🐸[Tuduhan]🐸

34 34 0
                                    

🍋





🍋





🍋






☄️ .    . .          .           ✨     ★      ✩°。 ⋆       .
☀️
      *           .
.         .   ★        ,         *
             ★.
✨ .             . 
  ★          ,      .
      Story by:SalsaSp.     .
      *  ☄️          ★
  ✩° 。   ✨             .
    .    .    🌑
           .
       🚀
   ˚        ゚ ✩°。 ⋆    .
 .   🌎 ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ,
   *   .
     .       ✨    ★
 ˚              
★           .        
     ★

🐸🐸🐸

Pagi harinya, Bianca dihebohkan dengan beberapa ucapan para tetangga. Ia tak sengaja mendengar bahwa ada beberapa rumah warga yang terbakar dan juga harta mereka yang menghilang.

Yang membuat ia tak habis pikir adalah rumah beberapa warga itu yang memang termasuk orang mampu.

Bianca melangkahkan kakinya menuju kamar sang Nenek. Ia membuka tirai horden sebagai penutup kamar, memang kamar mereka tidak ditutup dengan pintu, melainkan dengan tirai.

"Nek" Bianca melihat Neneknya khawatir, ia melihat sang Nenek yang sedang terduduk di sisi ranjang sambil terbatuk - batuk.

Bianca menepuk sang Nenek. "Ya ampun Nek. Nenek kenapa? Tunggu sini ya Nek," Bianca bergegas berjalan sedikit berlari menuju dapur.

Tangan gemetar gadis itu menuangkan air ke dalam gelas plastik. Ia membuka kresek belanja kemarin, saat sudah menemukan obat yang diperlukan, Bianca segera mengambil sepiring nasi dan lauk.

"Nek, Nenek makan dulu ya. Habis itu minum obat, ini obatnya." Dengan penuh perhatian, Bianca membantu sang Nenek untuk makan.

"Nenek harus sembuh ya. Bia sayang Nenek," Sang Nenek hanya bisa mengangguk lemah.

"BIANCA! BIANCA... KELUAR KAMU."

"KELUAR BIANCA!"

"KALAU TIDAK KELUAR, KAMI BAKAR RUMAH JELEKMU INI."

Bianca melirik sang Nenek yang sedang menatapnya. "Nek. Bia keluar dulu ya, Nenek disini saja dan jangan keluar."

"Tapi Nduk,-"

"Nek!" Bianca menatap Neneknya memohon, ia hanya tidak mau sang Nenek kenapa - napa.

Crietttt

Bianca terkejut melihat halaman depan gubuk neneknya sudah dipenuhi hampir seluruh warga desa.

"Ada apa ini Bapak - bapak, Ibu - ibu?" Tanyanya bingung.

Seorang lelaki tua nan bandot memajukan dirinya. "Hey, kau kah yang mencuri seluruh hartaku!?"

"Betulll. Kami yakin jika kau lah pencuri harta kami yang hilang tadi malam." Timpal si Ibu berdaster.

Bianca mengkerutkan keningnya heran. "Maksud kalian apa? Saya tidak mengerti,"

"Halahhhh, jangan sok polos kamu. Kita yakin seratus persen jika kaulah pencurinya."

"Bahkan, saya yakin kalau kau yang telah membakar rumah - rumah kami."

Cinta Sang Pangeran "KATAK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang