SMA 3 TARAMUDA
09:30
"Kenapa Wahyu gak masuk sekolah?kira-kira... dia kenapa ya?" tanya Safar.
"Lo penasaran?" tanya Billy.
"Iya anjay. Gue penasaran banget!" seru Safar.
"Gampang, tinggal jenguk," ucapnya sambil menyengir.
"Gak dulu deh... takut gue," ungkapnya bergidik ngeri.
"Eh! pak ketos. Kenapa Wahyu gak masuk sekolah hari ini?" seru Safar.
"Kekasihnya kecelakaan. Wahyu jaga Sintiya di rumah sakit," ungkapnya.
"Waduh... Kasian. Saking sayangnya,"
"Itu namanya setia! gak kayak lo. Buaya darat!" ledek Billy membuat Safar menggeram.
"Bacot! tau apa lo tentang karakter gue?" ucapnya merasa tidak terima.
"Taulah! gue udah kenal lo sejak sd kali..." ucapnya tak mau kalah.
"Dih. Sok tau lu!" serunya.
Deka sedang melamun, entah apa yang dia pikirkan membuat Rahmat langsung menyadarkan lamunan pemuda itu.
"Ka. Lo ngapa bengong?" tanyanya membuat Deka tersentak kaget dan menggeleng.
"Gue baik-baik aja," ucap Deka membuat Rahmat menarik nafas panjang.
"Gimana kalau pulang sekolah kita ke rumah sakit?" ajaknya membuat Deka setuju, walau hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja.
Sejujurnya dia khawatir memikirkan keadaan sahabatnya yang sudah 2 hari tidak masuk tanpa keterangan. Deka sangat rindu kepada sahabatnya yang arogan itu, walau sempat ada pertengkaran diantara mereka tidak akan membuat rasa sayangnya hilang begitu saja.
"Oi! lo pada mau ikut jenguk Wahyu di rumah sakit gak?" tanya Rahmat membuat keempat pemuda itu melirik Rahmat secara bersamaan. "Boleh," ucap Safar membuka suara membuat Rahmat tersenyum tipis.
"Sepi juga kelas kita, tanpa si Wahyu yang pemarah itu," kelakar Bobi sambil menyengir.
"Awas lo bob! entar lo diterkam tu sama si Wahyu," kelakar Billy sambil cengengesan membuat wajah Bobi menjadi datar sekeketika.
"Lo bertiga. Yakin mau ikut?" tanya Rahmat memastikan.
"Oke. tapi harus bawa oleh-oleh gak?" tanya Bobi polos membuat Safar menampol keras kepala pemuda sampai ia meringis kesakitan.
"Ya, bawalah tolol! masa lo mau jenguk orang tanpa dikasih bingkisan," ucap Safar emosi membuat Bobi menyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Kruttt... krut... krut...
Suara perut berbunyi terdengar tanda lapar dari sang empu membuat mereka langsung beralih menatap mimik wajahnya yang tengah menyengir.
"Kantin. yok! laper gue..." ajak Toni sambil cengengesan membuat matanya tidak terlihat lagi saat menyengir. Biasa, cindo gagal jadi.
"Ikut gak?" tanya Safar meliriknya.
"Kalian duluan aja. Entar gue nyusul sama Deka," jawab Rahmat membuat ke empat pemuda itu mengerti dan cepat berlari ke kantin.
"Woi! gak setia kawan lo pada. Tungguin!" teriak Bobi sigendut yang tidak bisa berlari karena kegemukan.
Mata Rahmat mulai melesat ke pemuda itu, sepertinya dia tidak semangat dan terlihat suram wajahnya. Rahmat mulai angkat bicara guna mengajaknya ke kantin bersama agar pemuda itu tidak kelaparan karena moodnya yang rusak sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWARA THE SERIES (On Going)
Fiksi Remaja(TAHAP REVISI) Menyukai salah satu dari hambamu... apakah kami dapat dipersatukan? Atau akan berpisah karena berbeda keyakinan? Tak ku sangka, kita menyukai gadis yang sama. Lantas? Apakah saya harus mengalah? Dan membiarkanmu hidup bersamanya? Sang...