"Kenapa kamu takut?, bukan kamu juga sama seperti kami. " Balas Moris kemudian.
Aku hanya bisa ketakutan melihat mata semua orang di situ. Mata-mata mereka semua menyalah menatapku. Namun kemudian mata-mata mereka kembali seperti semula.
"Jangan begitu ris, mungkin dia sepertiku. " Ucap Nona Lusiana sambil menyuruput tehnya kemudian.
"Tidak semua orang senang dengan berkah ini sepertimu ris. " Sambungnya lagi.
Semua orang di situ hanya tertegun mendengar perkataan Nona Lusiana. Tak luput juga denganku.
"Me, memang apa ini?, apa yang kau maksud dengan berkah?. " Tanyaku penasaran.
"Berkah, rona mata yang bersinar atau yang kita sebut Tuna Tetra. Itu merupakan suatu Berkah dimana matamu mengalami kelainan yang berupa rona mata yang bersinar. " Jelas Ben.
"Ya setiap mata yang bersinar itu memiliki warnanya masing-masing sesuai dengan kelainannya, seperti mata kejujuran milik Ben, mata kebohongan milik Moris, mata pemurung milik Belle, dan mata pesona milikku. " Terang Nona Lusiana kemudian.
"Lalu bagaimana dengan diriku. " Kataku sedikit meneteskan air mata sambil melihat kearah mereka dengan muka putus asa.
Semua orang di situ mendadak takut melihatku, ya benar mereka sangat ketakutan melihatku seperti melihat mahluk yang sangat menakutkan.
°°°
2 tahun lalu...
*By Luca*
Ku elus rambut bagian belakang kepala lelaki yang menggengam tangan kiriku ini, sambil terus melihatnya. Ntah kapan dia sudah ada di sini, yang ku tahu saat ku sadar dia ada di sampingku.Tidurnya terlalu pulas, mungkin karena dia sudah bergadang menjagaiku semalam.
" Hoahmm..., jam berapa ini. " Ucapnya saat sadar dari bangunnya, tak luput dengan menguapnya menandakan tidurnya yang cukup pulas.
"Eh Nona manis selamat pagi?. " Ucapnya kemudian dengan senyum lebar saat menoleh padaku.
Aku pun membalas senyumnya, dengan sedikit meneteskan air mata bahagia.
"Ih... Cup cup cup, Nona cantik ndak boleh menangis. " Ucapnya kemudian sambil menyapu air mataku.
Iya, dia Antonio. Dia teman sekelasku yang sangat periang. Dia selalu berada di sisiku, ya mungkin karena kita berasal dari panti asuhan yang sama dan lagi pun hanya dia teman seumuran ku di sana.
Tapi sekarang dia sudah tidak tinggal di panti asuhan. Karena selang waktu yang lalu sebelum kita masuk SMP dia telah di angkat oleh keluarga Kato sebagai putranya.
Ya walaupun begitu dia masih tetap sering berkunjung ke panti asuhanku, walaupun kurasa itu tidak perlu, karena lagi pun kita juga sekelas.
Tahun ini adalah tahun terakhir kita sekolah. Namun mendadak sakitku menjadi lebih parah hingga mengharuskanku di rawat di rumah sakit.
Sakit kanker hati yang ku derita dari kecil ini sekarang sudah menjadi kronis, mungkin karena baru di ketahui saat penyakitku sudah parah dan tidak mendapati penanganan yang tepat membuatku harus menjalani operasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan atau Berkah ; Petualangan akhir sembilan remaja terkutuk yang di berkahi
Fantasybagaimana bila kekuatan yang kau dapatkan menyiksamu dan orang-orang yang menyayangimu, seakan berkah itu merupakan sebuah kutukan yang manis.