Isu Pertama; Pembajakan di Mall

13 1 0
                                    

*By Tony*

Ce, ce... klik, srek, srek. Terdengar bunyi papan keyboardku yang ku mainkan dengan setengah sadar.

"Akh.... Tuan, ini sungguh tidak adil. " Terdengar teriakan dari ponsel pintar ku.

Kedubrak, tanpa sadar aku menjatuhkan monitor komputerku. Dengan masih setengah sadar aku pun mencoba untuk melihat sekeliling. Kemudian aku pun berdiri dan melihat monitorku telah jatuh ke lantai.

"Reno lihat yang kau perbuat. " Ucapku kesal kepadanya.

"Habisnya tuan terlalu jago, masa setengah sadar aku masih tidak bisa mengalahkanmu. " Balasnya kembali tidak mau kalah.

Aku pun hanya terdiam mendengar tanggapannya. Oh ya Reno ini merupakan Ai yang terinstal di ponsel pintar ku, dia memiliki kecerdasan dan kepribadian di luar nalar seakan dia bukan data yang di program. Aku pun tidak tau siapa yang mengirimnya karena suatu pagi saja tiba-tiba ponsel pintar ku tersebut telah terinstal dirinya secara otomatis seakan ada yang mengirimnya kepadaku.

"Ya sudahlah, coba buka beberapa toko online dan carikan aku monitor yang semirip. " Pintaku kemudian kepadanya.

"Baik tuan. " Balas Reno dengan sigap.

Aku pun kemudian duduk sambil memegangi monitorku tersebut yang telah retak, sambil memperhatikan layar ponselku yang di gerakkan oleh Reno secara otomatis. Ini bukan kali pertama aku melihatnya jadi wajar bila aku sudah tidak kaget, namun masih saja aku senang memperhatikan Reno yang asik menggulir setiap beranda yang ada di ponselku tersebut secara otomatis. Beberapa platform belanja online telah di bukanya namun masih saja tidak ada hasil yang dia berikan kepadaku.

"Ayolah ren..., aku membutuhkan monitor itu secepatnya, bukannya kamu tau nanti malam aku ada kerjaan yang harus di selesaikan. " Sergaku kepadanya.

"Oh ayolah tuan, ini masih pukul 2 pagi mana ada toko online yang bisa mengantarnya hari ini juga. " Jawabnya sambil berhenti menggulir beranda, dan menunjukkan emot kesal kepadaku.

"Lalu bagaimana pekerjaanku nanti malam???, kamu harus bertanggung jawab. " Jawabku setengah kesal kepadanya.

"Cih, apa peduliku terhadap tugasmu. Lagi pun ini bukan sepenuhnya salahku. " Belanya setengah mengejekku.

"Ka..., kau. " Aku pun tak bisa berkata-kata mendengar jawabanya.

"Kalo tuan memang membutuhkannya untuk hari ini kenapa tuan tidak mencoba sekali-kali keluar untuk membelinya?. " Jawab reno kembali memberi saran.

Aku pun terdiam dan melihat sekeliling, ku lihat jam dinding di kamarku menunjukkan jam setengah 3 pagi.

"Hufht..., . " Aku menghela nafasku, pikirku kesal kenapa harus rusak layar monitorku tersebut di hari yang aku butuhkan.

Aku pun tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Reno juga karena apa yang di katakan nya itu benar. Mau tidak mau aku harus keluar kalo membutuhkannya untuk pekerjaan hari ini.

"Ya sudah bangunkan aku jam 7 pagi nanti, sekarang aku mau tidur. " Setelah menyuruhnya membuat alarm akupun langsung merebahkan diriku di tempat tidurku.

" Ok siap. " Jawab reno kembali.

°°°

"Tuan tidak ada yang ketinggalan kan???. " Terdengar suara reno di saku jaketku.

Aku yang masih memakai sepatu hanya mengihiraukannya tanpa memberi jawaban kepadanya. Dengan pakaian yang serba tertutup yang hampir menutupi semua badanku, bahkan aku juga memakai masker agar tidak ada yang melihatku. Selesainya aku memakai sepatu aku pun menghampiri mobil yang terparkir di depanku.

"Dengan mas Antonio?. " Terdengar pertanyaan yang keluar dari kaca pintu mobil yang baru di turunkan.

Aku pun hanya menganggukkan kepala dan spontan pintu penumpang pun di bukakan untuk ku. Aku pun masuk dan duduk di dalam mobil tersebut. Mobil pun kemudian beranjak jalan perlahan setelah aku duduk apik di dalam mobil tersebut.

"Berhentinya di depan mall itunya mas?, atau mau saya antarkan sampai dalam mas?. " Tanya driver mobil online tersebut padaku ketika kita hendak sampai ke tempat tujuan yang telah ku pesan tersebut.

"Oh iya mas, antar di depan mallnya saja. " Jawabku singkat sambil masih memainkan ponsel pintar ku.

Memang jarak rumahku dengan pusat perbelanjaan tidak terlalu jauh juga, kurang lebih hanya memerlukan waktu 15 menit untuk kesana menggunakan mobil. Sesampainya pun di depan mall mobil langsung berhenti dan aku pun langsung keluar mobil dan meninggalkan mobil tersebut, karena memang aku sudah membanyarnya secara virtual.

Seperti biasa keadaan di mall sangat ramai dan sesak. Sangat banyak orang berlalu lalang disana entah itu ada keperluan seperti belanja dan bekerja atau hanya sekedar berjalan-jalan. Aku pun tak menghiraukannya, dan hanya asik berjalan ke toko elektronik yang ku tuju sambil beberapa kali melihat ponsel pintar ku.

Sesampainya di toko tersebut aku pun langsung masuk dan menscan barcode yang ada di dekat meja kasir dan kemudian duduk di bangku tunggu yang ada di situ. Aku duduk di ujung bangku dimana itu tempat yang paling sepi di situ.

"Pesanan nomor 29 atas nama Antonio. " Panggil seorang kasir tak berselang lama kemudian.

Aku pun langsung berdiri menghampiri meja kasir tersebut. Dan menerima kotak bungkusan yang di sodorkan oleh kasir itu kepadaku.

"Silahkan di cek terlebih dahulu kak barangnya, sudah sesuai atau belum?. " Kata kasir tersebut sambil menyodorkan bungkusan itu kepadaku.

Aku pun langsung mengeluarkan monitor yang masih terbungkus di dalam kotak tersebut. Melihatnya dan memutar balik monitor itu untuk mengeceknya. Setelah puas mengeceknya aku pun langsung menganggukkan kepala tanda puas dan kasir pun merespon dengan sigap dan ramah.

"Baik kak kalo begitu saya masukkan ke dalam tas belanjanya. " Pintanya mengambil monitor tersebut dan memasukkan ke dalam bungkusnya kembali dan memasukkanya ke dalam tas belanja yang cukup besar.

Aku pun langsung mengambil tas belanja yang telah di siapkan itu kepadaku dan langsung beranjak meninggalkan tempat tersebut karena memang aku sudah membanyarnya.

"Akh..., tolong jangan apa-apakan anak saya. " Terdengar teriakan seorang wanita tak jauh dari hadapanku.

Tampak segerombolan laki-laki berpakaian jas serba hitam lengkap dengan kacamata hitamnya sedang mengikat beberapa orang di sekitar situ. Tiu...., bret bret bunyi nyaring alarm keamanan mall ini pun berbunyi sontak orang-orang yang di dalam mall yang tidak tau keadaan itu pun serentak kaget dan mendadak rusuh berusaha keluar dari mall itu. Begitu juga denganku walau aku baru menyadarinya ketika mendengar jeritan tersebut dan bahkan belum sempat terpikir apa yang sedang terjadi tiba-tiba pintu keluar semua mall telah tertutup rapat dan tidak bisa terbuka. Banyak dari beberapa orang yang sudah berusaha mendorong paksa pintu-pitu kaca tersebut tapi usaha mereka sia-sia karena troli besi nya juga terturun dan mengakibatkan mall tertutup rapat dari dalam bahkan cahaya dari luar pun tak bisa masuk.

°°°

Kutukan atau Berkah ; Petualangan akhir sembilan remaja terkutuk yang di berkahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang