Day 1

9.5K 32 0
                                    

"hara sayang!!km drmn aja nak?"

"Aku dimall ma, main trus kelupaan jam" jawab hara tak enak karena berbohong

"Kenapa telepon mama gadiangkat sayang?" Ucap mama masi terlihat khawatir sambil mengelus surai hara sayang.

"Ke silent mama, belom diidupin lagi kan abis dari sekolah"

"Maaf ya ma" lanjutnya

"Iya sayang, tapi lain kali kabarin ya kalo mau kemana-mana"

"Iyaa maa"

"Yauda sana bersihin diri kamu dulu"

Setelahnya lampu ruangan dimatikan, semua pergi ke kamar masing-masing.

****
07.00 Am

TOK TOK

TOK TOK!!!

"ihhh iyaa sabarrrr!!!" Ucap hara kesal krn tidurnya diganggu, ia tahu dia kesiangan tapi biasanya nadia membangunkannya dengan lembut (anak asisten rumah tangga dirumahnya).

Baru membuka pintunya hara kaget krn yang mengetuknya adalah xavier.

Saat reflek menutup pintu, Xavier dengan sigap menahannya.

"Mau ngapain!"

"Buka"

"Gamau"

"Lo berani sama gw?" Tanya Xavier yang membuat hara membeku.

Xavier memasuki kamar hara dan melihat sekitar, sedangkan hara hanya berdiri dihadapannya saat cowok itu duduk.

"Bagus juga kamar lo" ucap xavi yang melihat banyak koleksi miniatur anime di rak dan tempat belajar hara.

"Ngapain kesini " tanya hara menunduk sambil mendekap dirinya sendiri, membuat Xavier menatapnya lekat dengan pertanyaan itu.

Ia bisa melihat piyama hara yang tipis dan terkesan tak muat dibagian atas karena payudaranya terlihat menyembul dibagian atas. Putingnya pun juga mengecap besar.

"Nih"

"Seragam sekolah?jangan bilang?"

"Iya, lo pindah sekolah gw"

"Damn!"

"Gamau"lanjutnya

"Lo pikir gw mau?"

Tanya xavier kemudian pergi.

****
"Kamu, dasi kamu mana?" Tanya seorang cewek yang terlihat galak.

"Ahh, anu kak.. emang seragamnya pake dasi ya?"jujur saja hara tidak tau.

"Sekolah dimana lo, smpe gatau peraturan berseragam? "

"Aku___"

"Berdiri disitu" hara menurut,padahal ia ingin menjelaskan kalau ia murid baru tapi cewek itu keburu pergi.

"Hufft, bau baunya gw bakal dipanggang ni di lapangan sekolah".

Beberapa menit kemudian.

"Tuhkan bener" katanya lemas

"Bener apaan?" Tanya Gea yang ternyata akan menjadi teman kelas hara nanti

"Bener dihukum"

"Ohh, gini mah chill"

"Iyaa buat lo, gw engga" jawab hara sewot"

Gea menatap cewe disampingnya

"Lo sakit ya?"

"Engga, gw cuma kringetan doang"

"Tapi kringet lo ga normal, bibir lo jg pucet bngt"

"Jan bilang gitu entar gw___"

Blom sempat hara menyelesaikan dialognya, tiba-tiba dirinya sudah terhuyung dan digendong seseorang yang entah kemana berlari akan membawanya.

Rasanya mata gw berat bngt, batinnya

"Kenapa ga bilang, kalo lu anak baru?"

" Ga sempet"

"Harusnya lo bisa telpon gw"

"Berharap apa gw sama orang yang ninggalin gw di halte karena gamau satu mobil sama gw"

"Lo mulai berani ya sama gw"

"Gw pusing, lo pergi aja" usir hara pada cowo itu, lalu berbalik membelakangi cowok itu

Cowok itu pergi meninggalkan uks dengan pintu dibanting.

"Buat gw bingung aja"

(kadang kasar kadang baik).

*****
Hara terbangun pada pukul 10.00 am, ia harus pergi ke ruang kepsek untuk segera diantarkan ke kelasnya.

Tok tok tok

"Nak hara ya?"

"Iyaa bu"

"Ibu tunggu dari pagi kamu tidak datang, ibu kira kamu tidak jadi datang"

"Ahh, maaf bu saya malah ketiduran disini"

"Gapapa ibu tau kamu sakit"

"Tapi apa bisa berjalan untuk perkenalan di kelas sebentar? setelahnya kamu boleh pulang "lanjutnya

"Bisa ko bu"

Hara kemudian pergi ke kelasnya yang baru dan memulai perkenalan, namun setelahnya pamit pulang karena ia sedang sakit.

Hara pergi ke halte depan sekolah.

Ia menunggu beberapa menit untuk busway yang akan datang entah pada jam berapa, karena ia tidak hafal jam kedatangan busway.

"Naik" titah seseorang yang baru saja membuka kaca mobilnya.

Hara diam.

Pura-pura tidak lihat.

Tapi cowok itu tidak suka mengulang perkataannya.

"Lepasin gw" hara membrontak, ia masi kesal pada cowo itu yang menurunkannya sembarangan pagi tadi.

Namun saat sudah berhasil di dudukan di mobil, hara menerima tatapan sadis dari xavier yang membuatnya jadi cewek patuh, sekali lagi.

Sumpah nakutin banget, gw takut. Batinnya

Sesampainya dirumah xavi dengan sigap menggendong hara ala bridal, hara ingin mengatakan sesuatu namun urung mengingat tatapan Xavier yang tajam tadi.

"Istirahat". Katanya saat sudah sampai di kamar.

Saat xavier ingin pergi jaketnya ditarik hara

"Mau gw temenin?" Tanya Xavier datar

Hara menggeleng "kalo gw nyusahin, acuh aja sama gw. Ga perlu kaya gini"

Xavier mengerti.

Rasanya xavi ingin mengatakan sesuatu namun urung dan pergi begitu saja tanpa menjawab apapun.

"Ini masi terlalu dini" gumam xavier disela menyetirnya.

****




Xavier Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang