Chapt 11 - Diam.

66 1 2
                                    

Hari ini aku sedang malas untuk ke sekolah. aku malas bertemu dengannya. akhirnya aku memutuskan untuk tidak sekolah dan mengurung diri di kamar. Mom membuka pintu kamarku dan membuyarkan lamunanku.

"sayang, kamu gak pergi ke sekolah?" tanya Mom.

"enggak" jawabku singkat.

"kenapa sayang?" tanya Mom lagi.

"malas Ma" jawabku Lagi.

"oh yaudah" kata Mom. Mom hanya tersenyum lalu meninggalkan kamarku.
aku kembali melamun. tanpa kusadari air mataku menetes.

"kenapa lo lakuin ini justin! kenapa lo nyakitin gue! Lo emang gak punya hati!" kataku dalam hati. air mataku terus mengalir. mengalir deras.

"AAAAAAAAA!!!" aku berteriak sambil memukul-mukul kepalaku. untung aku berteriak saat Mom dan Dad pergi jadi nggak kedengeran. cuma ada kak Nick di rumah buat jagain aku. kak Nick masuk ke kamarku dengan rasa khawatir.

"dek lo kenapa?" tanya Kak Nick cemas.

"kak, Gue udah salah milih cowok. gue nyesel!" jawabku masih menangis.

dengan sigap kak Nick memelukku. aku menangis di pelukannya.

tok...tok....tok

suara pintu terdengar sampai ke kamarku. aku melepaskan pelukanku begitu juga kak Nick.

"gue buka pintu dulu" kata Ka Nick.

aku hanya mengangguk. kak Nick keluar kamarku dan segera menuju pintu.

Nick's POV

"dasar gila! berani-beraninya lo nyakitin perasaan adek gue!" kata gue dalam hati.

gue membukakan pintu yg tadi di ketuk. ternyata yang datang sahabatnya Abel. Arin.

"Assalamualaikum kak, Abelnya ada?" tanya Arin padaku.

"Waalaikumsalam, iya ada masuk aja" jawabku dingin.

Arin hanya mengangguk lalu pergi ke atas. ke kamarnya Abel tepatnya.

aku berjalan ke kamarku yang berada di samping kamar Abel. aku menunduk. bagaimana bisa dia nyakitin Abel? pikirku.

"aghh!" kataku sedikit berteriak sambil mengacak-ngacak rambutku.

akhirnya aku memutuskan untuk tidur.

Abel's POV

"Ooo jadi gitu ceritanya dasar laki-laki somplak!" kata Arin.

"hmm" kataku singkat.

"bel lo yang sabar ya.. gue pasti dukung lo kok" kata Arin.

"makasih" kataku.
***
hari ini aku sudah mulai membaik. sudah 1 minggu aku tidak sekolah. tapi Mom sudah meminta ijin ke sekolah dengan alasan aku sakit.

"dek lo yakin mau sekolah?" tanya kak Nick. aaa kakak idaman.. *eh*

"dekkk??" tanya kak Nick lagi.

"eh iya gue udah yakin, lagian udah 1 minggu gk sekolah, ntar ketinggalan pelajaran" jawabku.

"ohh. napa sih lo liatin gue? gue tau gue ganteng tapi gk usah liat-liat gitu" pamer kak Nick. Cih.

"ih gk kali" ejekku.

Mom dan Dad hanya menggelengkan kepala. hihi.
***
Aku sedikit ragu untuk masuk ke sekolah. aku masih takut untuk ketemu dia.

"dek nanti gue jemput lo" kata Ka Nick.

aku hanya mengangguk lalu pergi begitu juga kak Nick.

aku berjalan dengan perasaan cemas.takut. aku takut bertemu dia. cemas dan takutku akhirnya terbukti. aku bertemu dengannya. aku tidak berani menatapnya aku hanya melihat sepatunya. dia berhenti di depanku. aku juga terhenti. aku hanya menutup mataku berharap dia tidak menyakiti hatiku lagi.

Justin's POV

aku bertemu dengannya. aku berdiri tepat di depannya. dia tidak berani menatapku. dia hanya melihat sepatuku.

entah kenapa dari kemarin hatiku tidak enak. aku sudah menyakiti perasaannya. aku tidak tau kenapa aku jadi seperti ini. aku hanya mempermainkannya. bahkan aku menciumnnya. aku merasa bersalah.

"bel" panggilku.

dia tidak menjawab dan langsung pergi. aku buru-buru menahan tangannya.

"gue minta maaf" kataku.

dia melepaskan tanganku dengan kasar dan pergi. dia benar-benar membenciku. aku memang berbuat salah. tapi.. kenapa aku ini? apa aku benar-benar mencintainya? aku hanya taruhan. ingat taruhan! TARUHAN!

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang