BAB 5 : HARI YANG MELELAHKAN

319 30 4
                                    

Setelah kepergian Nana, Caca langsung mengerjakan apa yang Nana catat selagi mahen rapat, ia juga sempat merapikan meja mahen yang terlihat berantakan, lalu ia kembali ke meja kerjanya yang berada tepat di depan ruangan mahen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah kepergian Nana, Caca langsung mengerjakan apa yang Nana catat selagi mahen rapat, ia juga sempat merapikan meja mahen yang terlihat berantakan, lalu ia kembali ke meja kerjanya yang berada tepat di depan ruangan mahen.

"Hah... akhirnya selesai." ujar Caca sembari merebahkan dirinya di kursi meja kerjanya

"Pak mahen." ujar Caca, ia langsung mengambil posisi berdiri dari posisinya saat mahen datang hendak menuju ruangannya.

"Masuk, saya harus tau jadwal saya selanjutnya." Kata mahen kemudian melanjutkan langkahnya masuk kedalam ruangan.

"Baik pak." Jawab Caca lantang

Caca mengikuti langkah kaki sang bos dengan terburu-buru

Mahen duduk di singgasananya melepas kaca mata baca yang sedari tadi bertengger manis di hidung bangirnya itu, kemudian menggulung lengan kemejanya

"Kamu mau diam saja, atau memberitahu jadwal saya?" ujar mahen membuyarkan lamunan Caca yang ternganga melihat tangan penuh urat milik bosnya itu.

"Ah iya pak, nanti jam 9 bapak ada pertemuan dengan CEO park di kantornya, kemudian anda bisa langsung lanjut makan siang di luar jika ingin, jam 2 ada rapat dengan tim marketing, dan setelah itu bapak free hingga jam pulang tiba.

"Hmm." Gumam mahen membuat Caca bingung.

Caca terdiam di tempat, ia tak tahu harus berbuat apa lagi, jika langsung pergi ia merasa tak sopan, tapi jika di sini terus untuk apa?

"Kau mau berdiri di situ hingga jam pulang kerja?" Tanya mahen sedikit sarkas

"Ah.. ii..iya kalau begitu saya permisi ."

"Saya tidak suka orang yang tidak cekatan, ini peringatan pertama, jika kamu masih seperti ini sebaiknya urus surat pengunduran diri kamu."

Caca membolakan matanya setelah mendengar perkataan mahen.

'apa-apan orang itu cih!' batin caca

"Tunggu sebentar!"

Caca yang baru saja melangkah keluar, kembali berbalik arah, " iya pak ada yang bisa saya bantu?"

"File di atas meja saya mana? Saya belum selesai membaca isinya, kok sudah tidak ada?"

"Ahh... file map biru yang letakan di laci bapak beserta Bolpoin nya."

"Memangnya Nana ada nyuruh kamu beresin meja saya! Kamu jangan seenaknya gini dong, untung itu bukan berkas penting, kalau berkas itu penting dan akhirnya hilang, kamu mau tanggung jawab."

Caca menggeram kesal mencoba mengontrol emosinya.

"Huftt... sabar Caca." gumam gadis manis itu pelan, lalu merundukkan kepalanya meminta maaf.

"Maaf atas Kelancangan saya pak, saya pikir bapak akan bekerja dengan lebih baik kalau meja berantakan bapak tertata rapi." Ujar Caca menekan kata 'berantakan' Sembari tersenyum tipis.

BOSKU CALON SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang