Penyerangan?

1 1 0
                                    

*Di perjalanan

“Gimana sekolahmu?” Tanya Anna

“Yah.. seperti biasa” Balas datar Xavier sambil memainkan ponselnya

“Lemas amat yang semangat dong” Ayah Xavier, Derata Kyfer

“Biasa laa Ayah, Xavier emang gitu” Anna sedikit tertawa

“Hahah.. kau benar” Derata mempercepat laju mobilnya

“Gimana pekerjaan kalian?” Tanya Xavier yang berhenti memainkan ponselnya

“Ga ada masalah, lancar seperti biasa” Jawab santai Derata
“Ohya kamu ga mau jadi seperti kami?” Tanya Derata

“Aku sudah menjawab berkali-kali, aku ga mau” -Xavier

“Biarin aja Ayah. Xavier punya kesenangannya sendiri” Bela Anna dengan nada lembutnya

|
|
|

*Sampainya di kediaman Kyfer

Keluarga Kyfer keluar dari mobil tapi saat mau memasuki rumah. Secara tiba tiba mereka sadar ada yang mengintai rumah mereka dan langsung berpencar.

Benar saja, musuh langsung ke luar dari balik semak-semak dan atas pohon.

“Xavier, kau bereskan bagian timur!” perintah Derata sambil melemparkan pistol ke arah Xavier

Xavier mengangguk dan langsung mengambil pistol yang Derata lempar ke arahnya lalu berlari menghampiri musuhnya

Ada sekitar 10 musuh di bagian timur.

Dorr..!!
Dorr..!!

Terjadi adu tembak antara keluarga Kyfer dan bawahan dari keluarga Aruni, musuh mereka.

Bukk.!!

Xavier menendang kencang salah satu musuhnya, dan berhasil membunuh 3 musuh.

Tersisa 7 musuh

“Dasar payah, lawan kita cuma 3 orang!!” Kata salah satu bawahan dari keluarga Aruni

“Cuma 3 orang? Sayangnya 3 orang itu bukan orang biasa” Balas Xavier dengan nada dinginnya

Anna menggunakan cambuk untuk membunuh lawannya. Cambuk itu memiliki gigi runcing di bagian sisi kanan dan kirinya.
Lalu Derata menggunakan pistol dan pisau.
Sedangkan Xavier? Semua senjata dia pakai, termasuk tangan dan kakinya.

|
|
|

Sekitar 2 jam mereka bertarung.

Kenapa ga ada yang melapor ke polisi? Yah karna mereka tinggal di tengah-tengah hutan, jauh dari perumahan warga.

Bertarung di hutan memberi banyak keuntungan bagi Xavier, karena dia dapat bergelantungan dibeberapa pohon untuk menghindari senjata lawan. Bukan hanya bergelantungan Xavier juga bisa berpakour diberbagai tempat, pastinya ajaran Derata. Bahkan memiliki indra yang tajam, seperti penglihatan di malam hari, pendengaran yang tajam, dan insting yang sangat peka terhadap lingkungan sekitar.

Xavier melompat ke pepohonan lalu terjun tepat di atas musuhnya, alhasil kepala musuhnya mengalami retak di bagian tengkoraknya. Lalu menginjaknya sampai darah musuhnya menyebar ke mana mana.

“Kurang ajar kau!!” Teriak salah satu musuh yang masih hidup

“Maaf aja, tapi siapapun yang mengincar kami, hanya nama yang tersisa” Xavier tersenyum licik

Tersisa 3 musuh lagi, lalu Xavier menendang senjata musuhnya, alhasil mereka kehilangan senjatanya.

Xavier berbalik lalu berlari ke arah musuh dan langsung mematahkan semua tangan kiri ada juga tangan kanan musuhnya yang tersisa

“Aakkhh..!!”

“D..dasar brengsek!!!” Musuh berteriak kesakitan.

Setelah mematahkan semua tangan musuhnya, Xavier menendang salah satu kepala musuhnya dengan kencang, alhasil salah satu musuhnya kehilangan kepalanya.

Tersisa dua musuh. Xavier yang ga mau repot langsung mengambil pisau kecilnya, lalu menusukkannya ke jantung musuh.

Tersisa satu musuh lagi.
Musuh yang tersisa, merasa ketakutan perlahan berjalan mundur.

Xavier yang senang karena korbannya merasa takut semakin ingin menyiksanya.
Xavier lalu melempar pisau miliknya dan menancap tepat disalah satu bola matanya.

“S..sialan!!” Kata musuh itu yang mau mencabut pisau dimatanya, tapi Xavier lebih dulu menendang tubuhnya.

Pisau itu terjatuh, tapi diujung pisaunya terdapat bola mata musuhnya yang terlepas.

Yap, bola mata itu keluar dengan paksa.

Lalu Xavier mengambil  pisaunya sambil tersenyum puas, karena koleksinya bertambah satu.

“Tch, gua bikin kesalahan” Sambil menatap pisaunya yang masih ada bola matanya dan bercucuran darah dari bola mata musuhnya itu

Xavier suka mengumpulkan bola mata korbannya, tapi dia benci saat bola mata yang dia incar memiliki kerusakan.

“Ga guna” Xavier melepaskan bola mata musuhnya, lalu menginjaknya hingga hancur.

“Ohya, kan masih ada sebelah lagi” -Xavier memberikan senyuman licik yang membuat musuhnya itu semakin ketakutan

Xavier berjalan ke arah musuhnya itu yang tersungkur, akibat tendangnnya. Lalu menarik rambutnya dan mengambil paksa bola mata yang masih utuh diwajah musuh dengan tangan kosong.

Bola mata musuh itu keluar, tentunya Xavier sangat senang.
Lalu membenturkan kepala korban dengan kencang beberapa kali.

|
|
|

Semua musuh berhasil mereka bunuh.
Derata, dan Anna menghampiri anaknya yang masih sibuk membenturkan kepala musuhnya.

“Xavier, kau belum puas? Ayo masuk” Derata menyenggol tangan anaknya itu

“Kalian duluan, aku mau ke rumah Ferdi” Xavier bangun dari duduknya selesai memecahkan kepala musuhnya itu

“Ini jam 2 malam, lagian teman kamu pasti sudah tidur” Balas Anna dengan lembut

“Aku bisa bangunin dia dan ku nitip ini” Xavier memberikan salah satu bola mata musuhnya ke Derata
Derata menerimanya.

Derata dan Anna tau bahwa anaknya itu mengoleksi tiap bola mata korbannya

Setelah memberikan bola mata musuhnya itu, Xavier pergi meninggalkan orang tuanya. Sambil berpakour ke pohon-pohon

“Huft.. anak mu itu susah banget dibilangin” Derata menghela napas

“Itu juga anakmu. Ayo masuk~” -Anna

Anna dan Derata masuk ke dalam rumah mereka, membiarkan musuh musuhnya di sana.

Keluarga Kyfer menyewa beberapa orang untuk membakar atau mengubur para korbannya.

|
|
|
|
|
|
|
|
|

Xixixi pengoleksi handal💃🏻🕺🏻
Thanks for reading.
LOPE untuk kalian💝

Prince SadisticWhere stories live. Discover now