“Tolong dong ini kelas bisa enggak sih diem sehariiiii, aja?” ujar Alika sensi sambil melirik ke pojok kelas, dimana ada gerombolan cowok-cowok yang tengah berteriak heboh bermain game bersama.

“Tauk, pada ngapain sih?” Putri menimpali, namun dengan suara yang hanya bisa didengar Tara dan Alika.

Si ketua kelas menoleh. Bukannya menertibkan kelas, dia juga malah terlihat bergabung bersama mereka, gerombolan cowok-cowok heboh yang ada dipojok sana.

“Hah lo juga sama aja berisik.” ujar seorang cowok yang duduk diatas meja sambil menselonjorkan kakinya. Ia mengenakan kaus hitam, baju seragam putihnya entah ada dimana.

Alika, cewek berhijab itu mengernyit kesal, ia kembali menghadap ke depan, dirinya sedang duduk di meja Tara dan Putri yang berada di barisan paling depan. Namun dekat dengan tembok yang dimana Tara sedang bersandar sambil merebahkan kepala diatas meja dan menutupnya dengan jaket, tertidur.

“Arle nyebelin banget anjir? Mukanya songong.” Alika melirik ke belakang lagi, dan melihat Arle yang tengah memegang handphonenya dengan posisi landscape.

“Masih nyebelin juga Marcel,” sahut Putri, ia melirik kebelakang juga, melihat kearah Marcel yang duduk diatas meja, sebelah Arle.

Alika mengamati Marcel, cowok itu memiliki perawakan yang cukup besar untuk anak seusianya, sama kayak Natta, another titan, Apalagi gosip Marcel sering dibayar untuk taruhan tinju. Cowok itu memang terlihat lebih menyeramkan dibanding Arle yang memiliki tinggi tubuh setara Marcel namun langsing dan juga wajah Arle tipikal cowok bandel dengan seringai ganteng sedangkan Marcel punya wajah yang selalu keliatan ngantuk dan tatapan mata gelapnya bikin siapapun memilih untuk menundukkan kepalanya setiap papasan sama Marcel.

Putri menjetikkan jarinya, membuat atensi Alika sepenuhnya kembali kepada cewek berambut ikal hasil nyatok itu.

Girls, gue punya tea,” bisik Putri yang membuat Alika menajamkan pendengarannya.

“Apaan?”

“Jadi gini, lo tau kan seleb yang temennya Kak Imel alumni, nak inter yang punya vape store deket SMP kita itu?”

Alika mengangguk.

“Gue kan follow dia, dan gue lihat di SG nya kemarin malem dia lagi di club gitu. Dan di videonya, enggak sengaja kesorot Marcel, lagi tepar keknya di sofa ... sama cewek.” bisik Putri hati-hati.

“Itu dia ngapain sama ceweknya?” jerit ngeri Alika tertahan.

“Mana gue tau, cuma sekilas doang. Tapi gue yakin itu Marcel! Soalnya ada Arle juga, tapi si Arle lagi ngobrol gitu.” meski setengah berbisik, Putri menceritakan dengan nada menggebu-gebu.

Seriously? Kok enggak percaya ya,”

I swear to god, gue pengen cerita ke elo tapi lupa. Coba cek aja akun IGnya, kayaknya belom didelete.” ujar Putri, menunjuk handphone yang sedang Alika pegang dengan dagunya.

Alika segera meluncur ke Instagram, meski harus sedikit effort ngeskip SG seleb itu yang hampir jadi titik-titik, sampai ia menemukan video yang Putri maksud.

“Eh iya anjir! Gila ini deket banget dong, senderan. Mana ceweknya keknya juga drunk.”

“Ya kan?”

“Abis begitu mereka ngapain ya?” gumam Alika, mulai berpikir ngaco.

“Ya menurut lo aja gimana, mereka kan udah pada gede.” sahut Tara yang membuat Putri dan Alika kompak menoleh kepadanya yang masih dengan posisi merebahkan kepala dan jaket menutupi tubuh bagian atasnya.

Dibawah Bulan, Pantai dan PasirnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang