다섯

9.6K 480 0
                                    

-votmen syang


••
Jaemin memasuki kelasnya, dan langsung di sambut oleh pelukan haechan.

"Kangen, lama banget liburnya." Haechan menatap jaemin yang hanya tersenyum kecil.

"Hehe, biasalah orang sibuk." Jaemin menaruh tas nya lalu duduk di bangkunya.

Jaemin meminta tolong pamannya agar memberinya ijin ke sekolah untuk libur beberapa hari jaemin beralasan jika dirinya hanya malas, paman jaemin selalu memanjakan jaemin jadi ya di perbolehkan dan mengijinkan jaemin ke sekolahanya

Padahal jaemin tidak sekolah karna masih shock dan stres setelah kejadian itu, dan sekarang sedikit lebih baik dan sedikit lebih tenang.

"Kantin yu, gua belum sarapan, laperrr." Renjun memegang perutnya.

"Yu!, ayo na." Renjun dan haechan pun berdiri dari duduknya dan jaemin juga ikut berdiri lalu menghela nafas menenangkan hatinya.

Jaemin mengikuti renjun dan haechan di belakang, jaemin hanya mendengarkan apa yang haechan dan renjun bicarakan kadang ia sedikit nimbrung jika itu mudah di pahami dirinya.

"Jaemin? bagaimana kabar mu? aku merindukanmu." Salah satu pengikut jaemin di sekolah menoel jaemin, jaemin langsung memelotot kaget, ia kira sudah tidak ada yang mengikutinnya.

Jaemin, haechan dan renjun berlari ke arah kantin dengan cepat, pengikut jaemin yang mengikutinya pun ikutan berlari, tapi mereka melewati arah ke kantin karena belokan ke kantin sangat sulit jadi mereka lurus.

"GUA CAPE!!!!" Jaemin berteriak sambil berlari semua yang bersekolah disana menatap mereka dengan aneh.

"PENGIKUT LO GILA NAAA!!" Haechan juga membalas teriakan jaemin.

Dan tiba-tiba pertigaan lorong sekolah dan mereka berhenti sebentar lalu melihat ke belakang fans jaemin masih mengejarnya.

"Gua kesini." Jaemin berlari ke arah kanan ke arah uks.

"Gua kesini." Haechan dan renjun ke arah kiri ke arah ruang komputer.

Pengikut jaemin berpencar ada yang ke kanan ada yang ke kiri, ada yang berpikir jika ke kanan adalah jaemin dan haechan atau renjun dan ke kiri adalah haechan.

Jaemin melihat ke belakang tidak ada pengikut nya dan jaemin pun menyandarkan punggung nya di samping pintu uks sembari ngos ngos an karena nafas nya yang tidak teratur.

"Jaemin!!!" Pengikut jaemin berteriak jaemin memelotot kaget dan dia bingung harus kemana, pintu uks tiba-tiba terbuka dan ada tangan yang menariknya kedalam lalu pintunya di kunci.

Jaemin merasa aneh dia di peluk oleh laki-laki tinggi dan jaemin pun mendongak dan melebarkan matanya kaget.

"JENO?" Jeno langsung membekap mulut jaemin dan jaemin pun memberontak, jeno membawa jaemin ke kasur uks dan membaringkannya lalu jeno menindihnya di atasnya.

"Berisik, pengikut lo bisa tau." Jeno menekan setiap katanya.

Jaemin pun langsung diam dan tadi nya suara ricuh yang berebut katanya jaemin ada disini tadi, tapi sekarang hilang.

Jeno melepaskan bekapan nya dan menatap wajah jaemin yang penuh keringat.

Jeno mengecup rahang jaemin sekilas, dan jaemin langsung menahan dada jeno, jaemin menatap jeno marah dan kaget.

"Minggir!" Jaemin menyingkirkan jeno dari atasnya, jeno pun menyingkir dan duduk, jaemin pun duduk dengan nafas yang masih terengah-engah.

Jaemin turun dari ranjang uks dan akan berjalan ke arah pintu uks, tapi jeno menahannya.

"Lepas!" Jaemin menghempaskan lengan jeno yang memeganginya, tapi jeno tidak melepaskannya sama sekali.

Jeno menarik jaemin lalu mengunci tubuh jaemin di antara kedua kakinya yang duduk di ranjang uks, jaemin memelotot kaget.

"Lepas jeno!!" Jaemin berontak melepaskan tubuhnya yang di himpit kedua kaki jeno, jeno hanya tersenyum miring yang membuat jaemin tambah kesal.

"Punya gua terus berdiri, kalo inget lo na." Jeno mendekatkan wajahnya ke arah wajah jaemin, jaemin tidak bisa menjauh, tangan jeno ada di belakang kepalanya menahan jaemin.

Jeno mengecup bibir jaemin, lalu mengecup hidung jaemin dan menatap jaemin tajam dan dalam, jaemin sedikit terbawa suasana oleh apa yang jeno lakukan, tapi ia menyadarkan dirinya lagi.

"Sekarang aja gua malah ngaceng na." Jeno tersenyum lebar menatap wajah ketakutan jaemin.

"Ngga! punya gua masih sakit jeno! lo gapunya perasaan hah?!" Jaemin menatap marah jeno yang hanya bisa tersenyum saja.

"Entah perasaan gua kemana." Jeno menurunkan zipper celananya, jaemin hanya menatap jeno takut, posisi jaemin dada jaemin berhadapan langsung dengan penis jeno yang masih terbungkus.

"Kalo punya lo masih sakit, kan ada mulut lo." Jeno tersenyum manis ke arah jaemin, tapi menurut jaemin senyuman itu terlihat gila.

Jeno membuka lapisan celana terakhir dan terlihat penis jeno yang menegang, jaemin menutup matanya dan menjauhkan kepalanya.

"Penis gua ga kecil jaemin, gausah malu."







see you the next chapter

BLONDE BASTARD•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang