12

285 22 2
                                    

Jihoon menggigit jarinya, berharap semoga teman dan janinnya baik-baik saja. Dirinya mondar-mandir di depan ruang rawat khusus kehamilan.

Berbeda dengan Jihoon, Jeongwoo mendudukkan dirinya di kursi tunggu dan menunduk dalam.

Suara sepatu yang berlarian membuat mereka menatap ke arah belokan lorong rumah sakit.

"Nori gimana keadaannya?" Haruto datang lebih dulu dengan style nya yang berantakan, Jihoon hanya menatap sinis tanpa mau menjawab pertanyaan Haruto.

"Gue tanya, gimana keadaan nori-"

"Lo ngga liat pintu ruang rawat masih ditutup ha?! Lagian ngapain lo kesini? Ngga punya malu lo abis nyelingkuhin istri sendiri sama tunangan temen lo?" Semprot Jihoon pedas, Haruto mengalihkan pandangannya.

Jihoon berganti menatap Junghwan yang sedang duduk di samping Jeongwoo. "Gue baru kali ini benci sama orang, yang mana itu sahabat gue sendiri. Kenapa lo mau mau aja Junghwan?!"

"Hey hey Jihoonie, calm down babe" Hyunsuk menahan badan Jihoon yang akan menghampiri Junghwan sedangkan Junghwan hanya menunduk takut.

"Kenapa lo mau-mau aja diajak begitu sama si brengsek ini ha?! Kenapa lo ngekhianatin tunangan lo sendiri ju? Kenapa lo ngekhianatin sahabat lo sendiri? Yoshi itu sayang sama lo! Yoshi percaya sama lo! Dan dalam sekejap lo hancurin semua itu dengan perselingkuhan! DIMANA HATI NURANI LO, SO JUNGHWAN!!"

"PARK JIHOON!" Hyunsuk ikut berteriak, membuat Jihoon menatapnya, lantas memeluk tubuh kekasihnya dengan erat.

"Tenang, ini rumah sakit. Nanti lo bisa diusir sama keamanan!"

Nafas Jihoon terengah-engah, hatinya ikut sakit saat sang sahabat dikhianati oleh sahabatnya sendiri beserta suaminya.

Dokter keluar dari ruang rawat darurat, "apakah ada keluarga pasien?"

"Saya suaminya, dok" ucap Haruto, sang dokter mengangguk. "Mari, ikut ke ruangan saya"

Haruto mengikuti langkah sang dokter menuju ruangannya.

"Beneran ngga punya malu" julid Jihoon sambil melipat tangannya di dada, berganti menatap Junghwan dan merotasikan bola matanya.

"Jadi, perasaan ngga enak yang dobby rasain tuh ini..." Gumam Doyoung yang berada di sebelah Asahi, Asahi langsung menoleh ketika mendengar gumaman Doyoung.

"Lo ngerasain juga?" Bisik Asahi, Doyoung mengangguk.

"Tapi, waktu itu Dobby ngga tau kak. Kata kak ajun itu cuma perasaan biasa, yaudah aku abaiin. Eh, beneran terjadi kejadian yang ngga enak" jelas Dobby berbisik juga dan cemberut.

Asahi mengangguk paham, kemudian menoleh ketika Haruto sudah keluar dari ruangan dokter.

"Gimana keadaan Yoshi?" Tanya Jihoon dengan nada dingin.

"Perutnya kontraksi, dia kecapean, stress, dan banyak pikiran" jawab Haruto cepat, Jihoon mendengus.

"Ya itu gara-gara elo!" Jihoon membuka pintu dengan kasar, dan memasuki ruang rawat Yoshi.

"Om Yuta sama Tante Jisoo udah penerbangan kesini" ucap Jaehyuk memberitahu dan menepuk dua kali bahu lebar temannya untuk menguatkan.

Kemudian satu persatu memasuki ruang rawat Yoshi, dimana sang empu sudah siuman sejak Haruto pergi ke ruangan dokter.

»

Pagi harinya, orang tua Haruto sudah sampai di rumah sakit. Jisoo menerobos masuk ke dalam ruang rawat inap menantunya.

𝑻𝒉𝒆 𝑨𝒈𝒆𝒏𝒕𝒔 𝒂𝒏𝒅 𝑻𝒉𝒆𝒊𝒓 𝑳𝒐𝒗𝒆𝒓𝒔「 Lengkap✔ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang