Day 9

3K 16 0
                                    

Hara terbangun dari tidurnya sekitar jam 4 pagi.
Ia bisa melihat bahwa suasana di luar masih gelap.

Ia termenung cukup lama, waktu yang telah ditentukan sudah berjalan lebih dari setengahnya. Ia merasa tak bisa berbuat banyak.

"Aku ga yakin ini akan berhasil"

"Setidaknya aku udah ngumpulin cukup uang untuk ganti rugi juga keahlian yang bisa aku pakai". Ucapnya lirih

Setelahnya hara pergi mandi dan bersiap menggunakan pakaian olahraga, rasanya sudah lama ia tidak pergi olahraga.

Menyalakan mobil, lalu pergi.

_____

Saat ini hara sedang berlari memutari gor, dipacuan lari seperti orang - orang disekitarnya. Gadis itu tak menyangka ternyata ia sudah berlari sejauh 4km jika dicek menggunakan apk olahraganya.

Gadus itu sangat senang, sepertinya olahraga memang dapat mengurangi stres. Hanya awalnya saja terasa berat untuk memulai, tetapi ketika dijalankan ternyata sebahagia itu.

Hara masi memutari gor, bedanya putaran terakhir ini ia gunakan untuk berjalan agar denyut jantungnya kembali beraturan.

"Nih"

"Kak Xavi?"

"Diminum"

Sebenarnya hara kaget, tapi ga heran jika xavier selalu muncul tiba-tiba.
Hara meminum minuman itu hingga tandas.

Tapi sekali lagi tanpa permisi, hara digendong keluar gor

"Kak, apaan si?malu, aku bisa jalan ko!" Ucap hara yang panik, menjadi tontonan orang disekitarnya.

"Jalan keluar gornya jauh, gw gendong biar ga capek".

"Tapi bisakan ngomong dulu" kesalnya.

"Lo pasti bakal nolak"

"Gimana kakak tau aku bakal nolak?gimana caranya kita bisa sefrekuensi kalau hal kecil gini aja gabisa kita bicaraiin? keputusan selalu mutlak dari kakak. Pernah kita ngobrol dan keputusan itu kita ambil bareng-bareng?" Cecar hara saat dirinya didudukan dibangku mobil.

Dengan masi memegang pintu mobil, Xavier masi setia berdiri mendengarkan.

"Aku tau maksud kakak selalu baik, aku tau kakak sesayang itu sama aku. But sometimes keputusan yang kakak buat itu bikin aku ngerasa ga dihargai, karena aku merasa orang lain lebih tau apa yang kakak pikirkan dan apa yang akan kakak lakukan. I hate thats feeling everytime".

"Itu bikin aku buruk, dan merasa ga kenal kakak sama sekali"

"Apa semua orang dewasa seperti itu? mendoktrin dan idealis? Stop lakukan itu sama aku". Ucap hara akhirnya, sambil meraih tangan besar nan hangat milik Xavier.

Xavier menatap hara dalam, sepertinya sekarang ia lebih tau perasaan hara selama ini. Hara benar, selama ini ia tidak pernah bertanya pada hara dan ia selalu berfikir bahwa diamnya hara berarti keputusannya selalu benar.

Xavier menarik tangan hara, membuat nya refleks berdiri dan jatuh dalam pelukan hangat Xavier.

Ia mengusap punggung gadis itu dengan sayang.

*****

"Kalian lagi ngapain?" Tanya hara

"Ehh ra, ada yang heboh nih" ucap mayes

"Apaan?"

"Si bendahara osis, ketahuan cipokan sama sarah"jawab cika heboh

"Akhirnya si kutub Utara kena skandal juga" greget Mayes.

Xavier Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang