6. Mau tidur denganku (18+)

21 3 0
                                    

CERITA MENGANDUNG UNSUR DEWASA❗

HARAP BIJAK DALAM MEMBACA

DIBAWAH UMUR MINGGIR DULU ATAU SKIP AJA PART 6 INI

***

JANGAN LUPA LIKE, COMMENT, DAN FOLLOW
HARGAI PENULIS YANG SUDAH MENULIS YA BESTIE
THANKYOU

***

"Kak Arya." Gumam Agatha. Tangannya bergelayut pada kaus Arya. "Mau tidur denganku?" Lanjutnya. Arya pun sedikit terkaget. Memang dua bulan lalu, ia sering memulangkan dirinya ke apartement Agatha. Apartement yang hanya dirinya dan Agatha tau saja. Namun, ia disini hanya menenangkan dirinya, bukan untuk berselingkuh dengan Agatha. Bahkan, Arya hanya menganggap Agatha sama seperti Alegia.

Ucapan penawaran Agatha untuk tidur dengannya, sudah ia dengar kedua kali ini. Pertama ia dengar yaitu bulan lalu ketika Agatah bertengkar dengan Bian. Namun, Arya mengabaikan ucapan Agatha. Dan, kali ini pun ia harus mengabaikan ucapan Agatha lagi.

"Kak, aku mencintaimu."

"Agatha. Aku masih punya istri."

"Tidak masalah. Aku masih tetap mencintaimu. Aku tahu kamu sudah tidak menyukai istrimu itu, Aku juga tahu kamu sudah lama tidak bersetubuh dengan istrimu, benar bukan."

Deg, jantung Arya berhenti seketika. "Jangan bicara omong kosong." Kesal Arya.

"Aku tahu, kamu akan menceraikan istrimu, kan." Bisik Agatha di telinga Arya. Tangan gadis itupun nakal meraih tangan kanan Arya untuk meraba paha miliknya. Paha mulus yang hanya tertutup lingerie hitam.

"Aku belum mengajukan gugatan padanya. Jangan mengada-ada."

"Jangan plin plan, pegang ucapanmu dimobil waktu itu. Apa kamu masih mau mempertahankan wanita yang selingkuh itu. Bahkan Vio, dia tidak menyukainya." Ucap Agatha membuat Arya pun sadar. Perkataan Agatha adalah benar.

Wanita itu bertambah lancang membimbing tangan Arya untuk menyentuh kemaluannya. Tidak ada elakan dari Arya, tetapi ia hanya bergerak sesuai alur yang diberikan Agatha. Tangannya mulai menyelinap dibalik celana dalam wanita itu. Jari Arya pun ia masukkan kedalam lubang vaginanya.

"Aku mencintaimu, Arya Gavino." Gumam Agatha. Buliran bening menetes pada matanya.

Arya tersentak. Ia pun segera mengeluarkan jarinya pada celana dalam Agatha. "Kenapa nangis?" Tanya Arya, melihat Agatha menyembunyikan wajahnya pada pundak Arya.

"Tenangkan dirimu, hm. Kamu hanya stress."

Agatha memundurkan kepalanya. Tangan mungilnya menyeka air matanya. Agatha pun tersenyum. "Aku tenang. Aku hanya terharu, kak Arya menyentuhku."

"Sadarkan dirimu, Agatha."

"Kalau kamu mau, silahkan."

Apa?! Agatha menghancurkan benteng miliknya. Tiba-tiba, Arya pun terdorong untuk mendekat pada Agatha. Bibirnya mencium gadis itu dengan lembut. "Boleh?" Tanya Arya sekali lagi setelah mereka berciuman, memastikan.

"Aku hanya bersetubuh sekali dengan Bian. Aku menjaga tubuh ini hanya untuk kamu Arya."

***

Agatha terbangun dari tidurnya. Merasakan hembusan nafas teratur yang menerpa dadanya. Bibirnya menyungging melihat pria di dekapannya, memeluk dirinya dengan erat. Jemarinya merapikan rambut hitam berantakan milik pria itu.

Merasa bangga dengan pencapaiannya selama ini. Delapan tahun ia mengenal pria itu, Arya Gavino. Kini, ia sudah bisa memilikinya. "Apa yang kamu mimpikan, Kak." Gumam Agatha ketika melihat sudut mata Arya yang basah. Agatha pun segera menyekanya dengan lembut.

Lenguhan kecil keluar, Arya tergugah. Ia mulai membuka matanya dengan perlahan. "Good morning, Dear." Ucap Agatha.

Arya pun mulai menyadari kondisinya saat ini. Bertelanjang dada di depan Agatha. Namun, ia pun mengenyahkan rasa ketidaknyamanan itu. Tubuh Agatha sangatlah nikmat atau hanya dirinya yang terlalu nafsu karena lama tidak bercinta.

"Good morning." Balas Arya. Mengkecup sekilas dada Agatha. Wanita itupun langsung memacukan detakan jantungnya.

"Kak, apa tidurmu nyenyak?" Tanya Agatha.

Arya diam sesaat, tentu saja ia sampai lelap dan bermimpi semalam. Sejak kapan ia memiliki tidur berkualitas ini. "Ya. Aku sampai bermimpi."

Agatha tertawa kecil. "Terimakasih, Arya Gavino. Aku sangat menyukaimu semalam."

"Apa aku menyakitimu?"

"Tidak."

Arya tersnyum. Sungguh perkataan Agatha yang hanya berhubungan sekali dengan Bian adalah benar. Namun, kenapa ia senang sekarang. Oh Tuhan, apakah ia menyukai Agatha.

"Kak, melamun?"

"Ah, tidak. Aku hanya sedang mengamati wajahmu."

"Ada apa dengan wajahku?"

"Kamu cantik, banyak yang menyukaimu tapi kamu justru menyukai pria seperti ini."

"Seperti ini bagaimana? Kamu tahu kamu itu tampan."

"Oh ya. Kenapa aku tidak merasakan hal itu."

"Bodoh." Kesal Agatha.

Lain dengan Arya yang mulai memgkecup dada Agatha. Tangannya meraih payudara Agatha. Payudara yang kenyal itu ia remas. Agatha pun sedikit melenguh.

"Boleh lagi?" Tanya Arya.

"Apa kamu belum cukup?"

"Belum. Aku masih penasaran dengamu."

"Arya. Pelan-pelan."

Arya menganggukkan kepalanya. Ciuman pun terjadi kembali.

***

[Minggu, 9 Juni 2024]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello, AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang