🐸[Kepergian]🐸

26 26 0
                                    

🍂




🍂



🍂







☄️ .    . .          .           ✨     ★      ✩°。 ⋆       .
☀️
      *           .
.         .   ★        ,         *
             ★.
✨ .             . 
  ★          ,      .
      Story by:SalsaSp.     .
      *  ☄️          ★
  ✩° 。   ✨             .
    .    .    🌑
           .
       🚀
   ˚        ゚ ✩°。 ⋆    .
 .   🌎 ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ,
   *   .
     .       ✨    ★
 ˚              
★           .        
     ★

Malam ini, di sebuah desa Sariwangi para manusia tengah menikmati kehangatan keluarga, adapun yang tertidur, ngerumpi dan lain - lain. Berbeda dengan seorang gadis cantik yang tengah bersedih atas ketiadaan sang Nenek.

Bianca. Gadis malang yang baru saja kehilangan orang satu - satunya yang ia punya. Jenazah sang Nenek hendak dikuburkan malam ini di belakang halaman gubuk.

Bianca tak henti - hentinya menangis, ia sangat terpukul. Beberapa orang sedang mengurus jenazah, dan beberapa orang lagi menenangkan Bianca.

Bianca termenung menatap hamparan pohon besar di depan dengan pandangan kacau. Fikirannya terasa buntu setelah ketiadaan Neneknya.

Ia bingung harus bagaimana ia menghadapi hari - harinya yang pahit ini? Akan kah ia kuat, atau sebaliknya...

"Neng, jangan ngelamun atuh, ayok ikut Ibu antar ke dalam saja." Tegur wanita paruh baya.

Orang yang membantu Bianca adalah Mamang sayur dan beberapa orang miskin yang bersedia menolongnya. Bahkan, mereka sangat baik.

"Ibu tau ini sulit untuk kamu jalani, tapi sing kuat ya Neng. Ibu yakin kamu gadis kuat, jangan bikin Nenek dan orang tuamu sedih disana. Kamu disini harus menunjukkan kalau kamu bisa hidup tanpa mereka"

Bianca tersenyum tipis. "Iya Bu, terimakasih... Bia izin ke kamar sebentar ya,"

Setelah berpamitan, Bianca melangkahkan kakinya menuju kamar. Ia lupa kalau sedari tadi tak melihat Green, ia hanya takut sesuatu hal buruk menimpa katak itu. Apalagi kondisi Green yang memang sedang terluka.

Bianca menyibak horden pelan, netranya mengedar ke sepenjuru arah. Langkah kakinya diayunkan menuju kendi, saat dilihat ternyata Green memang berada di sana.

Dengan perlahan, Bianca mengambil Green, ia hendak mengobati luka - luka yang Green alami. Tapi, yang membuat Bianca heran, semua luka yang tadinya ada sekarang sudah tidak ada.

Bianca meneliti dengan cermat, dan memang luka itu benar - benar tidak ada. Bianca membuang nafas lega, setidaknya Green tidak kenapa - napa.

Cinta Sang Pangeran "KATAK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang