BAB 11 : KABAR BAHAGIA

306 27 0
                                    

"Emmmm anu Caca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Emmmm anu Caca... Emm jika memang ini solusi yang terbaik, dan berdampak positif untuk Hansen kedepannya Caca mau."

"Akhirnya!!!" teriak dua orang wanita Disana membuat semua terkejut.

"Astaga baby, kalian membuat terkejut saja." Tegur Jo pada istrinya.

"Hehehe... maaf ya, Tya selamat akhirnya kita jadi besan." Thenia merangkul erat tubuh tyna, dan di balas pula oleh sahabatnya itu.

"Huhuhu... iya aku senang sekali, akhirnya tidak sia-sia kita berusaha menjodohkan Caca dan mahen."

"Mae... Bubu ..." Ucap mahen dan Caca serentak saat mendengar perkataan tyana, bertanya-tanya apa yang dimaksud oleh ibu mahen.

Tyana yang merasa dirinya keceplosan hanya bisa menggaruk pelan kepalanya yang tak gatal.

"Eh... emmm... Itu... hehehe maaf ya, sebenernya Mae dan bubu sudah berencana menjodohkan kalian sejak acara makan malam di rumah." Ujar tyana mencoba menjelaskan.

Sedangkan Mahen hanya bisa mengehala nafas, bubu dan sifat keras kepalanya itu, memang membuat pusing.

"Mae! memangnya ini zaman Siti Nurbaya, pakai segala jodohin aku sama pak mahen!" Protes Caca yang masih tidak terima dengan rencana maenya.

"Jadi kamu nggak mau nih di jodohin? Mau di batalin aja?" Tanya thenia sedikit memelas

"Eh bukan seperti itu... Caca..."

Tyana yang melihat Caca kelabakan tersenyum riang, "Hahaha... sudahlah Nia, kamu jangan godain menantuku terus."

"Di... hihi di ..." (Didi hihi didi) suara Hansen terdengar, sedari tadi saat diadakan pertemuan kecil ini, ia diungsikan bersama suster di taman belakang.

"Di hihi..." (Didi hihi), suara Hansen melengking, langkah kecilnya Langsung menuju mahen, yang sedang terduduk di singgel sofa.

"Hai Hansen." Sapa mahen pada anak Hendra dan Xena.

Semua orang di buat tertegun dengan apa yang baru saja terjadi, sejak kapan mahen dan hansen sedekat itu?

"baby sini sama mami nak." Ujar Xena mencoba mengambil hansen, namun hansen malah menghindar, dan berlari lebih dekat ke dalam dekapan mahen.

"No .. di hihi di." (No Didi hihi didi)

Akhirnya Tangan mahen terulur menggendong bayi umur 3th itu

"Di sen want eh klim." (Didi hansen want ice cream)

"Sean mau ice cream? okay besok Didi belikan untuk hansen ya."

"No sok di, kalang sen au." (No besok Didi, sekarang hansen mau).

"Kan sudah malam, besok saja ya."

Hansen memeluk erat leher mahen mencoba merayu didinya itu, dan kegiatan dua anak Adam itu tak luput dari pandangan orang-orang yang berada di sana.

BOSKU CALON SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang