2. The Zeta

111 9 0
                                    

"Ugh, menggelikan," ujar Ruby bergidik ngeri.

"Kenapa? Apanya yang menggelikan?" cecar Haris, kedua alis Anna juga terangkat penasaran.

"Dia berani menyebutku sayang! Yang benar saja, kami kan baru pertama kali mengobrol. Apa semua vampir kaya raya genit seperti ini?" omel Ruby.

Situasi ini jauh dari kata biasa. Jangankan diberi panggilan manis, para serigala pria di luar kawanan Glenn mau berbicara dengannya saja sudah masuk keajaiban dunia kedelapan.

Mereka suka mengucapkan sepatah kata 'Ya' atau 'Tidak'. Atau paling tidak mereka mengatakan kalimat sedikit panjang, 'Saya tidak tahu, Yang Mulia'. Sementara itu, para serigala wanita lebih leluasa bersama Anna.

Di titik tertentu, takdir bahwa dirinya ialah satu-satunya keturunan wanita Likaon agak memberatkan Ruby. Gelar Zeta biasanya disandang oleh serigala pria matang, seperti halnya Likaon, sang raja serigala. Pun keberadaan Zeta wanita dibuktikan oleh Ruby. Namun tak bisa dipungkiri, ia perlu menerima hidupnya tidak sama seperti yang lain.

Ada saat-saat Ruby mengharapkan Likaon tidak bertindak bodoh melawan takdir dan membiarkannya dilenyapkan Dewa Zeus, ayahnya sendiri.

Sehingga Ruby tidak perlu mati-matian mengendalikan diri. Tidak perlu takut mengemban menjaga klan. Angan-angan hidup bebas terlampau jauh dari kenyataan.

"Nanti juga terbiasa. Anggap saja ini simulasi saat kau mendapatkan cinta sesungguhnya." Haris menenangkan Ruby.

"Aku ragu bakal mengalami fase itu."

"Ey, semua makhluk ditakdirkan berpasang-pasangan," sela Anna.

Ruby terkekeh canggung. "Ucap seorang Luna yang ditakdirkan bersama Alpha sejak awal."

"Siapa tahu takdirmu bukan si vampir kapitalis, melainkan kekayaannya? Haha mirip-mirip alur cerita di telenovela!" Annaliese balas tertawa

"Tunggu, aku kepikiran dua kata lucu, vampir kapitalis," timpal Anna. Olokannya masih saja berintonasi seperti lulabby manis.

Haris terbahak, sempat melirik spion dalam. "Anna, istilahmu sangat lucu. Di zaman sekarang para manusia menyebut mereka miliuner. Katanya sih, lebih keren."

"Tidak ada yang keren dari sekumpulan penipu ulung," kata Ruby.

Telapak tangan Anna tiba-tiba mendarat di pundak Ruby. "Maaf mengatakan ini, tapi bisakah kamu turunkan sedikit amarahmu? Bukankah peranmu di sini manusia polos dan naif yang mencari cinta sejati?"

"Kenapa kamu berubah padahal sebelumnya ketus sekali padaku?" Ruby menajamkan nada bicara.

Tawa canggung Anna memulai suasana tegang di dalam mobil. Haris auto membungkam mulut, rasanya berada di ambang pertingkaian para wanita berbahaya.

"Aku menghargai pengorbananmu untuk kami. Aku juga suka ide itu. Ayo mari kita lakukan yang terbaik?"

"Anna, jika kamu berharap aku akan sungguhan berkencan dengan pria vampir, jangan repot-repot membantuku. Itu mustahil. Tapi jauh lebih mustahil hubunganku dengan Glenn seperti yang kau takutkan itu."

Hening melanda sampai bunyi roda menggesek aspal. Ruby tak lagi menantikan jawaban. Bukan masalah, yang penting ia merasa telah melakukan sesuatu agar keresahan Anna lenyap.

"Sebenarnyaー"

Suara Anna menghentikan pegangan Ruby di handle pintu.

"Aku tulus mengharapkan keberhasilanmu," lanjut Anna.

Ruby menghela napas disertai senyum tipis, lalu menoleh. "Baiklah. Pilihkan aku gaun merah tercantik."

Tirai tersibak, mengeluarkan seorang ratu yang lain daripada yang lain. Lenyapkan kata anggun, mendayu, juga sopan dari kamus.

Vouszetaeyez: Vampire's Blind Date Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang