Drabble #6 Eat Me!

64 9 0
                                    

"maaf membuatmu menunggu, Yongbook.."

Aku menoleh. Mendapati Hyunjin telah berdiri tepat di sofa tempat ku terduduk. Dengan sebuah handuk yang menutupi kepalanya, dan bulir-bulir air terlihat masih menetes dari rambutnya yang basah, menetes membasahi pundak lebarnya yang tertutupi dengan kaos hitam tipis.

Aku menggeleng sembari tersenyum setelah Hyunjin mendudukkan dirinya di sofa yang sama denganku lalu sedikit menunduk dan sibuk mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuk. Aku diam, memperhatikan setiap detail dari dirinya. Tangannya besar dengan semburat otot yang begitu jelas, Hyunjin memang rutin pergi ke gym, meskipun tidak semaniak Chan Hyung atau Changbin Hyung, tapi lengan ototnya semakin hari semakin besar saja kuperhatikan. Pandanganku beralih pada kedua tanganku sendiri, jauh berbeda. Tanganku begitu ramping dan kecil, tak ada satupun otot yang nampak. Telapak tangan ku pasti lebih kecil dibanding milik Hyunjin.

Lalu pundaknya, begitu lebar dan gagah. Tinggi badan kami tak jauh berbeda sebenarnya, ia lebih tinggi sekitar 10 centi dari ku, namun aku terlihat begitu 'kecil' saat di dekatnya. Mungkin itu sebabnya ia begitu nyaman memelukku dan aku merasa begitu aman dipelukannya.

"ada apa Felix?"

Eh? aku sedikit tersentak, Hyunjin menatapku heran sembari mengkalungkan handuknya dileher. "ah- tidak ada apa-apa" jawabku setengah tersenyum dan memalingkan wajahku, menghindari tatapan mata coklatnya yang tajam namun terasa begitu hangat.

Kami saling diam untuk beberapa saat. Aku memperhatikannya dari sudut mataku, Hyunjin merebahkan punggungnya di sandaran sofa dan terpenjam. Nafasnya terdengar begitu tenang, aku tahu dia begitu lelah setelah latihan yang panjang hari ini.

"Hyun..." panggilku pelan. Ia menoleh, masih bersandar. "hmm? apa?"

"kau baik-baik saja?" tanya ku ragu-ragu, Hyunjin mengangguk dan tersenyum kecil. Hyunjin menegakkan tubuhnya dan menggeser tubuhnya menghadapku. Aku terdiam saat Hyunjin mencondongkan tubuhnya kearahku, semakin mendekat sampai bisa kurasakan suhu tubuhnya yang hangat. Tangan kanannya bergerak, menyentuh pundakku. Reflek kupejamkan kedua mataku erat, disertai deru jantungku yang semakin cepat.

"ah... pesanku dibalas-" kubuka kedua mata cepat saat tak kurasakan apa-apa. Memandangi heran Hyunjin yang telah bersandar di sofa, seperti posisinya di awal. Tangannya sibuk memainkan iPhone hitamnya. Apa yang terjadi???? Aku menoleh kebelakang, di belakangku ada sebuah meja kecil. Ada kunci mobil dan sebuah speaker kecil yang biasa Hyunjin gunakan untuk memutar lagu.

"ke-kenapa??" tanyaku pelan, beralih menatap Hyunjin yang masih saja sibuk dengan ponselnya.

"eh? apa" ia malah kembali bertanya, aku menatap ponsel digenggamnya. "Ini?" tanya Hyunjin menunjuk pada ponselnya. "aku mengambil ponsel yang ada dimeja tepat belakangmu.." jawabnya. Apa?? Ja-jadi itu tadi bukan....???

"ah.. begitu..." aku lemas seketika dan menghela nafas panjang.

"ada apa? kau kira aku akan menciummu?" tanyanya lurus, membuatku sedikit terbatuk karena kaget. Dia begitu frontal.

"kenapa wajahmu memerah, Lixie?" Aku menggeleng dan menyembunyikan wajahku.

"kenapa diam hmm? kau ingin ku cium?" tanya nya, meraih daguku dan memaksaku untuk menatapnya. Aku menahan nafas saat pandangan kami saling bertemu, sampai tak terasa bibirnya menyentuh bibirku lembut. Hyunjin memejamkan kedua matanya sembari mendorong tubuhku untuk rebahan di sofa. Aku menurut, memutuskan untuk menutup kedua mataku rapat, menikmati setiap tekanan di bibirku yang begitu lembut dan hangat.

Tak berselang lama, Hyunjin melepaskan ciumannya. Menatapku dari atas sembari tertawa. "kali ini aku akan mengambil jatah 'makan malamku' Lixie..." katanya menekankan kata terakhirnya. Aku tersenyum dan menarik kedua ujung handuk Hyunjin yang terjuntai dari lehernya, kembali meraih bibir penuhnya yang telah membuatku kecanduan. Hyunjin, eat me!!

Drabble HyunLixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang