karena suara Melyn yang tidak bisa di katakan pelan.
" MELYN JANGAN TERIAK TERIAK , BRISIK...!!!!" teriak Rina sebari menggedor gedor pintu kamar Melyn.

Mendengar teriakan mamanya dari luar kamar sontak Melyn menghentikan nyanyian nya.
"MAMA DIEM DEH INI URUSAN HATI ANAK MUDA, MAMA YANG UDAH TUA MANA TAU RASANYA.. HUAA" Teriak Melyn kencang dan tanpa sadar air matanya mengalir membasahi wajah manisnya.

"mama ga perduli, sekarang buka pintu nya Lyly" ucap Rina , kali ini ia berusaha memutar hadle pintu kamar itu.

Melyn membuka pintu kamar nya dengan penampilan yang jauh dari kata baik, daster motif abstrak yang sudah kusut tidak karuan, rambut seperti rambut singa dan wajah yang sudah seperti tambang minyak itu, menatap mamanya dengan pandangan malas.

Rina terkejut melihat penampilan anak bungsunya itu, ia menatap anaknya dari atas sampe bawah
"masyaallah anak mama yang paling bohay, penampilan kamu udah cocok jadi gelandangan"ucap nya sambil menggeleng geleng kan kepalanya.
"udah deh mama gausah ngehina gitu, buruan ma ada apa Melyn mau tidur" ucap Melyn malas sambil memeluk pintu kamar nya.

Di saat orang lain memeluk pacarnya, Melyn hanya bisa memeluk pintu itu dan... eww Melyn terlihat sangat miris.

"anak gadis kerjaannya tidur terus, buruan mandi abistu bantuin mama bikin kue" ucap Rina tanpa menerima penolakan.
"aaaa mama aku lagi ga pengen ngapa ngapain" rengek Melyn
Rina berdecak, ia sangat jengkel kepada anaknya yang satu ini
"buruan Melyn, pesanan mama banyak ini nanti malem mau di ambil"ucap nya

Melyn melengos malas lalu menutup pintu kamarnya, mambuat Rina yang masih ada di depan pintu itu tercengang lalu menggelengkan kepalanya pelan. Dasar anak itu, kalo ga di paksa ga bakal mau bantuin batin Rina.

30 menit kemudian Melyn baru selesai mandi ia berpakaian santai dengan hanya memakai kaos oversize se paha dan celana yang sangat pendek membuat Melyn terlihat seperti tidak memakai celana.
Ia berjalan menuruni tangga, di tengah tangga ia mendengar suara tawa yang sedikit asing, karena rasa penasaran nya itu ia mempercepat jalan menuju dapur.

Sesampainya di dapur ia melihat mamanya sedang bersama dengan seorang wanita berambut coklat sebahu dan kalo bisa Melyn tebak umurnya sama dengan umur kakaknya.

"ma" panggil Melyn sebari memeluk ibunya dri belakang
"lama banget kamu turunya, sana bantuin kak Manda masukin kue kuenya ke dalam kotak"ucap Rina yang sedang mencuci alat alat bekas membuat kue sambil melepaskan rangkulan Melyn.

Melyn mengerutkan dahi nya lalu tatapannya mengarah pada seorang wanita yang sedang duduk di meja makan dengan tangan yang terlihat sibuk mengambil beberapa kue lalu dimasukkan ke dalam kotak kue berukuran sedang itu.

"dia siapa ma?" tanya Melyn sedikit berbisik kepada Rina
"loh kamu gatau?" Rina balik bertanya
Melyn menggeleng sambil menyipitkan kedua matanya "engga, aku belum pernah lihat dia"
Rina mendengus lalu memukul lengan Melyn pelan "itu istrinya Aryo masa udah dua minggu mereka tinggal di samping rumah kita kamu ga pernah lihat sih" ucapnya di sertai dengusan.

Melyn terkejut mendengar ucapan mamanya, ia sedikit tidak percaya dengan apa yang saat ini ia lihat
Ternyata wanita itu sangat cantik dengan kulit putih mulusnya dan wajahnya yang sedikit memiliki keturunan china, mata sipit, dan bibir sedikit tebal dan terlihat pink natural itu membuat Melyn semakin insecure.

Ternyata istrinya secantik ini, seseorang yang aku kagumi selama ini sudah memiliki tambatan hati abadinya batin Melyn

Rina menatap anaknya aneh, ia terlihat seperti patung

Tok..
Rina mendaratkan centongnya ke kepala Melyn sebari melotot
"ngapain kamu tiba tiba melamun gitu, sana samperin"

Melyn cemberut, ia berjalan ke meja makan sebari mengusap usap kepalanya yang sedikit terasa nyeri
Ia mulai membantu Manda tanpa ada niat memulai obrolan.
Di tengah kegiatanya, Melyn dikejutkan dengan uluran tangan yang berasal dari samping tubuhnya,
Ia perlahan menolehkan wajahnya ke samping kanan. Disana terlihat Manda dengan senyum manisnya yang membuat Melyn terpaku , senyuman itu sangat indah mirip dengan senyuman seseorang yang selalu memenuhi pikirannya selama ini.

"haii Melyn, aku Manda Stevia Andini dan kamu bisa panggil aku Manda" ucapnya sebari tersenyum memamerkan gigi kelincinya yang lucu. Dan itu berhasil membuat tingkat insecure di dalam diri Melyn meningkat lebih dari 100%

Tanpa sadar Melyn menatap Manda dengan tatapan tajam dan mengintimindasi tanpa ada tanda tanda ingin membalas jabatan tangan Manda

Manda yang melihat tatapan Melyn sontak melunturkan senyumanya dan merasa sedikit... takut?

Melyn tersadar dan langsung membalas jabatan tangan Manda
Manda yang ingin menarik uluran tanganya pun sedikit terkejut, namun sedetik kemudian ia kembali tersenyum yang membuat matanya ikut tersenyum .

"Melyn Elliora Camelyn, kakak bisa panggil aku Melyn"ucapnya sambil tersenyum kecil dan mengindari kontak mata dengan Manda.

Manda terdiam , ia mengamati wajah Melyn yang membuat ia salah fokus.
Kulit sawo matang , bola mata berwarna hitam legam dengan bulu mata yang lentik dan ada tahi lalat disekitar dagu membuat ia terlihat sangat manis, belum lagi lesung pipi di kedua pipi Melyn dan postur tubuh tinggi semampai dengan berat badan yang ideal membuat Manda sedikit iri ,menurutnya Melyn mendekati kata sempurna .

Melyn merasa bulu kuduknya meremang karena di tatap begitu dalam oleh Manda, jujur ia takut jika Manda sekonyong-konyong jatuh hati pada dirinya.

"kak? Lo kenapa dah"ucap Melyn heran seraya berusaha menarik tanganya dari genggaman tangan Manda yang sangat erat seolah-olah tidak ada yang boleh melepaskannya.

Manda tersadar lalu buru buru melepaskan tangan itu , ia tersenyum malu "duh, maaf Ly"
Melyn menyengir "gapapa kali kak, mungkin tangan Lyly nyaman buat di genggam hehehe"
Ia berusaha mengusir suasana yang mendadak canggung , mengingat ini baru pertama kali mereka berjumpa dan saling mengobrol.
Manda yang mendengar itu ikut tertawa pelan lalu melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda dengan diselingi mengobrol santai dengan Melyn.

Jalan SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang