13. Hera confess

72 8 0
                                    

Kini Jeana tengah mengerjakan laporan salah satu dari sekian banyak tugas kuliahnya. Ditengah-tengah melakukan kegiatannya tiba-tiba teringat percakapan antara ayahnya dan lelaki yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri, Jeana tidak menyangka ternyata Marco menyayanginya sebagai wanita bukan sebagai adik perempuan seperti dulu.

Memikirkannya tiba-tiba membuat pipi Jeana panas dan tersenyum tanpa ia sadari, sadar akan kelakuan anehnya Jeana segera memukul ringan kepalanya merasa bodoh.

Kini kita beralih pada sosok yang sedang dipikirkan Jeana saat ini yaitu Marco, rupanya lelaki rupawan ini sedang menunggu kedatangan seseorang. Namun Marco terlihat enggan melakukan pertemuan ini dilihat dari moodnya yang buruk saat ini.

"Maaf kak Marco tadi masih ada kelas aku lupa kakak lama?" datang seorang gadis yang langsung merapikan penampilannya saat tiba di hadapan Marco.

"Nggak papa, ya udah lu pesen dulu" sebenarnya mau marah tetapi karena si gadis ini benar-benar merasa bersalah Marco memaafkannya.

Sedangkan sang lawan bicara sedang salah tingkah meneriima perhatian kecil dari Marco.
Setelah menyelesaikan sesi makan siang bersama Marco yang sudah tidak tahan langsung saja to the point.

"Jadi maksud lo ngajak gue kesini apa?" tanya Marco terus terang.

"Aku suka sama kakak" ucapnya dengan yakin tanpa keraguan sedikitpun pada suara Hera.

Mendapat ungkapan seperti itu wajar Marco terkejut karena tidak pernah menyangka selama mengenal Hera ternyata gadis ini mempunyai perasaan special untuknya. Marco bahkan belum memberi respon Hera langsung melanjutkan perkataannya lagi.

"Aku cuma mengungkapkan perasaan aku aja kak biar aku lega, aku nggak minta buat menjalin hubungan sepesial sama kakak" jelasnya, takut Marco salah paham.

"Oke jadi Hera makasih udah suka sama gue, dan gue sangat menghargai perasaan lo. Tapi maaf gue nggak bisa bales karena kayaknya lo sama temen-temen tahu gue sukanya sama siapa"

"Jeana kan" Hera langsung menebak walaupun hatinya sangat sakit kali ini, namun di sisi lain dia juga lega.

"Iya, jadi ya gitu deh intinya terimakasih udah suka sama cowok kayak gue tapi lo bisa cari cowok lain yang bisa suka balik sama lo" Marco berusaha menghargai perasaan hera dan menghiburnya.

"Kenapa kakak suka sama Jeana kalian kan sepupuan" tanya jeana dengan sedikit keraguan takut pertanyaannya melampaui batas.

"Maaf kayaknya pembahasan kita sampai sini aja dan gue mau pamit duluan makasih udah nemenin makan." Ucap Marco tanpa menjawab rasa penasaran Hera, menurut Marco itu sudah ranah yang tidak boleh dibahas Hera jadi Marco memilih pulang.

🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻

Ting tung

Bel terdengar nyaring, Jeana sang pemilik rumah memilih untuk membukakan pintu. Tidak disangka oleh dirinya ternyata yang datang adalah Marco lelaki yang dari kemarin memenuhi pikirannya.

"K-kak Marco" Jeana terkejut tanpa alasan dengan kedatangan Marco, sedangkan Marco yang sudah terbiasa tanpa pikir Panjang segera meraih tubuh Jeana untuk dipeluk namun penolakan Jeana membuat Marco bingung.

"Jeana .." panggil Marco dengan nada bertanya serta alis terangkat merasa heran dengan sikap adiknya tersebut.

Setelah mengetahui perasaan Marco terhadapnya Jeana tidak bisa bersikap biasa saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa antara mereka. Mungkin Marco bisa karena dia sudah terbiasa selama bertahun-tahun namun tidak untuk Jeana.

"Kakak ngapain kesini" kalimat Jeana semakin membuat Marco bingung, untuk apa gadis ini bertanya kehadirannya.

"Kok kamu nanya gitu sih Je, aku udah sering ke sini tapi baru kali ini kamu nanya gitu ke aku" sadar dengan sikap anehnya Jeana menggeleng dan merutuki dirinya sendiri dia langsung mengalihkan perhatian Marco dengan menyuruhnya segera masuk.

"Kakak bawain donat gula nih, tiap liat donat selalu ingat kamu adik kakak tersayang"

"Makasih kakak udah repot-repot kesini"

"Apapun untuk tuan putri" Marco menjawab dengan senyum merekah dan mengusap lembut rambut adiknya.

"Ekhem"

Deheman singkat dan keras itu membuat keduanya sangat terkejut mencari-cari sumber suara makin terkejut karena pelakunya adalah Jericho sejak kapan dia ada di sana pikir mereka berdua.

"Jericho, sejak kapan kamu kesini" Jeana langsung menghampiri sang pacar dengan gelagat seperti terciduk berselingkuh (?)

"Sejak tadi aku udah teriak-teriak eh malah enak-enakan berdua disini" jawab Jericho malas.

"Apaan sih Jer, kak Marco Cuma mau anter donat dan mau langsung pulang ya kan kak ?"

"I-Iya bener" Marco hanya menganggap seadanya karena sudah malas dengan kehadiran Jericho.

"Ya udah kalo gitu tunggu apa lagi" Jericho menantang seakan siap menghajar Marco jika dia masih tetap disni.

"Fine! Je, kakak pulang dulu ya abisin donatnya sampai ketemu besok." Marco sempatkan senyum lembut pada pujaan hatinya dan Jeana hanya menjawab dengan anggukan kepala dan senyum tipis.

Segera Marco pergi dari sana dengan melempar tatapan sengit pada Jericho
"Ya udah nih dimakan aku pulang dulu"

"Jer, jer jangan pergi kamu apaan sih" cegah Jeana, tahu jika sebenarnya cowok ini sedang merajuk.

"Kamu yang apaan, ngapain coba berduaan sama dia pake dielus lagi "

"Aku maaf Jer, aku nggak bisa control perlakuan kak Marco, plis kamu jangan marah ayo sini dulu duduk"

🔻🔻🔻🔻🔻tbc🔻🔻🔻🔻🔻🔻

mohon kritik dan sarannya ya.......

Girlfriend or Girl Friend (nomin gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang