𝗗𝗢𝗢𝗥 𝟬𝟯 - ITOSHI RIN

2.9K 144 3
                                    

Request dari HarukkaYin
Warning: none

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

PAIRING:
ITOSHI RIN X YOU
[ BLUE LOCK / LEMON]

PAIRING:ITOSHI RIN X YOU[ BLUE LOCK / LEMON]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Akhir pekan di musim semi adalah waktu yang pas untuk piknik dan bersantai. Duduk antara pohon sakura yang tengah mekar. Menikmati angin sejuk dari sisa-sisa musim dingin, diselimuti cahaya hangat dari matahari. Tapi sayang sekali rencana liburan hari itu hancur saat hujan turun tanpa ampun.

Rin duduk bertopang dagu di jendela selama dua jam, mengamati air yang mulai meninggi dan awan mendung yang tak juga pergi. Padahal dia sudah menyiapkan makanan dan permainan yang akan mereka mainkan di dalam keranjang besar. Lengkap dengan kamera dimana mereka ingin mengabadikan momen yang langka.

Sang ravenette menghela napas panjang. Raut wajahnya yang senantiasa dingin kini merenggut sedih karena rencana yang berantakan.

[Name] yang duduk di sofa setia mengamati tingkah laku kekasihnya. Cukup lucu memang, mengingat Rin jarang sekali cemberut jika bukan karena hal besar. Pria manis itu pasti sangat menantikan piknik mereka kali ini.

[Name] tersenyum lembut memikirkannya. Dia beranjak dan berjalan ke dapur sembari menenteng perlengkapan piknik mereka. Setelah membereskannya, dia kembali ke ruang tamu setengah jam kemudian dan masih mendapati kekasihnya melihat ke luar jendela.

Si surai hitam memeluknya dari belakang. Menghirup lehernya dan berkata, "Ayo pindah." Rin menggelengkan kepala, memelototi air hujan yang tak juga menunjukkan tanda-tanda reda.

"Kau tidak lelah?" Rin kembali menggeleng tegas. [Name] tak punya pilihan selain langsung menggendongnya. Rin yang terkejut spontan melingkarkan tangan pada leher si surai hitam, melotot tajam hendak melayangkan protes, tapi [Name] lebih dulu menyela dengan kecupan.

"Hujannya tidak akan reda walau kau melotot sampai malam," canda pria itu membawa kekasihnya menuju halaman belakang.

Rumah [Name] masih menggunakan gaya Jepang lama, dinding dan lantainya dibuat dari kayu yang dipoles halus. Halaman belakangnya cukup luas, dengan satu gazebo di tengah yang disambungkan oleh jembatan beratap. Pilar-pilar di sampingnya digantungi lampu minyak.

Kelopak bunga dari pohon ceri di sudut halaman jatuh dan mendarat di kolam kecil berisi ikan hias. Jika dilihat lagi, pemandangan ini tak jauh berbeda dari apa yang dibayangkan oleh Rin tentang piknik impiannya.

Karena itu, saat melihat selimut besar digelar di dalam gazebo dengan segala macam makanan dan minuman di atasnya, mata Rin yang sebelumnya redup kini berbinar karena rasa antusias.

Dia menatap [Name] yang tersenyum ke arahnya. "Untuk sementara seperti ini dulu tidak apa-apa, kan? Lain kali kita piknik di luar, oke."

Rin yang tak pandai berkata-kata hanya bisa memegang sisi wajah [Name] dan mencium pipinya. "Terima kasih," ujarnya tersenyum tipis.

𝗛𝗢𝗧 𝗟𝗜𝗡𝗘 .𝗼𝗻𝗲-𝘀𝗵𝗼𝘁𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang