Semua itu terjadi ketika Raynaldovic Alaric yang merupakan Kakak tingkatnya mengajak Gebi, teman kuliah Sofia untuk menghadiri event badminton yang diadakan oleh EDSA departemen seni budaya dan olahraga.
Gebi menyetujui ajakan Raynald kemudian mengajak Sofia untuk bermain badminton. Tentu Sofia menerima ajakan Gebi, gadis itu sangat menyukai olahraga badminton.
Sore hari sinar matahari tak secerah biasanya. Gebi dan Sofia telah tiba dilokasi. Terlihat Raynald yang baru saja tiba dengan motornya.
"Masuk aja dek, semua lagi main badminton di dalam"
Sofia dan Gebi saling pandang sebelum memasuki GOR badminton. Di dalam sanad terdapat banyak kating yang tidak dikenal oleh mereka. Ada yang sedang bermain, hingga hanya duduk sembari menonton. Tidak ingin berdiri lama sembari berkutik pada pikirannya, mereka pun berjalan ke arah para kating yang saat ini menatap mereka.
"Angkatan 23 yang lain mana?" Tanya salah satu kating yang tidak dikenal
"Mereka punya kesibukan sendiri kak" Jawab Gebi kemudian duduk disisi Sofia
Sofia menatap sekeliling GOR tersebut hingga matanya terhenti di Raynald yang berjalan kearah mereka dengan membawa 2 raket.
"Ayo main, kamu sama aku sedangkan temanmu itu sama cowok baju putih disana" Ucap Raynald kepada Gebi
Gebi dan Sofia meraih raket tersebut lalu beranjak kearah lelaki berbaju putih yang sedari tadi menunggu mereka.
"Hi" Lelaki berbaju putih itu menyapanya, membuat sang empu sontak menatapnya. Mata itu, membuat jantungnya berdetak tidak karuan
'Sofia, ada apa denganmu?'
Gadis itu bertanya-tanya dalam hatinya
Matanya terpukau menatap tatapan lelaki itu bagaikan hipnotis. Ia megangguk perlahan, sebelum membalas sapaan lelaki itu
Permainan pun berlangsung hingga 30 menit berlalu, Gebi dan Raynald memenangkan permainan itu. Lelaki berbaju putih itu menatap Sofia kemudian tersenyum kembali.
"Maaf ya dek"
Ya Tuhan, Jantung ini semakin meronta ronta ketika mendengar suara lelaki itu. Apakah ini tanda ia menyukai lelaki berambut brokoli itu?
"Iya kak gapapa" Balas Sofia dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya
Tidak, seharusnya ia marah karena penyebab kekalahan berasal dari lelaki berbaju putih itu. Apalah dengan jantungnya yang tidak bisa diajak bekerja sama. Bahkan saat ini ia masih belum mengetahui nama dari sosok lelaki berbaju putih serta berambut brokoli itu, bagaimana bisa ia menyukai lelaki yang baru saja ia temui?
Gadis itu menarik nafasnya dalam dalam kemudian menghembuskannya dengan perasaan campur aduk. Jantungnya terus saja berdentum kencang namun ia berusaha untuk bersikap seolah tidak terjadi apa apa supaya Gebi tidak curiga dan berujung tatapan intimidasi. Aneh jika ia menceritakan perasaannya kepada Gebi tanpa mengetahui asal usulnya
"Kamu tau ga kating yang tadi setim sama aku itu namanya siapa?" Tanya Sofia
"Wah maaf Sof, aku kurang tahu. Disini aku cuman kenal Kak Raynald sama Kak Tsani saja. Kenapa emangnya?" Sudah Sofia duga, gadis itu memiliki jiwa penasaran yang tak dapat ditolong
"Nothing, cuman nggak enak aja kalo misal nggak sengaja ketemu dikampus tapi nggak saling sapa" Bohongnya lalu beranjak keluar dari GOR tersebut.
Sofia menghela nafasnya sejenak lalu mengeluarkannya dengan perasaan lega karena entah mengapa Gebi tidak terlalu penasaran. Ia kemudian kembali memikirkan lelaki itu. Seakan menghantui pikirannya, wajahnya selalu terukir jelas dipikirannya. Apakah perasaan ini akan terus berlanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep Quiet
Randomtidak ada yang tahu jika Sofia Alessia Nebula menyukai Kakak tingkatnya yang bernama Falix Martinuz Stephen sejak pertama kali ia mengikuti event badminton bersama himpunan mahasiswa (Hima) jurusannya yang bernama EDSA (English Department Student As...