Chapter 2 🥀

1.1K 20 0
                                        

Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia✨

🕊️Ali bin Abi Thalib🕊️

🕊️Ali bin Abi Thalib🕊️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🥀

Pagi-pagi sekali keluarga Asha sedang sibuk dengan persiapan mereka untuk ke jawa.

Sekarang sudah memasuki pukul 06.00 dan keluarga Asha berencana akan berangkat jam 06.00 tapi Asha belum selesai dari memakai jilbab nya.

"Kak ayo buruan ini udah jam berapa." Pangil bunda Asha yang sudah bawel sejak dari tadi.

"Ini udah selesai kok Bun sebentar aku turun." Jawab asha yang sedang memakai sepatunya.

Semuanya sudah selesai dan mereka pun berangkat ke bandung dari jam 06.30 sampai jam lama karena sangat macet mereka pun sampai di pesantren Al-Hasan tempat pesantren adik Asha.

Tapi sebelum masuk mobil mereka di berhentikan karena kalo masuk ke pesantren itu harus ada izin dan kartu santrinya.

Alhasil karena satpam nya tidak percaya, bunda Asha menelpon sahabat nya yaitu ummi Ratih, dan Zaidan pun datang bersama Nathan adik Asha.

"Assalamualaikum." Salam Zaidan dan Nathan.

"Waalaikumusalam." Jawab semua orang di sana kecuali Asha yang sedang tertidur pulas.

"Mang, ini bunda saya dan ayah saya, mereka datang ke sini dadakan jadi lupa bikin surat izinnya." Ucap Nathan memberi tahu kepada mang Udin dan mang Jaya.

"Ibune Nathan kancane Ummi lan bapake kancane Abi." Ucap Zaidan menambahkan.

"Oh, aku weruh, nuwun, saya ora ngerti." Jawab mang jaya meminta maaf kepada anak pemilik pesantren.

"Nuwun sewu ibu dan bapak, kula mboten ngertos." Ucap mang Udin meminta maaf kepada bunda Nathan dan ayah Nathan.

"Iya tidak apa-apa." Jawab bunda Nathan dengan ramah dan mereka menuju ke ndalem.

Sampai di ndalem bunda dan ayah Asha, Asha di bawa ke kamar Sarah adik Zaidan di bawa oleh Zaidan.

Di kamar Sarah
Zaidan terus memegang tangan Asha dan mencium pipi nya karena rindu.

"Bang udah nanti Asha nya ke bangun." Ucap ummi Zaidan dengan pelan.

"Nggak mau ummi, udah nyaman." Ucap Zaidan kekeh dan terus memandangi wajah sang istri dan memegangi tangannya.

match with a lecturer?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang