Kini Sofia tengah bersantai digazebo pelangi yang terletak didekat parkiran 1. Melahap onigirinya sembari menatap layar hp. Gaby dan Reyna tengah membeli jajan diluar kampus, itu sebabnya gadis itu sendirian disana
"Sofia?"
Sofia terkejut melihat teman senior high school yang ternyata kuliah disini juga. Aku menjabat tangannya lalu dia duduk berhadapan denganku.
"Aku baru nyadar jika kau berkuliah disini" Ucap Sofia
"Bahkan aku tidak melihatmu waktu ospek"
"Kampus kakakku disini jadi tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan jenjang perkuliahan disini" Jelas sosok gadis bernama Sevilla
"Wahh sangat disayangkan"
"Bagaimana denganmu? Bukankah kampus ini jaraknya lumayan jauh dari rumahmu?"
"Well, aku lebih menyukai kampus di area metropolitan"
"Oh ya it's clear, kampus di area metropolitan lebih berkualitas"
Mereka melanjutkan kegiatan mengobrol hingga Gaby dan Reyna tiba. Sevilla berpamitan kemudian beranjak menuju kelasnya
"U know her?" Tanya Gaby
"My friend in senior high school"
"Oh i see" Ucap Gaby lalu mereka berdua duduk berhadapan dengan Sofia
Tak lama kemudian mereka melanjutkan kegiatannya masing masing hingga matahari mulai berada tepat diatas kepala
"Ke kelas yuk! Disini panas" Ucap Reyna yang kini mengeluh
"Yuk" Ucap Gaby dan Sofia
Ketika hendak berdiri, tiba tiba sosok Falix datang dengan motor sport hijaunya dengan helm cargloss dikepalanya. Sosok itu memarkirkan motornya tidak jauh dari tempat duduk Sofia. Lelaki itu melepas helmnya lalu entah mengapa tiba tiba lelaki itu menunjuk Sofia sembari menunjukkan senyum sumringahnya seakan mereka sudah akrab.
Sofia sekilas mematung sebelum menyapa Falix dengan ramah. Gaby dan Reyna pun juga tersenyum ramah. Lelaki itu turun dari motornya lalu beranjak menuju gadis itu
"We used to play badminton together, right?"
BOOM!
Jantung Sofia berdetak dengan kencangnya. Anisa menutup matanya sejenak, mencoba mengusir sensasi melayang itu"Ya, dan kau pasti Kak Falix"
"Just call me Falix"
Sofia berusaha keras untuk tetap fokus, meskipun pikirannya melayang-layang
"Baiklah, Ka- oh maksudku Falix"
"Are u busy after college?"
"Hmm kurasa tidak"
"Ok great, i want u to join us to play badminton"
Sofia mengerutkan keningnya. Pikiran kini terus berputar mencari kebohongan lelaki itu melalui matanya namun ia tidak menemukan kebohongan apapun. Perihal baru kedua kalinya mereka bertemu membuat gadis itu sedikit tidak percaya dengan sosok lelaki yang ia kagumi kala itu.
"Badminton? Really?"
"Yeah, just u, me, Raynald, Yael, and also Nadine. Don't worry, they are my cousins but Nadine Yael's girlfriend. And the fact is only you know that we're cousins"
"You mean me and Nadine?"
Lelaki itu tersenyum sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "So, do u agree?"
"Apakah aku boleh mengajak Gaby dan Rena?"
"No! I invite u not anyone else"
"No rejection!" Titah lelaki itu sebelum beranjak meninggalkan Sofia
Antara senang dan bingung. Gadis itu masih terdiam disana sebelum akhirnya ia beranjak menuju kelas
"Kalian bicara apa saja?" Tanya Gaby
"Apakah dia mengajakmu berkencan?" Goda Rena
Sofia menggelengkan kepalanya. Gadis itu sedang tidak ingin membuka mulutnya. Ia takut jika lelaki itu mengetahui perasaannya dan rencana mengajaknya bermain badminton supaya ia tahu jika lelaki itu sudah taken.
Persetan dengan jiwa overthinker!
Gadis itu terdiam. A little conversation yang ia kira sempurna ternyata penuh dengan jiwa pesimis yang datang berhamburan dipikirannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep Quiet
Sonstigestidak ada yang tahu jika Sofia Alessia Nebula menyukai Kakak tingkatnya yang bernama Falix Martinuz Stephen sejak pertama kali ia mengikuti event badminton bersama himpunan mahasiswa (Hima) jurusannya yang bernama EDSA (English Department Student As...