1. Sakit

299 27 3
                                    

Dengan langkah terburu-buru dan sekantung obat ditangannya Jericho turun dari mobil menuju rumah sang kekasih walaupun jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dia tetap harus menemui pacarnya tersebut.

Setelah memencet bel, pintu terbuka menghadirkan lelaki tampan yang sukses membuat hati Jericho jengkel.

“Ngapain lo disini, mana Nana” pertayaan dengan penuh amarah terlontar dari bibir Jericho, Nana adalah panggilan untuk Jeana kekasihnya.

“Tuh” Marko membalas dengan raut wajah yang tidak bersahabat lalu segera menyingkir.

Setelah memasuki rumah sang kekasih terlihat Jeana sedang menonton TV dengan banyak camilan di meja dan tawa bahagia karena menonton serial favoritnya.

“Jeana!”

Dengan nada agak tinggi Jericho memanggil Jeana, Jericho merasa kesal dengan wanita itu. Jeana mengatakan bahwa dirinya sakit tapi apa ini? Dia malah terlihat sehat dengan wajah bahagia.

Mendengar panggilan kasar Jericho Jeana sontak menghentikan tawanya dan segera menoleh dengan raut wajah  ketus.

“Ngapain kesini ? udah malem juga” tanya Jeana tidak suka dengan tatapan yang diberikan Jericho.

“Kamu yang ngapain Na? aku bela-belain malem-malem kesini buat jenguk kamu yang katanya sakit dan ini aku bawain obat juga kamu malah ketawa-ketawa disini berduaan lagi sama Marco.”

“Emang aku nyuruh kamu kesini malem ? enggak kan ? liat coba di HP kamu aku kirim pesan kalo aku sakit itu kapan hah!! Aku udah kirim  tiga hari lalu Jeri !” balas Jeana dengan nada marah dan bergetar.

Langsung saja Jericho menghidupkan ponselnya untuk memeriksa perkataan Jeana dan itu benar bahwa Jeana mengiriminya pesan  tiga haru lalu namun Jeri baru membaca tadi sore saat bersama Lilian jadi Jeri tidak bisa langsung menemui Jeana.

Dengan perasaan yang menyesal dan bersalah pada sang kekasih, pandangan Jericho perlahan melunak dan mendekati Jeana dengan tangan yang hendak meraih tangan kekasihnya.

“Maaf, maafin aku Na aku baru baca tadi sore saat aku anterin Lilian karena  tiga hari ini dia sibuk persiapan daftar modelling
Jericho berusaha menjelaskan apa adanya.

“Lilian Lilian terus muak aku dengernya lebih baik kamu pulang aja ”

Jeana langsung mengusir Jericho pulang karena dia merasa sakit hatinya mendengar alasan itu dan ingin menangis namun tidak didepan Jericho.

“Mau gimana lagi Na, Lilian sendirian aku nggak bisa ninggalin dia”

Sungguh semakin sakit hati Jeana dalam situasi seperti ini Jeri masih sempat membela gadis itu tanpa kata apapun lagi Jeana langsung bergegas menaiki tangga menuju kamarnya karena tidak sanggup menahan air matanya lagi dia benar-benar ingin menangis.

Sedangkan Jericho hendak menyusul Jeana namun segera dicegah oleh Marko.

“Lo nggak denger dia nyuruh Lo pulang ?”

“Tolong gue mau kasih pengertian sama Jeana biarin gue masuk”

Cih, pengertian Lo bilang ? Lo tuh yang seharusnya dikasih pengertian sampai kapan lo kayak gini selalu bikin Jean nangis hah! Kalo lo emang gabisa bahagiaiin dia lebih baik lo pergi ”

Usai melontarkan kalimat tersebut langsung saja Marco menyeret Jericho keluar dari rumah, Jericho hanya diam dan lesu karena sadar dengan perbuatan dirinya dan perkataan Marko.


🔻🔻🔻🔻🔻🔻



Dengan suasana hati yang kurang bersemangat Jeana mematut dirinya di depan cermin dengan riasan tipis namun sangat cantik dia sebenarnya masih malas pergi kuliah karena pasti bertemu Jericho namun tidak ada pilihan lain dia harus ikut mata kuliah favoritnya hari ini.

“Gue nggak boleh gampang kedistract sama Jericho, gue kuliah buat bekal kesuksesan gue nanti jadi jangan sampai kuliah gue terhambat gara-gara cowok macem Jericho ” tekadnya yakin.

Setelah siap dengan riasan dan barangnya untuk berangkat ke kampus Jeana menuruni tangga berniat sarapan dengan keluarganya.

Namun langkahnya sempat terhenti dengan wajah sebal dia menatap kehadiran sosok lelaki yang tadi malam merusak suasana hatinya.

“Eh sayang, sini buruan Jericho udah dari tadi loh nungguin kamu ini Papa Mama udah selesai juga sarapannya, kamu ditemenin Jericho ya” Mama Jeana melemparkan senyum ramah.

“Makasih ya tante sarapannya enak banget” kata Jericho dengan senyum bulan sabit andalannya.

“Iya ganteng sama-sama” balas Mama Jeana.


Setelah kepergian orang tua Jeana, segera Jericho berdiri memutari meja mengambil tempat disamping Jeana.

“Sayang, mau aku suapin?” tawar Jericho dengan senyum ramah berusaha merayu.


“Apaan sih nggak usah lah” jawab Jeana dia masih bete sama pacarnya ini.

“Kesalahan aku emang fatal banget Sayang tapi aku mohon maafin aku ya. Kamu ngerti sendiri kan Lilian emang anaknya nggak punya siapa-siapa selain aku dan ini amanah keluarganya juga”


“Udahlah nggak usah pake alasan Lilian terus kamu bawa-bawa, itu salah kamu kalo emang kamu lagi sibuk harusnya bisa kan bales WA ku bilang kalo kamu emang nggak bisa jenguk dan harus nemenin dia. Lagian aku sadar kok kalo aku second choice buat kamu” omel Jeana Panjang lebar.

“Loh kok ngomongnya second choice gitu sih” tanya Jericho bingung.

“Kan emang itu faktanya kamu selau duluin Lilian daripada aku”

“Kalo kamu emang ngerasa gitu aku akan berusaha biar kamu nggak merasa jadi second choice karena kamu itu selau prioritas aku ” ucap Jericho dengan bibirnya yang mengecup punggung tangan Jeana.


Jeana acuh saja dan membuat wajah nggak peduli karena bosen sama kata-kata Jericho yang katanya mau memprioritaskan dirinya tapi apa ? itu semua omong kosong.





🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻tbc🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻


Next or No ?

Girlfriend or Girl Friend (nomin gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang