~DUA~

73 57 2
                                    

HAPPY READING
........................

***

Dua gadis cantik tengah berjalan di koridor kelas XI menuju kantin terlihat biasa saja tapi lihatlah baik baik kedua gadis itu sedang apa. Yap mereka berdua tengah berjalan sambil melenggak lenggokkan pinggangnya ke kanan dan ke kiri seraya memberikan senyuman dan kedipan genitnya.

Siswa dan siswi SMA LLYN sudah terbiasa dengan hal semacam itu mereka sudah kebal akan tingkah kedua gadis yang sepertinya urat malunya telah putus itu.

"ADUH PARA FANS KU," teriak Karen pada siswa siswi yang berjalan melewati koridor.

Bara atau BARA SEVANO yang melihat tingkah adiknya itu hanya bisa menepuk keningnya sungguh ia merasa heran kenapa mamanya itu bisa melahirkan anak seperti Karen yang sifatnya sangat prik menurutnya. Bara berjalan menghampiri adiknya itu lalu menoyor kepala gadis cantik itu hingga membuat Karen berteriak kesal.

"YA SHIBAL," teriak Karen membuat Bara melototkan matanya.

"Heh ngomong apa Lo sama abang sendiri hah," garang Bara sedangkan Karen sudah bersembunyi di belakang Bulan takut kena amuk sang kakak tercinta.

"Ga ngomong apa apa kok, iya kan Bul," ujar Karen diangguki oleh Bulan.

Nakal nakal begini kedua gadis itu masih takut terhadap Bara karena Bara bisa saja mengadu pada orang tua mereka tentang tingkah mereka kan gawat bisa dipotong uang jajan oleh papi tercinta.

"Lo berdua ga ada malu malunya astaga padahal orang rame," ujar Bara membuat kedua gadis itu menyengir lebar. "Udah sana kalau mau ke kantin jalan yang benar jangan kayak orang gila," lanjut Bara lalu pergi meninggalkan kedua gadis itu yang langsung berlari menuju kantin.

***

Kantin terlihat sangat ramai semua meja sudah penuh diisi oleh murid lainnya. "Tuh kan gara gara di Bara nih kita jadi ga dapet tempat duduk kan," Karen berujar sambil menghentakkan kakinya.

"Yaelah gitu gitu Abang Lo kali," sahut Bulan malas.

"Ini gimana kita makan dimana masa dikelas ogah ah," ujar Karen masa ia sudah capek capek ke kantin malah harus makan dikelas.

Bulan menatap sekeliling kantin meja kantin benar benar penuh kecuali meja yang berbeda di pojok kantin tapi yakali mereka duduk disana yang ada malah ribut si Karen sama Rayyan. Ya meja yang tersisa hanya dipojok kantin tempat anak anak ISCHYROS berada.

"Ren adasih yang kosong tapi emang lo mau?" Tanya Bulan pada Karen.

"Mana," sahut Karen riang sungguh ia sangat lapar sekarang dan tidak bisa ditunda lagi.

Bulan melirik kearah Karen lalu bergantian melirik kearah pojok kantin. "Itu," tunjuk Bulan pada meja para inti ISCHYROS.

"OGAH,"

***

Di meja anak ISCHYROS mereka tengah bercanda sesekali tertawa. "Eh liat deh disana," ujar Geo sambil menunjuk dua gadis yang sedang berdiri sambil melihat sekeliling kantin. Mereka mengarahkan pandangannya melihat arah tunjuk Geo.

"Lah itu kan si Karen sama Bulan ngapain mereka berdiri disitu," heran Rama maklum cowok itu sedikit lemot.

"Eh bloon lo liat semua meja penuh mereka mau duduk dimana, dilantai yakali," ujar Bian entah kenapa ia bisa memiliki teman se lemot Rama mungkin ia khilaf.

"Yaudah suruh sini aja," ujar Rama mendapat pelototan dari Rayyan yang tak disadari nya.

"KAREN BULAN DUDUK SINI AJA," teriak Rama.

"Lah si goblok,"

Karen dan Bulan sedang berdiri menoleh melihat kearah Rama yang memanggil mereka, Karen menunjuk dirinya sendiri dan Bulan diangguki oleh Rama.

"Ayo kesana," ucap Bulan lalu menarik pergelangan tangan Karen menuju meja para mereka.

Karen hanya pasrah ditarik oleh Bulan karena memang tidak ada tempat lain lagi kecuali disana. Saat sudah sampai didepan meja tersebut Rama berucap. "Duduk sini aja ga ada lagi tempat lain kan," ucapnya diangguki kedua gadis itu.

"Aduh calon pacar gue," ujar Daniel mendapatkan tatapan sinis dari kelima sahabatnya.

"Di kaya om om pedofil lo," ujar Gevan pada Daniel.

Setelah itu pesanan mereka sampai secara bersamaan Rayyan mengambil nasi goreng seafood dan jus alpukat. saat ia akan memasukkan nasi goreng itu kedalam mulutnya terhenti karena teriakan Karen.

"STOP"

Rayyan menurunkan kembali tangannya lalu menatap malas ke arah Karen. "Apa?" tanyanya.

"Heh Rayap itu punya gue ya punya Lo itu nasi goreng sosis kenapa lo ambil nasi goreng seafood gue," kesal Karen sembari mengambil nasi goreng miliknya dan memberikan nasi goreng milik Rayyan.

"Enak aja lo ngubah nama gue, nama gue itu RAYYAN, R.A.Y.Y.A.N bukan Rayap," ujar Rayyan mengeja namanya.

"Ga peduli," ujar Karen sambil menyantap nasi goreng miliknya.

"Sabar Rayyan sabar," Rayyan berucap dalam hati sambil mengelus dadanya sedangkan yang lain menahan tawanya melihat Rayyan yang kesal sendiri.

Mereka menyelesaikan makan mereka dengan diiringi perdebatan Rayyan dan Karen yang tiada habisnya sampai bel masuk pun sudah berbunyi mereka selalu saja ribut untung tidak satu kelas pikir mereka kalau satu kelas bisa setres mereka.

***

Karen bersembunyi dibalik sebuah mobil yang berada di parkiran ia berjalan mengendap endap menuju mobilnya saat tiba didekat mobilnya ia segera memasukki mobil miliknya itu sambil tersenyum penuh arti.

Disisi lain Rayyan dan kelima sahabatnya baru saja keluar dari kelas mereka berjalan beriringan menuju parkiran. Karen yang melihat itu semakin mengembangkan senyumnya.

ia mulai menghitung mundur. "Tiga.... dua.... sa-"

"BANGSAT SIAPA YANG BERANI BERANINYA NGEMPESIN BAN MOTOR GUE ANJING," hitungan Karen terpotong saat saat sebuah teriakan yang sedari tadi ia tunggu.

***

"Mampus Lo kualat kan siapa suruh tadi pagi lo ngempesin ban motornya pak Herman kena karma kan lo," ujar Bian menatap kasihan pada sang ketua.

"Salut gue sama tu orang berani bener," ujar Geo sambil mengangguk anggukkan kepalanya seolah bangga.

Tin... Tin...

"Kenapa tuh," tanya Karen pura pura tidak tau.

"Kempes ya ban nya aduh kesian," ujar Karen lalu tertawa.

Rayyan yang melihat itu merasa tau siapa pelaku dibalik semua ini saat Rayyan akan menghampiri mobil Karen gadis itu segera melajukan mobilnya sambil menunjukkan jari tengahnya pada mereka.

"Sialan tu cewek awas aja gue pasti bakalan bales perbuatan dia," ujar Rayyan sedangkan temannya sudah menertawakannya sedari tadi membuat Rayyan semakin kesal.

"Mampus lo, seorang Rayyan dikerjai oleh seorang gadis disekolah," Rama berucap seperti tengah membaca puisi membuat yang lain semakin tertawa.

"Sialan lo" ujar Rayyan sambil melemparkan helm nya kearah Rama.

***

"Puas banget gue ngeliat si Rayyan mukanya kayak mau nelen orang," ujar Karen saat sudah menghentikan tawanya yang tadi pecah setelah meninggalkan sekolah. "Komuknya ya ampun," lanjut Karen sambil mengusap air matanya yang sedikit keluar.

***

NEXT

↓↓↓

RAYYANKARENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang