cast: park jihoon × you
happy reading!.
.
.
Semenjak kejadian 3 bulan yang lalu dimana kamu berhasil 'tertangkap' dan pasti kalian sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, kamu mulai menjadi seseorang yang tertutup bahkan untuk menginjakan kaki keluar rumah pun tidak pernah lagi kamu lakukan.
Semuanya berubah semenjak saat itu, orang tuamu kini tak pernah kembali ke rumah dan membuat mu merasa sedikit lega.
Tetapi tetap saja kamu saat ini masih dihantui oleh rasa 'takut' jika suatu saat orang tuamu kembali dan menyiksamu seperti sebelumnya.
Semenjak saat itu juga kamu selalu merasa mual, tidak enak badan, bahkan pusing yang berkelanjutan. Entah apa yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi dan kamu berharap semoga hal hal yang saat ini menganggu pikiranmu tidak terjadi, seperti hamil, misalkan?
Buru buru kamu kembali menuju kamar mandi saat sesuatu berusaha membuat perutmu kembali bergemuruh "Coba periksa aja kali ya?"
Sementara di tempat lain ada Jihoon yang selalu menanti kehadiran mu sambil sesekali memperhatikan sekitar, tetapi penantian itu tak juga membuahkan hasil, bahkan sampai detik ini kamu tak pernah muncul lagi di kehidupannya dan berhasil membuat dirinya bertanya tanya, 'dimana kamu berada saat ini?'
Sebenarnya dirinya ingin sekali menghampiri mu dan menanyakan kabarmu, tapi itu tak pernah sama sekali ia lakukan hingga detik ini.
Padahal pemikiran buruk yang berkaitan tentang kamu sudah bersarang jelas memenuhi pikirannya, tetapi ia masih saja berusaha menepisnya dan beranggapan bahwa kamu itu 'tidak diperbolehkan untuk keluar' atau memang dirinya sengaja untuk tidak keluar rumah.
Kalau begitu kenyataannya, apa alasannya? Tetapi Jihoon rasa kamu bukanlah anak yang seperti itu, bahkan jika dilarang pun pasti dirinya akan tetap mengunjungi Jihoon walaupun berakhir mengenaskan ketika kamu sampai kerumah nanti.
"Kayaknya hari ini gue emang harus ke rumah dia deh, sumpah perasaan gue gak enak banget," ucapnya pada dirinya sendiri, kaki jenjangnya ia belokan ke salah satu rumah yang ber cat sama dengan cat rumahnya
Alis Jihoon sedikit terangkat kala melihat sekitar rumah kamu yang sedikit terlihat menyeramkan atau dalam artian terbengkalai, namun mengapa bisa seperti itu? Entahlah Jihoon pun tak tau pasti apa dari penyebab ini semua.
"Apa mereka bener bener udah pindah? Tapi kenapa y/n gak ngasih tau gue? Jahat banget sih!" Kesal Jihoon namun tangannya tetap membuka pagar rumah kamu yang kebetulan memang tak dikunci
"Loh tapi pintunya gak dikunci? Pasti ada yang gak beres ini! Tapi apa ya?"
Meskipun ia merasa begitu, tapi tetap saja dirinya melangkahkan kakinya untuk masuk ke pekarangan rumahmu dengan tergesa.
tok... tok... tok...
Beberapa kali Jihoon mengetuknya namun hal tersebut tak kunjung mendapatkan sahutan dari si pemilik rumah. Dirinya semakin yakin bahwa memang ada yang janggal disini! Untung saja pintunya tidak dikunci, jadi Jihoon bisa mengendap-endap masuk ke dalam rumah kamu.
brak... prang... prang...!
"Njir itu suara siapa?!" Jihoon tersentak kaget karna mendengar suara barang yang terbanting atau yang lebih tepatnya sengaja dibanting oleh seseorang
"BRENGSEK... KENAPA MEREKA JAHAT BANGET SAMA GUE?!"
"Demi apa itu k─ YOON Y/N?!" Dengan gerakan secepat kilat ia berusaha mencari asal suara yang amat memekakkan telinga tersebut
Dia tidak bisa mendengar seseorang yang dicintainya sampai mengumpat dan menangis sekencang itu! Maka dari itu dia terus mencari mu sampai benar benar menemukanmu.
Miris.
Satu kata yang bisa mendeskripsikan keadaan kamu sekarang, banyak sekali sayatan di tubuhnya yang seketika membuat Jihoon menjatuhkan air matanya untuk yang pertama kali dihadapan kamu.
Entah mengapa perasaan hancur dan sakit nya Jihoon datang diwaktu yang bersamaan tak kala melihat kamu dengan kondisi yang tidak bisa dibilang baik baik saja itu.
Kemudian kamu mulai mengambil lagi sebuah pisau yang sudah berlumuran darah sejak tadi dan hampir menggoresnya pada ujung lengannya.
Untung saja Jihoon dengan cepat menyingkirkan benda tersebut dan langsung memeluk erat erat tubuh mu, tak perduli dengan darah yang terus mengalir dari sayatan demi sayatan yang berada hampir di sekujur tubuhnya bahkan bajunya pun nyaris lepas dari jahitannya karna saking banyaknya sayatan tersebut.
"JI LEPASIN, GUE HARUS MATI SEKARANG!!" Kamu terus saja memberontak agar Jihoon melepaskan pelukannya namun usahanya sia sia dikarenakan tubuh kecil mu yang tak setara dengan tubuh kekarnya Jihoon
"Lepasin ji, perempuan hina kayak gue gak pantes hidup," kini tangisnya semakin menggema ke seluruh ruangan membuat Jihoon yang mendengarnya merasa teriris seketika
"Istighfar lo y/n, istighfar, lo gak boleh ngomong gitu!"
"Sekarang cerita sama gue, kenapa lo bisa jadi se hancur ini?" Pinta Jihoon yang terdengar seperti memaksa "ayo cerita y/n! Mati itu bukan penyelesaian masalahnya!"
Setelah bercerita, kamu langsung menyerahkan sebuah benda kecil nan pipih yang dimana tertera dua garis biru di tengahnya. Itu juga yang menyebabkan dirimu memilih untuk mengakhiri hidup saja dibandingkan hidup tetapi menderita.
"Udah ji lepasin, gue mau mati aja!" Jujur, hati Jihoon sakit tak kala mendengar kamu bercerita, mengapa mereka setega itu kepada mu?
Berusaha mengusap air matanya sendiri lalu beralih menatap kamu dengan kedua telapak tangan yang sudah bertengger apik di kedua pipi mu sambil berkata,
"Hei cantik, dengerin gue ya! Lo gak boleh bilang begitu cuma karna bayi yang ada didalam perut lo itu, dia gak dosa dan lo gak boleh bunuh dia! Gue ingetin sekali lagi kalau dia itu gak dosa!
Insyallah atas seizin Allah gue bakalan tanggung jawab atas semuanya yang udah dilakuin sama si brengsek itu, gue bakalan nikahin lo besok! Jadi berhenti sakiti diri sendiri ya cantik? Karna lo juga berhak bahagia didunia ini!" Ucap Jihoon panjang lebar, tangannya ia pergunakan untuk menghapus jejak jejak air mata kamu yang masih tertempel secara acak di sana
Mendengar hal tersebut tentu tak lepas dari keterkejutan kamu, memang kamu jelas terkejut karena, apa salahnya dia? Mengapa malah ia yang ingin bertanggung jawab? Sementara orang yang tega bertindak keji seperti itu saja tak sama sekali bertanggung jawab atas semuanya.
"T─tapi ini kan b─bukan salah lo ji, k─kenapa lo yang h─harus tanggung jawab?" Tanya kamu yang berusaha menahan isak tangis yang tak kunjung berhenti
"Karena gue sayang sama lo lah jawabannya. Jadi gue mohon ya? Biarin gue yang tanggung jawab. Insyallah gue bakalan buat lo sama calon anak kita bahagia dan doain gue semoga gue bisa jadi kepala keluarga yang baik dan bisa bawa kalian ke surganya Allah─
jadi lo siap kan menyandang marga gue di depan nama lo, ny. Park?"
end.
don't skip vote and comment after reading this stories, thank you!ー march 14, 2023.
![](https://img.wattpad.com/cover/353137793-288-k689356.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] treasure imagine
Randomcuma hasil tulisan yang di pindahin dan didaur ulang disini. hope u like it all! ー slow update & random typing ! ー sorry for typo(s)! don't plagiarisme please!