PAGI HARI
06:10
Dia mengangkat kedua tangannya
di udara, sembari terus menguap. Membiarkan otot-otot tubuhnya berbunyi. Kaki mungilnya turun dari kasur dan langsung saja memakai sandal segede gaban yang bermotiv bunga tulip. Tangan mungilnya mengambil handuk, lalu memasuki kamar mandi.10 MENIT KEMUDIAN...
Pintu kamar mandi terbuka lebar, menampilkan gadis botol yakult
yang sedang berjalan menuju lemarinya. Setelah memakai seragam, kedua kakinya berjalan lagi di depan meja rias dan mulai memakaikan bedak bayi di wajahnya. Wajah itu selalu putih natural, ia selalu memakai pelembab supaya bibirnya selalu sehat dan tidak kering."Selesai," gumamnya tersenyum lebar saat selesai memakai pelembab bibir.
Gadis itu mulai mengkepang kedua rambutnya seperti yang selalu ia lakukan tanpa mengubah bentuknya sama sekali, tak lupa ia berikan kedua pita merah disamping kiri dan kanan.
"Sempurna!" serunya selesai menata rambut.
Terakhir kacamata bulat yang selalu ia pakai. Senyumannya terus mengembang semakin manis dan tentunya cantik. Bergegaslah dia keluar. Meninggalkan kamar yang selalu membuatnya nyaman. Kamar adalah tempat yang paling nyaman, apalagi sudah disediakan ponsel, wifi lancar, internet lancar, ditambah cemilan, beh... lengkap sudah.
"Makan dulu sayang," tegur Valeni menatapnya. Gadis itu terkekeh geli dan dengan sigap menduduki kursinya.
"Udah selesai bunda! Kirana berangkat dulu!"
"Minum dulu susunya."
"Siap bunda!" serunya hormat, membuat Valeni memukul pelan bahunya.
"Kamu ini! Bikin bunda kaget."
"Maaf bunda." ucapnya sambil cengengesan.
Setelah meminum susu itu hingga kandas, Kirana langsung mencium tangan Valeni dan keluar dari rumah.
"Kirana berangkat bunda!"
"Assalamualaikum."
"Walaikum salam."
"Hati-hati! Suruh abangnya gak ngebut!" teriak Valeni.
"Iya bunda!"
"Belajar yang bener! Jangan aneh-aneh di sekolah!" teriaknya lagi, membuat gadis itu memberi jempolnya.
"Iya bunda! Kirana janji! Belajar yang serius!" teriaknya kembali, membuat Valeni tersenyum hangat disana.
1 MENIT KEPERGIAN KIRANA
Motor itu berhenti tepat di depan rumah. Valeni mengerutkan kening, wanita paruh bayah itu membuka pintu, lalu melihat siapa pemilik motor yang hendak berhenti.
"Pagi bunda..." sapanya sembari mencium tangan Valeni.
"Nak Rahmat... kamu?"
"Iya bunda. Kirananya ada bun?"
"Udah pergi nak. Baru aja satu menit," ungkapnya.
"Oh... kalau boleh tau, Kirana pergi sama siapa?"
"Naik ojek," jawab Valeni.
"Oh... gitu. Makasih bunda, atas infonya."
"Iya sama-sama. Kamu gak masuk dulu nak?"
"Eh! Gak usah bunda. Rahmat mau berangkat ke sekolah, nanti telat."
"Yaudah. Hati-hati nak..."
"Iya bunda. Rahmat pamit dulu ya? Assalamualaikum..."
"Walaikum salam."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWARA THE SERIES (On Going)
Teen Fiction(TAHAP REVISI) Menyukai salah satu dari hambamu... apakah kami dapat dipersatukan? Atau akan berpisah karena berbeda keyakinan? Tak ku sangka, kita menyukai gadis yang sama. Lantas? Apakah saya harus mengalah? Dan membiarkanmu hidup bersamanya? Sang...