Ratapan Dosa

67 7 0
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Telinga panjang Jhony naik-turun tak berirama saat dia melompat mengejar para peri musim semi. Pangeran iri dengan Jhony. Walaupun Jhony pendek, tapi dia bisa melompat tinggi dan menangkap peri. Sementara kaki pendek Pangeran tidak bisa melompat setinggi Jhony.

Jhony terkikik girang walau nampaknya para peri tidak senang. Sayap mereka menekuk saat Jhony menangkapnya. Bibir mereka cemberut. Lalu dengan jengkel, salah satu peri mengepakan sayap keras-keras buat menampar hidung Jhony. Peri itu segera melesat kabur bersama peri-peri lain yang terlepas dalam genggaman jemari pendek Jhony. Jhony mengejarnya.

Pangeran menghela nafas panjang. Begitu iri dirinya kepada Jhony yang seekor makhluk magis. Pasti senang rasanya hidup sebagai makhluk yang tak memiliki beban tanggung jawab atas kesejahteraan rakyat, sehingga bisa melompat dengan riang gembira. 

"Bagaimana kalau aku tidak bisa menemukan Mama Rokka?"

Mama tercekat mendengarnya. Kedua tangannya tertahan di udara saat hendak mencabut tanaman obat di dekat akar pohon. Tadinya Mama mau menyahut, "kan aku Mama Rokka?" Yang kemudian segera ia tahan karena teringat dirinya masih bersembunyi.

"Jika aku tidak bisa menemukannya, dan terjebak di tubuh ini..."

Mama berbalik mau menghampiri Pangeran, tetapi goblin jahil mencuri topi kerucutnya lalu kaki pendek mereka berlarian menjauh tanpa arah. Bell melompat mengejar mereka dengan gesit.

"...aku tidak bisa memimpin kerajaan. Dalam tubuh dewasa pun aku tidak cakap. Aku tidak bisa berkuda. Ilmu pedangku masih rendah. Aku tidak suka perang, karena itu memahami strategi perang sangat sulit. Bagaimana jika rakyatku mati gara-gara aku yang tidak becus?"

Pangeran mengomel panjang lebar sementara Mama sedang membetulkan topi yang baru saja diterimanya dari Bell. Topi itu tertekuk dan terlumuri liur Bell. Mama perlu membersihkannya menggunakan sihir lalu membagikan liurnya kepada para peri. Liur Dewa Pelindung adalah bahan baku yang bagus untuk ramuan penyembuh.

"Pangeran," kata Mama sembari mengenakan topi. Kuncir kembarnya seolah menghilang begitu topi masuk di kepala. "Ini kehidupan pertamamu. Kamu pasti akan bingung dengan banyak hal, dan khawatir, dan takut, dan banyak memikirkan hal yang mestinya baru dipikirkan jika sudah terjadi nanti."

Mama mengambil tempat duduk di samping Pangeran yang bermuram hati. Suasana hatinya itu tergambar jelas di wajah.

"Tapi aku perlu mempersiapkan diri atas segala kemungkinan buruk. Aku harus punya jalan keluarnya."

Magical Mama Rokka ( OffGun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang