4. Perhatian

58 20 14
                                    

HAPPY READING!

❀❀❀

Revan memberhentikan motornya begitu sampai di bangunan dua lantai yang bernuansa modern serta halamannya yang luas.

Revan memasuki rumah yang terbilang mewah itu. Sepi, satu kata yang dapat mendeskripsikan dalam rumah tersebut.

"Eh den Revan udah pulang. Makan dulu yuk, bibi udah masak," ajak Bi Siti yang bekerja sebagai asisten rumah tangga keluarga Revan.

"Makasih bi, Revan udah makan tadi," bohong Revan. Lelaki itu sedang tidak nafsu untuk makan.

"Oh iya bi, kapan mama sama papa pulang?"

"Katanya akhir bulan baru pulang den."

Revan hanya mengangguk angguk mendengar jawaban bi Siti. Revan sudah terbiasa ditinggal kerja oleh orang tuanya dengan waktu lama. Orang tuanya itu selalu mementingkan pekerjaan dibanding anak mereka.

Revan sebenarnya ingin merasakan kehidupan bersama keluarga seperti keluarga lainnya, namun Revan tidak bisa melakukan apapun untuk mengubah pikiran orang tuanya.

Selama ini yang selalu merawatnya jika orang tuanya bekerja pun hanya bi Siti. Bahkan, Revan sudah menganggap bi Siti sebagai orang tua keduanya.

Revan melangkahkan kakinya melewati tangga menuju kamar pribadinya.

Saat ini, Revan sudah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai.

Lelaki itu merebahkan dirinya di kasur kesayangannya. Tangannya bergerak mengambil Handphone nya yang berada di atas nakas.

Pikirannya tertuju kepada gadis yang ia antar tadi siang. Ingin menanyakan keadaan gadis itu, namun rasa gengsi dalam dirinya membuatnya mengurungkan niatnya.

Namun, Revan tidak bisa berhenti memikirkan keadaan gadis itu. Hingga ia memutuskan untuk bertanya melalui chat.

Adell
Terakhir terlihat hari ini pukul 10:43

Gimana keadaan lo del?
Udh baikan?
Klo btuh bantuan, blg gue.

Setelah mengirimkan beberapa pesan, Revan keluar dari aplikasi pesan tersebut.

Tok tok tok..

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Revan. Revan membuka pintu kamarnya, sehingga terlihat bi Siti yang berada di depan pintu kamarnya.

"Ada temen temennya den Revan di bawah."

Revan menganggukan kepalanya mengerti, kemudian ia turun kebawah melewati tangga. Ia menuju ke ruang tamu dimana teman temannya berada.

Disana terdapat Guntur, Erik, dan Fajri yang duduk di sofa panjang yang berada di ruang tamu. Mereka memang berencana untuk bermain di rumah Revan, ini adalah kedua kali mereka ke rumah Revan.

"Lo ga berniat nyiapin cemilan gitu? gue laper nih," ujar Erik begitu Revan duduk di sampingnya.

Revan memutar bola matanya malas. Kemudian ia menuju dapur untuk mengambil beberapa camilan. Setelahnya ia kembali ke ruang tamu dan meletakkan camilan yang ia bawa di meja tepat di depan sofa yang mereka duduki.

"Cie yang lagi deket sama Adel," celetuk Guntur menggoda Revan. Seketika Revan menoleh kearah Guntur dan menaikkan satu alisnya tanda menanyakan maksud dari lelaki itu.

"Udah deh gausah sok keras gitu, tenang gue suport lo kok" kata Guntur yang membuat Fajri dan Erik terkekeh mendengarnya.

"Lo tau Mora gak? gue merhatiin dia kemarin, dia liatin lo mulu anjir," ujar Fajri.

BLOSSOM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang