16 Mulai persiapan

331 68 19
                                    

☕☕

Jam menunjukan pukul tujuh pagi waktu Indonesia bagian barat, hujan mengguyur keseluruhan kota Jakarta pagi ini dari beberapa menit yang lalu. Suara hujan berjatuhan di atap memanggil siapapun untuk kembali tertidur, namun tidak dengan kedua manusia yang berprofesi sebagai Dokter sedari kemarin malam tak pulang kerumah mereka masing masing.

Senja menatap profile wajah Freya dari samping, pagi pagi sekali tadi ia berpindah gedung dari gedung rumah sakit tempat dirinya bekerja menuju sedikit ke gedung rumah sakit tempat Freya bekerja karena mereka memiliki janji untuk pulang bersama pagi ini.

Mereka berdua saat ini tengah berdiri didepan ruangan para pasien yang tengah sarapan pagi yang di siapkan oleh pihak rumah sakit.

"Mereka kenapa ga sarapan di kamar mereka masing masing?"

Freya menoleh. "Terkadang ada beberapa pasien ga mau sarapan dikamar, memang ada yang terlalu aktif sampai berkeliaran."

Senja kemabli menatap ke depan, mereka berdua kembali melangkah kan kaki mereka menuju keruangan Freya.

"Dia kapan sembuh kak?" Freya sontak mengikuti arah pandang Senja memandang kesalah satu kamar.

Langkah kaki mereka terhenti

Helaan nafas kasar keluar dari bibir tipis Freya.

"Kamu tau kan ga ada penyakit di dunia ini ga bisa hilang, namun tergantung Tuhan dan diri sendiri. Percuma siapa pun Dokter terbaik mengobati namun jika diri sendiri tak mau penyakit itu hilang ya mau bagaimana?"

Senja menatap sendu seorang wanita yang mengaduk aduk makanan dihadapan nya dengan tatapan kosong.

"Depresi psikotik"

"Huh?"

"Dia aku beri diagnosis depresi psikotik satu tahun yang lalu karena mengalami depresi disertai hilangnya kontak dengan kenyataan"

"Contohnya gejala nya halusinasi dan delusi kan?"

Freya mengangguk membenarkan

"Salah satu penyebab nya karena kematian orang terdekat" Lanjut Senja

"Binggo" Freya menjetikan jarinya didepan wajah Senja dengan senyum. "Kematian orang yang banyak berpengaruh dihidupnya membuat dia mengalami depresi psikotik" Lanjut Freya lalu membawa langkah mendekati pintu rawat inap pasien nya itu dan masuk setelah mengetuk pintu, Senja yang melihat itu mengikuti langkah Freya dari belakang.

"Selamat pagi" Sapa Freya dengan senyum melangkah mendekati tempat dimana gadis itu duduk.

Mendengar ada sosok lain di dekat nya membuat gadis yang berambut panjang sebahu sontak nya itu mendongak.

Dia hanya membalas dengan tatapan tanpa ekpresi

"Aku lihat dari tadi makanan nya kok cuma di aduk aduk, kenapa ga di makan?" Dengan lembut Freya mengikat rambut panjang itu dengan ikat rambut nya yang ia ambil di saku celana nya

Freya tersenyum biasanya jika disentuh gadis di depan nya bisa saja mengamuk.

"Ga enak Dokter"

"Ga enak ya" Freya berlutut didepan nya, ia melihat semangkok bubur yang di aduk aduk sedari tadi.

"Kamu mau nya makan apa, biar aku minta orang lain beli untuk kamu" Freya dengan sabar menyuapi bubur untuk gadis itu dan diterima dengan baik mungkin karena dapat bujukan dari Freya.

Senja tersenyum dari ambang pintu pelihat hal itu.

"Mau makan bakso"

"Waduhh si cantik mau makan bakso, emang enak sihh hujan hujan gini makan bakso"

Barista & Idol 2 (Shanra)Where stories live. Discover now