5. Dilarang Pergi

56 34 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

TANDAI TYPO 🍁

Aksen mendaratkan pantatnya di single sofa, dia merasa kelelahan padahal pekerjaan yang dia lakukan di rumah Adnan hanyalah memasak. Tapi energinya serasa terkuras habis sekarang.

Menghadapi manusia seperti Jena bukanlah suatu hal yang mudah. Selain pemalas gadis itu juga cukup bebal. Aksen perlu menyetock kesabaran extra untuk menghadapinya selama beberapa hari mendatang.

Pantas saja Hana dan Adnan sampai memilih angkat tangan.

Meski sebenarnya, mereka tidak berniat menelantarkan Jena. Mereka hanya ingin mengubah pola hidup gadis itu agar lebih tertata di masa depannya yang terpantau suram.

Setelah menyempatkan diri untuk istirahat sejenak, Aksen memutuskan untuk bangkit. Dia tidak bisa leha-leha terlalu lama, masih ada hal yang perlu dia urus.

Lelaki itu berjalan menuju kamar, mencari beberapa barang yang akan dia gunakan untuk menjalankan misi berikutnya.

***

Jena menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, mulutnya tidak berhenti mengeluarkan sendawa setelah berhasil menghabiskan berbagai menu tanpa sisa.

Sekarang perutnya terasa begah. Jena akui Aksen cukup pintar dalam memasak, tidak ada satupun dari makanannya yang gagal. Semuanya enak, sehingga sangat sayang kalo tidak dihabiskan.

"Waktunya santai."

Peralatan makan masih terbengkalai di atas meja. Jena tidak langsung membereskan seperti yang Aksen perintahkan tadi. Biarlah nanti saja jika kemalasannya sudah sedikit reda.

Saat ini Jena hanya ingin mengabadikan momen tanpa adanya Adnan dan Hana. Dimana dia bisa bersantai dengan leluasa tanpa ada yang akan menyuruh ini itu.

Jena tidak mustahil bahwa tanpa keberadaan mereka dia justru merasa bebas.

"Berasa punya rumah sendiri gue."

"Kapan lagi coba, bisa ngerasain momen kaya gini?"

Gadis itu menggeliat pelan kemudian mulai mengambil posisi ternyaman yaitu rebahan. Sebuah tayangan kartun muncul ketika tombol merah pada remote dinyalakan.

Itu kartun kesukaan Jena, yang mana semua pemerannya tinggal di dasar laut. Meskipun setiap scene-nya dibumbui dengan kebodohan yang diluar ekspektasi, Jena cukup terhibur.

"Patrick pernah sekolah nggak, sih? Udah jelas itu balon bentuknya gajah, dia namain jerapah. Sungguh paboya," (bodoh) komennya. Sebuah misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini.

Setoples kacang yang dibeli Hana beberapa waktu lalu sudah berada di pelukannya sebagai cemilan pendamping. Tiba-tiba foto seorang idol K-Pop yang dia jadikan wallpaper ponsel menyala.

Unriquited Love (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang