005 : Makan Malam

43 23 110
                                    

Rara terlonjak kaget saat mendengar suara Bundanya dari arah belakang, bukannya menjawab Rara justru malah berbalik badan dan melihat ke arah bawah tepat di mana paper bag itu masih ia pegang.

"Habis ambil paket?" tanya Asti memastikan, Rara yang bingung ingin menjawab apa langsung mengiyakan perkataan Bundanya barusan, "yaudah, Bunda udah selesai masak kamu nanti jangan lupa makan ya." katanya lagi.

Rara mengangguk, "Rara mau ke kamar dulu."

"Yaudah."

Dengan cepat Rara melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya, perasaannya sudah tak sabar ingin cepat melihat apa yang baru saja Rico bawa untuknya, hal pertama yang Rara lakukan sebelum melihat isi dari paper bag itu adalah mengunci pintu kamarnya dengan sangat rapat, takut jika tiba-tiba Bundanya masuk dan melihat.

Hal yang pertama Rara lihat saat membuka paper bag adalah secarik kertas dengan tulisan 'jangan lupa di pakai nanti, sampai jumpa nanti malam sayang!' Rara tersenyum penuh bahagia membaca pesan yang tertulis oleh Rico di kertas itu.

Kini matanya beralih pada sebuah dress berwarna putih, dress yang menurut Rara ini memang sangat cantik.

Tak lupa dengan heels yang sudah Rico siapkan, Rico memang orang yang paling bisa membuat Rara bahagia. Setelah puas dengan barang-barang yang ada di dalamnya, kini Rara kembali merapihkan dan menyimpannya di dalam lemari.

Rara terduduk di kursi rias, melihat pantulan jelas milik dirinya yang berada di depan cermin, " sekarang gimana caranya aku bisa keluar nanti malem?" monolognya pada sebuah cermin yang menampilkan pantulan dirinya sendiri.

Jam sudah menunjukkan pukul 18.34 tapi Rara sama sekali belum mendengar tanda-tanda Ayahnya sudah pulang dari kantor, ia memilih untuk keluar dan menghampiri Bundanya yang tengah berada di dalam kamar.

Rara melihat Bundanya yang tengah sibuk membaca sebuah buku, ntah judulnya apa Rara sendiri pun juga tidak tahu, "Ayah belum pulang, Bun?" tanya Rara yang membuat Asti menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Belum, tadi Ayah kamu kasih kabar katanya malam ini lembur." Rara hanya mengangguk mendengar jawaban dari Bundanya, saat hendak keluar ia tersenyum dan kembali menghampiri Bundanya.

"Rara mau tidur Bun, nanti kalo Ayah pulang bilangin Rara udah tidur ya." Asti mengerutkan keningnya heran, pasalnya jika putrinya itu hendak tidur ia tidak pernah memberitahukan kepadanya, apalagi harus keluar kamar dan menghampiri ia langsung seperti sekarang.

"Ko tumben Ra?"

Mata gadis itu melihat ke sekeliling kamar ibunya, seakan mencari jawaban agar Bundanya bisa percaya, "gapapa, takut Ayah cari Rara. Nanti bilang aja Rara udah tidur."

Asti tersenyum lalu mengangguk, "yauda sana tidur nanti Bunda bilangin kalo Ayah cari kamu." Rara menghembuskan nafasnya lega, untunglah Bundanya percaya.

Baru saja Rara hendak keluar Asti sudah lebih dulu memanggilnya, "Ra?"

Rara membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Bundanya, otaknya berfikir mengapa Bundanya memanggilnya lagi? apa Bundanya tahu jika Rara hanya alasan.

"Kenapa?" sahutnya.

"sebelum tidur jangan lupa shalat Isya."

Rara menghembuskan nafasnya lega, syukurlah.

Asti kembali membaca buku itu setelah beberapa menit yang lalu ia hentikan aktivitasnya, "Kalo keluar pintunya tutup." lanjutnya lagi dengan mata yang sudah tertuju pada buku di tangannya.

"Iya, Bunda."

ooOoo

Pukul 19.45 Rico sudah berada di tempat makan malam yang ia janjikan kepada Rara, pria itu sudah menunggu hampir 10 menit yang lalu tapi Rara belum juga datang, alasan Rico tidak menjemput Rara karena itu memang permintaan dari gadis itu, ia takut jika nantinya Bundanya tahu dan akan memarahi Rico.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARAH PULANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang