07

2.7K 115 9
                                    

Hai popay, gimana hari jumat kalian hari ini? 

Hehehe maaf ya uploadnya malam karena aing halunya baru lancar di malam hari 

Happy reading and jangan lupa vote nya yaa..........

"Allahu akbar! Allahu akbar!" 

Samar-samar Asya mendengar suara Adzan. Dengan nyawa yang masih di awang-awang, Asya hendak beranjak dari tidurnya. Akan tetapi, ada sesuatu yang menahan tubuhnya, benda itu mengikat pingganggnya dengan erat, bahkan pahanya juga tertimpa sesuatu.

Asya yang masih belum sadar, melepaskan pelukan itu dengan agak kasar karena sang pemilik enggan untuk melonggarkan pelukannya, bahkan membanting sesuatu yang entah apa itu yang menimpa pahanya dengan menendangnya.

Dia kemudian berjalan gontai ke arah kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Di atas kasur terlihat Aksa menatap nanar ke arah Asya yang lupa menutup kamar mandi. Andai saja dia berada di kondisi prima sekarang, pasti dia suda meraung dan merengek karena di perlakukan kasar oleh Asya. Yaps tak salah lagi, tangan memeluk erat pinggang Aysa adalah tangan Aksa dan sesuatu yang menimpa paha Asya adalah kaki Aksa.

Asya sepertinya belum sadar akan kehadiran Aksa, dia malah sibuk menggelar sajadahnya dan menggunakan mukenah, kemudian melakukan solat Qobliah subuh dan dilanjutkan dengan solat subuh. Selama Asya melakukan itu, Aksa hanya mampu menatapnya dengan tatapan aneh, mungkin dia tidak terima karena tak dianggap ada oleh Asya. Sedangkan Asya, masih khusyuk dengan solatnya.

Hingga rangkaian kegiatan solat Asya selesai, dia terkejut ketika melihat bekas darah di lantai yang membeku tepat di depan pintu kamarnya. Asya mencoba berpikir positif dan mulai mengepelnya, sampai saat itu dia masih tidak mengingat bahwa Aksa sekarang sedang memperhatikannya dari atas kasur sembari tertutup selimut tebal karena dia masih kedinginan.

Defenisi ngantuk berat, Asya benar-benar seakan-akan tidak peduli dengan sekitarnya bahkan setelah mengelap darah kering di lantai kamarya, dia dengan santai kembali berbaring di samping Aksa tanpa dosa dan kembali tertidur pulas.

Aksa melongo saat mendengar suara dengkuran halus khas orang tertidur pulas dari Asya.

"Asya," panggil Aksa mencoba mentoel-toel pipi Asya, sedangkan yang di toel malah memunggunginya karena merasa terganggu. Aksa ingin sekali ngambek sekarang pada Asya, namun seperti timingnya tidak tepat. Aksa memilih untuk memeluk punggung Asya dan membenamkan wajahnya di sana.

Matahari sudah menampakkan rupanya dengan jelas, namun kedua insan tersebut masih setia pada posisi mereka, Aksa yang memeluk Asya dan Asya dengan kebiasan tidurnya yang antah barantah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah menampakkan rupanya dengan jelas, namun kedua insan tersebut masih setia pada posisi mereka, Aksa yang memeluk Asya dan Asya dengan kebiasan tidurnya yang antah barantah.

Tok tok tok

Devia berulang kali mengetok pintu kos Asya, namun tidak terbuka. Lagi-lagi, telfon Asya berdering tapi tidak di angkat.

"Kebiasaan banget ni anak kayak kebo, tapi tetap aja hp nya di senyapkan," omel Devia berkacak pinggang di depan pintu kos Asya dan kembali mengetok pintu kos Asya.

MohagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang