Hari ini menjadi hari yang spesial bagi Jaemin karena dirinya akan berjalan-jalan bersama Yeri setelah sekian lama tidak berinteraksi. Tidak hanya sekadar jalan-jalan, Jaemin akan menyatakan perasaan pada wanita cantik itu. Selama dua puluh tujuh hidup, menyatakan perasaan pada seorang wanita yang dicintai menjadi kali pertama bagi Jaemin, tentunya pria itu dilanda rasa gugup yang hebat. Namun, rasa gugup itu tidak akan menyurutkan niat Jaemin. Lebih baik mengaku dari sekarang daripada terus memendam hingga menyesal untuk kedua kalinya.
Pria dengan kaos hitam pendek dibalut jaket jeans itu berhadapan dengan cermin berukuran besar. Beberapa area tubuh ia semprotkan dengan parfum. Aroma citrus yang berpadu dengan aroma woody menyebar dan memasuki indera penciuman Jaemin. Sebelum pergi meninggalkan kamar, Jaemin merapikan sedikit rambut depannya.
“Jae, udah siap, belum?” Pintu terbuka lebar disusul oleh kehadiran Jeno ke dalam kamar sambil memainkan kunci mobil. Sesaat kemudian, pria itu tersenyum menggoda. “Widih, ganteng banget. Saudara siapa, sih?”
“Lebay kamu,” ujar Jaemin sambil menaruh botol parfum di atas meja.
“Pengaruh Yeri di hidup kamu ternyata kuat banget, ya. Padahal kemarin-kemarin kamu keliatan kayak nggak punya semangat hidup. Sekarang keliatannya kayak orang paling bahagia di dunia,” komentar Jeno saat memperhatikan raut wajah sepupunya yang jauh berbeda dari sebelumnya.
Sementara itu, Jaemin yang mendengar komentar Jeno justru tersenyum semakin lebar. Kali ini ia tidak akan menyangkal karena ia sendiri setuju akan hal itu. semenjak Yeri hadir ke dalam hidup Jaemin, pria itu menjadi lebih sering tersenyum. Wanita cantik itu telah memberi warna baru dalam hidup Jaemin dan mengisi ruang kosong di hatinya.
“Ngeliat kamu semangat lagi, doa aku jadi makin kuat. Semoga perasaan kamu diterima Yeri biar kamu nggak hilang arah lagi,” lanjut Jeno. Tatapan sinis Jaemin berikan pada Jeno yang menyebutnya “hilang arah”. Meski begitu, dalam hati pria itu mengaminkan doa sepupunya.
﹏ ﹏ ﹏
Waktu telah menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh malam. Yeri yang melihat jam dinding segera mempercepat pekerjaannya. Hari ini Yeri berniat pulang lebih awal karena sudah memiliki janji bersama Jaemin. Tentunya wanita itu sudah meminta izin pada Xiaojun selaku atasannya. Awalnya Yeri sempat pesimis Xiaojun akan memberikan izin apalagi setelah mendengar alasan wanita itu pulang lebih awal. Akan tetapi, tanpa disangka temannya itu memberikan izin dengan mudah. Sepertinya Xiaojun sedang dalam mood yang bagus.
“Jaemin kapan dateng?” Suara berat Xiaojun mengejutkan Yeri yang sedang mengelap meja. Kembali Yeri melirik jam di dinding sebelum menjawab pertanyaan Xiaojun.
“Harusnya sih bentar lagi,” balas Yeri seadanya.
Benar saja, tidak lama kemudian pintu kafe terbuka menampakkan Jaemin yang baru saja tiba. Sempat ada kontak mata antara Jaemin dan Xiaojun, membuat kedua pria itu merasa canggung. Sama-sama mereka mengingat kembali percakapan pertama mereka beberapa waktu lalu. Jaemin cukup khawatir Xiaojun berubah pikiran dan melarang Yeri pergi. Sementara itu, Xiaojun merasa tidak enak telah mengucapkan kata-kata yang kurang menyenangkan di hari pertama mereka saling berinteraksi dan mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Destiny | Na Jaemin
Fanfic[Sequel of My Brother | Na Jaemin] [Re-publish] Kepergian Hyera meninggalkan luka mendalam bagi orang-orang terdekatnya, terutama Jaemin. Butuh waktu yang sangat lama bagi Jaemin untuk mengikhlaskan adiknya yang sudah pergi jauh. 5 tahun berlalu, J...