28

794 61 10
                                    

Hai hai sayangku semuanya, gimana part sebelumnya puas nggak? Mimin udah nambah loh, jadi ceritanya lumayan lah buat di baca ulang. Baca ulang dulu gih biar nggak tegang-tegang banget, hehehe. Tak henti-hentinya mimin ngucapin terimakasih banyak atas apresiasi dari popay semua. Mimin yakin, mimin pasti nggak nyampe part sepanjang ini, kalau contohnya pembacanya sepi, soalnya mimin tipikal manusia baperan pake banget. Akan tetapi, karena respon positif dari popay semua membuat mimin tambah happy maksimal deh karena ternyata cerita mimin banyak yang minat. Walaupun jujur mimin agak malu juga ngungkapin ke teman-teman mimin kalau mimn itu author, apalagi ceritanya agak ehem, bisa-bisa kena semprot. Woah malah syurhat, intinya thanks banget udah senantiasa nungguin cerita Mohaga ini, semoga aja popay semua menyukai setiap part yang mimin buat. Eh jangan kecewa kalau ceritanya pendek, sebenarnya mimin bakal tambah lagi nanti, jadi rajin-rajin lihat last part.

So, Happy reading dan enjoy








"Asya, Asya," gumam Aksa pelan, suara terdengar samar. Sonata yang duduk di samping Aksa, sontak mendekatkan telinganya untuk mendengar gumaman tak jelas dari bibir Aksa. 

"Asya," ulang Sonata saat menangkap samar-samar kata yang di gumamkan Aksa. Aksa terus mengumamkan nama Asya dengan tatapan yang tidak tenang. Matanya terlihat sangat khawatir melihat kesana sini. Tatapan kosong yang sedang mencari sosok yang selalu datang ke mimpinya. 

Sonata membekap mulutnya sendiri, dia tidak tahan untuk tidak menangis melihat kondisi Aksa yang semakin parah. Bahkan ini lebih kacau di bandingkan saat Kesya meninggalkan mereka. Keluarga Aksa kacau balau, Afdal yang tidak kunjung mendapatkan informasi mengenai Asya dari mulut orang tua Asya, Rendra dan Galio yang tidak kunjung menemukan keberadaan Asya di Semarang dan juga keamaan situs perusahaan yang akhir-akhir ini beberapa kali kebobolan oleh orang asing. Tidak berdampak signifikan memang ke perusahaan, namun tetap saja hal itu membuat Tomion pusing untuk menangani hal ini sekaligus.

"Asya." Aksa tak henti-hentinya menggumamkan nama Asya. Aksa sedang berada di bawah pengaruh obat penenang. Sudah makanan hari-hari Aksa setelah di tinggal Asya mau tidak mau harus menggunakan obat penenang karena jika tidak, Aksa akan terus mengamuk. Bahkan amukannya kali ini benar-benar lebih mengerikan, karena Aksa akan menerjang siapapun yang menghentikannya untuk keluar dari mansion. Keluarganya mencoba menenangkan Aksa dengan memberikannya foto tentang Kesya, namun Aksa malah mengamuk parah. Tomion tidak lagi mengizinkan untuk membiarkan Aksa lagi tanpa penanganan seorang dokter seperti saar Aksa yang ditinggal Kesya.

Sonata juga terkejut karena untuk pertama kalinya Aksa menyebut nama Asya dalam keadaan tidak sadar, karena biasanya dia selalu memanggil nama Kesya. Sudah hampir dua bulan lebih Aksa memanggil nama Kesya. Akan tetapi entah kenapa, hari ini dia malah menyebut nama seorang perempuan yang seakan di telan bumi. Tomion bahkan sudah menelusuri sampai ke tempat-tempat terpencil di Semarang, namun tidak juga menemukan sosok Asya.

Aksa kembali menggumamkan nama Asya dengan gelisah, Sonata hanya mampu menahan tangisnya agar tidak pecah. Air mata perlahan-lahan keluar dari pinggir pelupuk mata Aksa. Makin lama kegelisahannya makin menjadi, bahkan Sonata bisa melihat urat-urat di leher Aksa seakan menjebul keluar dari lapisan kulitnya. 

"Dokter!" Sonata yang melihat kondisi Aksa mulai tidak terkontrol akhirnya memutuskan untuk memanggil dokter. 

Aksa ditangani oleh dokter dan mereka hanya bisa melihat dari jauh, tubuh Aksa yang terus di tusuk dengan cairan penenang, karena hanya itu solusi yang bisa digunakan untuk sekarang. Arumi bahkan tidak kuasa lagi untuk mendakati ranjang putranya terbaring. Aksa yang sudah kurus, bahkan pipinya mulai menirus karena tidak ada lagi asupan makanan yang masuk ke lambungnya. Arumi merasa bersalah karena mempertemukan Aksa dengan Asya, harusnya dia tidak harus terburu-buru memperkenalkan mereka.

MohagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang