Pagi yang cerah menyapa Hogwarts dengan sinar matahari yang hangat, memantulkan kilau keemasan di permukaan danau. Para siswa bergegas menuju kelas mereka, berusaha menikmati momen-momen kehidupan sekolah yang damai. Di antara kerumunan itu, Hermione Granger berjalan menuju kelas Ramuan, pikirannya masih dipenuhi oleh peristiwa-peristiwa kemarin.
Di koridor menuju kelas, Draco Malfoy, Pansy Parkinson, Theodore Nott, dan Blaise Zabini berdiri menyandar di dinding. Blaise dan Theo sedang menggoda beberapa perempuan yang lewat.
"Oi, Daphne! Sudah siap untuk latihan duel nanti? Jangan sampai kalah lagi, ya," kata Theo sambil tertawa mengejek.
Daphne hanya melirik dengan ekspresi kesal, tetapi pipinya sedikit memerah.
Blaise, dengan senyum nakal dan tatapan menggoda, menambahkan, "Astaga, Daphne, kenapa tidak datang lebih sering ke perpustakaan? Mungkin kita bisa belajar 'ramuan cinta' bersama."
Daphne hanya menggelengkan kepala dengan senyum tipis, sambil berusaha menghindari tatapan Blaise.
Pansy tertawa pelan, tetapi matanya tetap memperhatikan Draco yang terlihat tenang, menyandarkan dirinya di dinding sambil menggigit apel.
Tak lama kemudian Ron, Harry, dan Hermione berjalan mendekat. Theo menyenggol Blaise sambil berkata, "Lihat siapa yang datang. Sang Tiga Serangkai kita. Ada misi rahasia lagi, Potter?"
Blaise tersenyum lebar. "Mungkin Hermione sedang sibuk mengatur ulang jadwal mereka, seperti biasa."
Pansy menambahkan dengan nada sarkastis, "Jangan-jangan Ron sudah mulai lupa pelajaran lagi. Kau harus hati-hati, Granger."
Harry mendengus dan menatap mereka dengan tatapan tajam. "Stop being childish, you guys."
Ron dan Harry kemudian meninggalkan Hermione yang masuk ke kelas sementara mereka ada latihan Quidditch. Draco tersenyum sambil menggigit apelnya dan mengikuti Hermione masuk ke kelas.
Ketika Hermione memasuki ruang kelas dia melihat Draco yang ikut masuk dan duduk di kursi tak jauh darinya, wajahnya tampak serius dengan alis yang sedikit berkerut. Profesor Slughorn, yang selalu penuh semangat, mulai mengajar. Ruangan kelas dipenuhi dengan aroma ramuan yang khas, suasana yang tenang namun penuh fokus.
Saat kelas dimulai, Draco merasa ada pandangan yang sesekali tertuju padanya. Ia mencoba fokus, tapi pikirannya terus melayang ke arah gadis yang duduk beberapa baris di depannya. Hermione, dengan wajah serius dan mata yang selalu penuh perhatian, sesekali melirik ke arah Draco, mencoba memahami perubahan yang terjadi pada dirinya.
Ketika kelas berakhir, Draco mengumpulkan keberaniannya dan berjalan menuju Hermione yang sedang merapikan buku-bukunya.
"Granger, bisa bicara sebentar?" tanyanya dengan nada dingin yang biasa.
Hermione mengangkat alisnya, sedikit terkejut namun segera mengeras. Kenangan akan kutukan Cruciatus yang dilancarkan Bellatrix Lestrange di Malfoy Manor kembali membanjiri pikirannya setiap kali berada dekat dengan Draco. "Aku tidak tertarik, Malfoy," katanya dengan tegas, berusaha menahan gemetar pada suaranya. "Lebih baik kita tetap berada di tempat masing-masing."
Draco tidak mundur, malah mendekat, suaranya menurun namun nada ancamannya jelas. "Jangan keras kepala, Granger. Kau tahu kita harus bicara. Kau tidak akan menyukai akibatnya jika menolak."
"I don't Care." Hermione kembali merapikan bukunya.
Namun sebelum Hermione sempat melangkah lebih jauh Draco menarik lengannya dengan cepat hingga Harmoni terjatuh dalam dekapan Draco. Nafas Hermione tercekat saat ia mendapati dirinya begitu dekat dengan Draco, wajah mereka hanya berjarak beberapa inci.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE : DRAMIONE
FanfictionNb : Setiap cerita punya alur masing-masing yaa. Termasuk cerita ini ada progres dan beberapa masalah yang aru tambahkan dan gak ujug-ujung ke Dramione nya yaaa :) Bukan hanya kisah romansa juga masalah baru yang terbit. Pasca perang, Draco Malfoy...