4. Tahap Pertama

85 57 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

TANDAI TYPO🍁

Flashback :

"Aksen. Kamu di dalem?" Lelaki itu segera menutup bukunya mendengar pintu diketuk dari luar. Ia bergegas menuju ke arah pintu dan membukanya.

Pemandangan pertama yang dia lihat adalah, seorang pria berkacamata dengan stelan santainya. Beberapa rambut hitamnya kini sudah berubah menjadi putih dimakan usia. Dia Damares. 

"Papa." Aksen menyapa hangat. "Ada apa?"

"Kamu sibuk?" Damares bertanya balik.

"Aksen lagi baca buku aja sih, Pa. Memangnya kenapa?" Aksen sedikit penasaran, melihat Damares yang basa-basi tidak seperti biasa.

Damares membenarkan letak kacamatanya. "Nggak papa, sih. Papa cuma mau bilang kalo diluar ada tamu. Katanya pengin ketemu sama kamu, kalo kamu nggak sibuk."

"Tamu?" Aksen sedikit terkejut. Pasalnya, jarang sekali rumahnya kedatangan tamu yang khusus menemui dirinya. Apalagi malam-malam begini.

"Iya. Mau kamu temuin?"

Aksen mengangguk. "Papa duluan aja. Bentar lagi Aksen turun."

"Kalo gitu Papa tunggu di bawah." Damares mengakhiri ucapannya sembari menepuk bahu Aksen, kemudian berlalu ke bawah.

***

Aksen menatap sebuah amplop cokelat di atas meja yang disodorkan kearahnya. Kedua ayah dan anak itu kemudian saling bertukar pandangan.

"Tolong diterima, ya?" ujar seorang wanita dengan sweater rajut warna latte. "Anggap aja sebagai jaminan. Nanti kalo kurang bilang aja."

Rupanya, tamu yang Damares maksud ialah tetangga depan rumahnya. Adnan dan Hana, yang sengaja berkunjung karena memiliki tujuan tertentu.

Aksen menatap amplop itu sedikit ragu. "Jadi, maksud Tante Hana, saya ditugaskan untuk mendisiplinkan anak Om dan Tante?"

Adnan menjentikkan jarinya. "Tepat sekali. Saya tahu kamu langsung paham meskipun kami hanya menjelaskan secara garis besarnya."

"Maaf sebelumnya," Damares menengahi obrolan mereka. "Kalo saya boleh tahu, kenapa harus Aksen?"

Hana menatap suaminya sebentar sebelum menanggapi pertanyaan Damares. "Jadi begini..."

Kemudian Hana menjelaskan satu persatu secara detail mengenai alasan dia harus mem-private Jena, dan alasan kenapa harus Aksen yang mereka pilih.

Unriquited Love (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang