Mereka cocok, karena satu agama. Sedangkan gue? Sangat berbeda. Kami tidak akan pernah bersatu. Kecuali, ada salah satu dari kami yang mau mengalah, agar bisa menganut satu agama yang sama. Rasanya sangat susah, jika seorang I Kadek Deka Sanjaya menyukai gadis yang beragama islam seperti Kirana Syakila... perasaan ini semakin tumbuh secara tidak sengaja, rasanya benar-benar menyiksa raga dan jiwa.
-DK🥀
•
•
•"Gosip hot! Hot banget!!!" teriak Billy heboh sambil menaiki meja guru, membuat perhatian mereka semua teralihkan dengan pemuda yang agak sinting itu.
"Wong stres!" umpat Toni meledek.
"Jancok kowe!" balas Billy. "Aku duwe gosip paling anyar sing lagi wae viral ing sekolah kita!"
"Gosip opo iku?" tanya Abdal penasaran.
"Mereka bahasa apaan?" tanya Cinta terheran-heran.
"Bahasa alien munkin?" jawab Vidya sambil terkekeh geli.
"Ojo mung ngomong, kuwi basa Jawa," ucap Abdal menatap mereka sinis.
"Oh maaf, gak tau..." ucap Cinta merasa malu.
"Billy, bisa bahasa indonesia aja gak? Soalnya ada sebagian disini yang bukan orang jawa," pintah Safar.
Billy menarik nafas panjang dan menuruti permintaan pemuda itu. "Oke... gue bakal kasih tau, gosip apa yang lagi hot di sekolah in---"
"Gak usah banyak basa-basi! Langsung to the point!" celah Vidya, membuat Billy geram melihat gadis menyebalkan itu.
"Mula ngrungokake dhisik! Dhasar wadon," kesal Billy, membuat Vidya menaruh kedua tangannya di dada.
Rahmat mulai membuka suara, "Gosip apa?"
"Kalian semua tau Vio kan?" tanya Billy.
"Tau, emang kenapa?" tanya Safar semakin penasaran.
Billy menarik nafas panjang, "Vio... dia meninggal," ungkap Billy membuat seisi penghuni kelas itu amat syok dengan berita ini.
"Hah! Serius lo!?" syok Toni.
"Gak. Iya woi! Gue serius!" teriak Billy, membuat Toni sangat tidak menyangka.
"Perasaan... itu anak sehat-sehat aja deh? Kok bisa mati?"
"Meninggal Bobi... bukan mati! Lo pikir dia hewan!?"
"Mati sama meninggal itu sama aja goblok! Anaknya Pak Tono, gak usah banyak bacot deh," seru Bobi tak mau kalah.
"Oh, bawa nama bapak lu ye sekarang!?"
"Lo dapat berita ini dari mana?" tanya Rahmat serius.
"Berita ini udah kesebar luas di sekolah," ungkap Billy, membuat mereka semua langsung bergosip-gosip.
Suara seseorang tiba-tiba menggema di mickrofon. Siswa-siswi langsung terdiam seketika hendak mendengar pengumuman dari Pak Joko, "Diharapkan untuk semua siswa-siswi, agar turun ke lapangan untuk melalukan apel siang. Sekarang! Saya hitung sampai sepuluh!
Mendengar perintah Pak Joko, membuat siswa-siswi langsung memakai tas mereka dan berlari keluar dari kelas. Rahmat berlari tergesa-gesa sampai ia tak sengaja menyenggol seseorang yang berjalan santay disana. Gadis itu nyaris hampir terjatuh, untung saja Rahmat langsung menahan tubuhnya. Kedua bola mata mereka saling bertemu.
"Eh, maaf kak," ucap Kirana dengan cepat melepaskan tubuhnya dari pelukan Rahmat.
"Lo gapapa!?" tanya Rahmat khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWARA THE SERIES (On Going)
Teenfikce(TAHAP REVISI) Menyukai salah satu dari hambamu... apakah kami dapat dipersatukan? Atau akan berpisah karena berbeda keyakinan? Tak ku sangka, kita menyukai gadis yang sama. Lantas? Apakah saya harus mengalah? Dan membiarkanmu hidup bersamanya? Sang...