[08] PEMBELAAN

195 166 7
                                    

"Pagi anak-anak."

"Pagi bu!"

Bu Endang geleng-geleng kepala melihat kedua siswanya itu. Baju keluar, tidak dikancing, dan tidak memakai dasi. Wanita itu sudah lelah menyuruh mereka. Kedua anak bandel itu tidak akan pernah mau merubah penampilan dan perilakunya.

"Anak-anak, buka halaman seratus dan kerjakan soal essay sepuluh nomor itu," suruhnya. "Cepat ya? Setelah itu, kumpul sama ibu."

Rahmat tampak sibuk mengerjakan soal tersebut. Begitu pun dengan Safar yang ikut bekerja sama dengannya. Awalnya Rahmat menolak untuk bekerja sama. Tapi, karena si Safar terus memaksa, membuat pemuda itu mengiyakan.

Semua murid tengah sibuk mengerjakan tugas. Berbeda dengan kedua pemuda itu, mereka tak acuh dan enggan menyentuh pulpen dan bukunya.

Bu Endang melirik ke arah keduanya. "Deka! Wahyu! Kenapa kalian tidak menulis?"

"Lagi nungguin jawaban dari Rahmat bu!" Sahut Wahyu tersenyum miring menatap sahabatnya.

Rahmat yang mendengar namanya disebut, langsung melirik Wahyu dengan sinis. Dia yang capek-capek kerja, eh malah kedua sejoli itu yang keenakan.

"Rahmat, jangan berikan jawaban kamu."

Rahmat terkekeh kecil, bu Endang telah mengeluarkan kata hatinya selama ini.

"Waktu semakin singkat. Cepat kerjakan!" tegasnya, membuat murid-murid fokus kembali ke bukunya.

"Mat, liat buku," kata Wahyu.

Rahmat menatapnya tajam. Wahyu terkekeh geli. "Nanti gue traktir."

"Serius lo!?" matanya seketika berbinar.

"Iya, gue serius," ucap Wahyu memperlihatkan deretan gigi rapihnya.

Dengan senang hati, Rahmat memberikan bukunya. Keduanya langsung menyalin jawaban.

"Ingat ya? Lo berdua, utang sama gue."

***
"Woi cupu! Beliin gue satu porsi es jeruk!"

SERLIN OKTAVIANA PUTRI
Cewek yang sok mau labrak adik kelas padahal hanya berani bawa kawan.

SERLIN OKTAVIANA PUTRICewek yang sok mau labrak adik kelas padahal hanya berani bawa kawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(VISUAL SERLIN)

"Gue juga, beliin burger dua porsi," suruh Vio sinis.

VIONITA PIPIN ALEXXANDRA
Temen serlin, ia adalah circlenya.
Cewek tomboy yang kasar dan suka membuly.

Cewek tomboy yang kasar dan suka membuly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(VISUAL VIO)

"Mie pangsit satu porsi, tapi gak pakai saos!" sahut Rilen.

RILEN NATALIE
Si lemot yang takut banget makan saos sama cabai.

RILEN NATALIESi lemot yang takut banget makan saos sama cabai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(VISUAL RILEN)

Kirana mengangguk dan menerima uang dari Serlin. "Lo udah catet!?"

"Udah lin," jawab Kirana.

"Oh, yaudah. Sana lo!" usirnya.

Vio menendang meja dengan kasar, membuat Kirana tersentak kaget. "Cepetan!"

Kirana berjalan terburu-buru menuju kantin, sungguh disana sangat ramai. Dengan berani, dia menerobos orang-orang yang sedang makan di sana. Ia terus dibicarakan dan di gosipkan. Tak sengaja, Deka meliriknya. Pemuda itu menyipitkan mata dan terus fokus melihat gerak gerik gadis itu.

"Ngapain si cupu ke kantin?" gosip mereka.

"Huek! Mana bau banget lagi!" hinanya.

"Sayang..." panggil Aurel. "Sayang! Kamu liat apa sih!?"

Deka tidak merespon. Deka tengah fokus melirik adik kelas. Gadis cupu yang sedang berjalan menuju kasir. Aurel bergantian menatap keduanya. Dengan kesal, Aurel menyadarkan pemuda itu.

Kirana langsung memesan jus jeruk satu porsi, burger dua porsi dan mie pangsit satu porsi. Sungguh ini terlalu banyak, ia harus membawa semuanya.

"Pesanannya."

Kirana tersenyum tipis. "Makasih mbak Yu."

"Sama-sama neng cantik."

"Hehe... bibi bisa aja."

Kirana menyimpannya dikantung kresek yang cukup besar, segera ia membawanya keluar. Saat dirinya berjalan, tiba-tiba ada siswi jahil yang sengaja menaruh kakinya. Kirana terjatuh ke depan, membuat tawa mereka pecah disana. Ternyata siswi yang sengaja melakukannya tak lain adalah Niky.

"Mampus lo!"

Kirana menyadari minuman itu tumpah, habislah dirinya. Pasti akan dimarahi habis-habisan lagi oleh Serlin dan teman-temannya. Tak sengaja, Wahyu melihat tangan sahabatnya yang mengepal.

Pemuda itu emosi, lalu beranjak dari kursi. "Kirana! Lo gapapa!?"

Niky mengepal membentuk tinju. Dia merasa iri dan cemburu. Niky membantin. "Cewek gatal! Kenapa lo selalu beruntung dalam segala hal!"

Rahmat menarik tangan Kirana, lalu menyembunyikan gadis itu dibelakangnya. Seisi kantin nampak heboh, menutup mulut mereka tidak percaya. Mereka iri melihat Kirana yang dilindungi oleh osis tampan seperti Rahmat.

"Rahmat! Jangan belain dekel cupu kayak dia!"

Rahmat menggeram marah, urat-urat lehernya muncul, apalagi mendengar gadis ini tengah menghina fisik Kirana.
Rahmat berteriak. "Dia gak cupu! Ngerti lo bangsat?!"

Rahmat berani ngomong kasar!? Baru pertama kali mereka mendengar pemuda itu mengucapkan kata-kata kasar.

"Kalau sampai gue tau? Lo berani lagi ngebully Kirana?" Rahmat menjeda omongannya. "Hidup lo gak akan tenang. Ngerti lo!?"

Niky melihat Kirana dengan tatapan kebencian. Kebenciannya semakin membesar sekarang. Niky kena mental? Tentu saja! Bibirnya tengah berkedut. Matanya mulai berkaca-kaca, tatkala ka mendengar ancaman cowok yang sudah lama ia Crush kan.

"Dan kalian semua! Yang ada disini, tanpa terkecuali! Jangan ada yang ngusik kehidupan Kirana. Kalau ada yang berani? Lo berurusan sama gue."

Wahyu mulai menyeringai. "Dia berani berkata kasar di depan umum, hanya demi membela gadis cupu?"

●●

BERSAMBUNG...

VOTE SEBANYAK MUNKIN☆☆☆

Nextt>>>

DEWARA THE SERIES (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang