10

2 0 0
                                    

Chella;
are u late, Ta?
aku ke supermarket dlu
kamu kalo udah selesai rapat susul aku disana

Setelah membaca chat terakhir dari Chella, Natta melambatkan laju mobilnya dan mencari parkiran di pinggir jalan disekitar supermarket. Saat menemukan tempat yang pas, pandangan Natta tidak sengaja menangkap seseorang yang tidak asing bagi netranya. Seseorang itu sedang jongkok di trotoar, dengan jarak sekitar 20 meter dari mobilnya yang terparkir. 

Natta melepas seatbeltnya dan mematikan mesin mobilnya. Ia turun dari mobil, berjalan mendekati orang itu, Tara. Natta sudah berdiri disebelah Tara, namun cewek yang tengah fokus mengetikkan sesuatu di layar handphonenya dan tidak sadar akan kehadiran Natta yang hanya sejengkal darinya. Sangat aneh dan tidak wajar melihat Tara dengan santainya jongkok disamping selokan yang cukup dalam.

Natta berdehem, barulah Tara mendongak menatapnya. Dengan tatapan template cewek itu jika melihatnya. Entah Tara memang menatap semua orang seperti itu atau hanya padanya, tapi Fandi pernah bilang Tara memang rada sensi dengan anak-anak berprivilege di sekolah, apalagi anak pejabat seperti Natta. Maka dari itu, di kelasnya, hanya ada 3 orang yang tidak pernah Tara ajak bicara; Natta, Marcel dan Arle. Namun baru-baru ini, Natta menangkap interaksi Tara dan Marcel, jadi kemungkinan asumsi Fandi salah.

“Ngapain lo disini?” pertanyaan Tara seolah ini bukan tempat umum yang bisa didatangi siapa saja.

“Enggak ada, lo kenapa disini, Kastara?”

Tara mengernyit bingung, seolah jawaban Natta tidak menjawab pertanyaannya, namun cewek itu kembali tidak peduli.

“Lagi kenapa-kenapa.” jawab Tara datar, ia fokus pada handphonenya.

Natta berdehem pelan, “Kastara, lo geseran dikitdeh, selangkah lagi lo nyebur ke selokan.” ucap Natta pelan.

Tara melirik ke sebelahnya, saking sibuknya cewek itu dengan handphone sampai tidak sadar dimana dia berada. Tara segera bergeser beberapa langkah tanpa mau repot-repot berdiri. Natta ikut bergeser, ia masih berdiri didekat Tara sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

Sekitar satu menit kemudian, Tara mengangkat dering telepon. 

“Luuuuu, lo gimana sih? Lo kan janji mau gue temenin, gue udah mau otw loh. Tadi gue cod an dulu, sekarang lo dimana?”

“...”

“Enggak, lo sekarang dimana? Lo masih di rumah kan?”

“...”

“Enggak bisa Lu. Lo masih percaya aja sama Arle? Dia ngomong apaan aja sih sama lo?”

“...”

“Oke lo boleh pergi, tapi aktifin terus live location lo biar kalo lo ada apa-apa gue tau lo ada dimana.”

Natta menyimak obrolan Tara dengan entah siapa di seberang sana. Kemarin, Tara dan Marcel ngobrol didepan gerbang sekolahnya setelah Marcel ribut dengan Arle, sekarang cewek itu menyebut Arle. Sebenernya Tara sedang ada masalah apa sih? Kok berurusan dengan orang-orang seperti itu.

“Natta!”

Panggilan dari Chella. Natta menoleh dan melihat Chella sudah bersandar pada kap mobilnya, disebelahnya ada 2 kantung kresek supermarket yang dia taruh begitu saja diatas aspal.

“Kastara, gue balik duluan.”

“Oh iya, sok.” ucap Tara melirik Natta sekilas, handphonenya masih cewek itu tempelkan di kupingnya.

Natta berjalan menuju Chella. Chella menyodorkan dua kantong kresek yang segera Natta terima, ia berjalan kebelakang untuk meletakkan kresek-kresek itu kedalam bagasi. Chella sudah masuk kedalam mobil duluan. Sebelum Natta masuk kedalam mobil, ia melihat kearah Tara yang sedang garuk-garuk kepala. Sejak tadi Tara terus-terusan mempermalukan dirinya sendiri dipinggir jalan. 

Dibawah Bulan, Pantai dan PasirnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang