08

302 26 4
                                    

"Sayang, bunda sama ayah mau ke sini sebentar lagi" Haruto memeluk kekasihnya dari belakang, meletakkan wajahnya di ceruk leher Yoshi untuk menghirup dalam aroma kekasihnya yang khas.

"Oh, okay. Aku masak banyak hari ini. Tapi, bukannya ayah bunda lagi di China?"

Haruto mengangguk, "mereka mau nginap di sini beberapa hari sebelum kita nikah. Setelahnya, mereka bakal tinggal di Kanada"

Yoshi hanya mengangguk paham mendengar penjelasan dari kekasihnya. Dirinya berbalik dan mengecup sekilas ranum merah muda kekasihnya.

"Duduk dulu, aku masih masak" Haruto menurut dan Yoshi melanjutkan acara memasaknya.

Tak lama, bel rumah berbunyi. Salah satu pelayan Haruto membukakan pintu.

"Ini mana sambutannya? Anak nakal itu pergi ke mana?" Tanya Yuta - sang ayah -

"Tuan Muda sedang berada di dapur bersama kekasihnya tuan, mari saya antar ke kamar kalian terlebih dahulu. Tuan Muda memberikan saya perintah tersebut" jelas sang pelayan membuat Yuta dan istrinya mengangguk dan mengikuti sang pelayan dari belakang.

Yoshi sudah selesai dengan acara memasaknya, tinggal menatanya di meja makan saja. Saat Yoshi mengambil dua piring makanan, ada tangan lain yang membantunya,

"Eh, bunda duduk aja. Ini biar yo—"

"Ssttt udah duduk aja santai sana, kamu udah masak. Ini biar bunda yang bawa ke meja makan" potong Jisoo yang dengan cepat mengambil piring yang dibawa calon menantunya dan meletakkannya di meja makan.

"Tapi bunda baru dateng" sedih Yoshi, Jisoo tersenyum.

"Yaudah bareng-bareng deh" akhirnya Yoshi tersenyum membantu Jisoo untuk membawa makanan dan minuman ke meja makan.

Mereka sarapan bersama. Setelahnya, mereka berempat duduk santai di halaman belakang rumah Haruto.

"Tanggalnya udah deket kan? Udah ada persiapan apa kamu Haruto?" Tanya Yuta kepada putra semata wayangnya.

"Udah siap semua lah, Haruto gitu loh!" Jawabnya dengan nada bangga dan menepuk dada kirinya.

"Shombong amat bocah" Haruto tersenyum mengejek membuat Yuta ingin sekali melemparkan gelas yang ada ditangannya jika saja Haruto bukanlah anaknya.

"Nori udah siap sayang?" Tanya Jisoo lembut, semburat merah muda memenuhi pipi chubby Yoshi.

"Siap kok bunda" jawab Yoshi malu-malu, Jisoo mengusak rambut Yoshi dengan gemas. Ah, calon menantunya memang sangat lucu.

"Maaf, tapi anak saya sudah mempunyai pasangan" Yuta menjawab dengan sopan.

"Oh ayolah Yuta, saya ingin menjalin kerja sama dengan perusahaanmu. Sebagai jaminannya, mari kita nikahkan kedua anak kita" manusia yang tidak dikenali Yuta ini tersenyum, sedangkan Yuta menghela nafas lelah.

"Anda ingin bekerja sama dengan saya dengan menjual anak Anda sendiri? How bastard are you?" Yuta memandang sinis, lelaki itu hanya santai dan menyandarkan punggungnya di kursi.

"Ayolah, anak saya cantik. Anak Anda pasti sangat suka dengan anak saya"

"Saya sudah bilang, anak saya sudah memiliki pasangan Tuan. Silahkan pergi dari kantor anak saya" usir Yuta, lelaki tersebut masih keras kepala.

"Hei tuan, tidak ada lelaki setia di dunia ini. Dia pasti akan meninggalkan pasangannya dan memilih dengan anak saya. Iya kan?"

"Satu-satunya lelaki yang tidak setia di dunia adalah dirimu!! Keluar dari ruangan saya! Huang Renjun, bawa dia keluar. Pastikan dia tidak dapat melangkahkan lagi kakinya ke kantor anak saya!!" Perintah Yuta pada tangan kanannya yang sejak tadi diam dan menonton karena tidak diperbolehkan bertindak.

𝑻𝒉𝒆 𝑨𝒈𝒆𝒏𝒕𝒔 𝒂𝒏𝒅 𝑻𝒉𝒆𝒊𝒓 𝑳𝒐𝒗𝒆𝒓𝒔「 Lengkap✔ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang