20

1.8K 78 0
                                    

Hy popay ku tersayang. Mohon maaf ya kalau part sebelumnya ngegantung, sebenarnya Mimin kemarin belum selesai ngedit kayaknya salah pencet dan malah terpublikasi. Tapi tenang aja, Mimin udah perbaiki dan silahkan di baca ulang lagi yaa😉😉😉, Happy reading

🪱

"Aksa, Mama mohon tidurlah nak," bujuk Arumi. Sekarang sudah jam 3 subuh, namun Aksa masih saja sibuk di depa laptopnya. Dia sedang melacak keberadaan Asya, melalui mobil yang di duganakan Alm. Rafael untuk menjemput Asya.

"Ma, gimana aku bisa tidur nyenyak, sedangkan Asya masih belum di temukan keberadaannnya," sanggah Aksa yang masih terpaku pada layar laptopnya, memeriksa email yang dikirimkan anak buahnya padanya.

"Mama yakin Asya baik--"

"Bagaimana cara Mama mengetahui Asya baik-baik saja?!" seru Aksa yang sudah muak dengan omelan Arumi yang menyuruhhya untuk istirahat sedari tadi.

"Mama hanya mengkhawatirkan kesehatanmu, nak," lirih Arumi menatap Aksa dengan tatapan sendu.

Arumi mengerti bagaimana perasaan Aksa sekarang, namun dia juga tidak bisa mengabaikan kesehatan putranya. Aksa baru saja sembuh dam dia harus butuh banyak istirahat.

"Maaf Ma," ucap Aksa seraya bangkir dari kursinya dan alangsung mendekap sang Mama.

"Maafkan Aksa yang malah membentak Mama," lanjut Aksa sembari mengecup ubun-ubun Arumi.

"Mama juga minta maaf sayang," lirih Arumi.

"Aksa sangat berterimakasih pada Mama karena mengkhawatirkan Aksa. Tapi Ma, Aksa harus mencari keberadaan Asya. Aksa nggak mau Asya bernasib seperti Kesya. Aksa nggak mau kehilangan orang yang Aksa sayangin lagi Ma," ungkap Aksa memberikan pengertian pada sang Mama.

"Mama nggak perlu khawatir, Aksa bakal mebjaga kesehatan Aksa Ma," lanjut Aksa meyakinkan sang Mama kalau dia akan baik-baik saja.

"Baiklah sayang. Jangan lupa tidur,ya," ujar Arumi yang mengalah untuk kesekian kalinya. Arumi sangat tau bahwa dia tidak akan menang jika berdebat dengan putranya ini, karena Aksa pasti selalu punya cara untuk meyakinkan sang Mama akan keputusan yang dia ambil.

"Nah, sekarang Mama tidur ya, Aksa akan tidur setelah mendapat email terkahir dari Kak Ogi," tutur Aksa dan langsung dituruti oleh Arumi.

Setelah kepergian sang Mama, Aksa kembali terpaku pada laptop di hadapannya. Dia benar-benar kesal dengan kualitas para bawahannya karena tidak bisa melacak keberadaan mobil dan juga identitas dari orang yang membawa Asya pergi.

"Aku sangat yakin bahwa dia pria yang sama dengan pria yang menenui Asya di malam hari," geram Aksa meremas pegangan kursi dengan kuat.

"Asya kamu di mana sayang," lirih Aksa sembari menatap langit-langit kamarnya.

Ting

Sebuah nontifikasi email baru muncul di layar laptop, email tersebut berasal dari Ogi. Email yang dia tunggu sedari tadi dan akhirnya muncul juga.

Aksa langsung memperbaiki posisi duduknya. Dia membuka email tersebut dan ternyata email tersebut mampu membuat Aksa bernafas agak lega. Email tersebut berisi tentang lokasi mobil yang membawa lari Asya.

Drtt Drtt
Handphone Aksa bergetar dan nama Ogi terpampang jelas di layar benda pipih tersebut. Akaa langsung mengangkat panggilan dari Ogi.

"Apakah kamu sudah melihat emailnya? Apakah kami harus mendatanginya malam ini?" tanya Ogi saat telponnya tersambung.

MohagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang