ta'aruf

3 3 0
                                    

    Di taman besar kota Jakarta Dara, Angel, Gita dan tentunya tuan putri Reysha tengah menikmati pemandangan sore hari, indah, asri, nyaman di pandang dan juga sangat mengenakkan mata karena pepononan rindang nan hijau di tempat itu sangat lebat hingga memudahkan angin menghilir menerpa ke empat mahasiswi tersebut.

    Tidak lupa dengan kejadian pagi kemarin, Reysha terisak mengenang kebersamaannya bersama Alvares, cowok itu yang selalu menemaninya, mendengarkan ceritanya, selalu mendukung dan berjanji tidak akan pernah meninggalkannya, lantas sekarang apa yang sudah terjadi? Malah cowok itu yang mengingkari janjinya sendiri. Janji manis, mulut buaya karena dia memang buaya pecinta jalang yang bernama Inka itu. Reysha merindukan Alvares, sungguh merindukannya, tapi apa boleh buat, sudah terlanjur kecewa juga dia yang mendengar kabar bahwa Inka hamil anak Alvares. Sesak rasanya, kata Reysha.

    "Udah Rey, cowok bajingan kayak dia itu mending di buang aja ke got," ujar Angel di samping Reysha, "gue udah konfir ke bokap gue, katanya dia kena hukuman skorsing selama tiga bulan, untung ngga di keluarin tuh bocah ingusan!"

    Dara dan Gita melotot tak percaya, "what! Tiga bulan itu gak lama njir." Pekik Dara.

    Angel menghela napas panjang, "ya sesuai lah sama perbuatan dia yang bajingan itu." Ujarnya.

    Reysha mengangkat kepalanya, "gue bakal ta'aruf." Ucapnya sesegukan.

    "What!" Ucap Ke-3 sahabatnya dengan kompak.

    "pengen banget tuh mata gue colok, gue beneran bangsat, mami nyuruh gue ta'aruf ama anak pesantren." Lesu, hanya itu ekspresi Reysha sekarang.

    Ketiga sahabat Reysha mengerjap kata berkali-kali dan melongo tak percaya atas apa yang sahabatnya itu katakan, tapi lebih baik sih, setidaknya Reysha sudah dapat pengganti Alvares yang lebih baik karena calon sahabatnya itu anak pesantren.

    "seenggaknya lo dapat suami alim, paham agama, gak kayak Alpamart tukang selingkuh!" Celetuk Angel. "Tapi ntar kalau udah nikah, jangan lupa live ya, link." Ucapnya lagi sambil tersenyum genit.

    Reysha benar-benar ingin muntah mendengarnya, buat apa menikah jika tidak saling cinta? Sangat membagongkan.

     Ting....

    suara notifikasi terdengar dari ponsel Reysha, ia buru-buru mengambil benda tersebut lalu membuka aplikasi chatting berwarna hijau itu, matanya membulat seketika membaca pesan yang baru saja masuk itu.

Mami♡

Reysha pulang! Kamu lupa
Ini hari penting hah!
Awas aja ya kalau kamu gak pulang sebelum jam 4 sore, semua poster ama foto di kamar kamu mami bakar semua!

    Buru-buru gadis itu beranjak meninggalkan ketiga temannya yang menatapnya cengo, asal tinggal aja nih anak.

    "Eh lo mau kemana!!" Tanya Angel, Dara dan Gita bersamaan.

    Reysha yang sudah berlari lebih dulu kearah mobil tanpa membalikkan badan ia pun membalas dengan teriakannya, " MAMI NYURUH PULANG KATANYA ADA TAMU PENTING!" balasnya.

    Ketiga temannya pun langsung menatap satu sama lain selama beberapa detik setelah mobil Reysha melaju dengan cepat kearah selatan menuju rumahnya.

    3...2...1...

    "yessssss!! Reysha kawin, Reysha kawin, Reysha kawin! Yuhuuuuuu!"

    "Gue punya ponakan ntar anjayyyy gurinjay!"

    "Yesss gue jadi biduannya!"

    Seperti orang sakit jiwa mereka ini, tapi inilah kebahagiaan setiap sahabat jika salah satu di antaranya akan melangsungkan sesuatu yang membawa mereka kepada kebahagiaan dunia akhirat.

***

    Sebuah mobil mewah terparkir rapih di depan kediaman keluarga Reysha, gadis itu pun juga langsung memarkir mobilnya di tempat yang sama.

    Gugup? Tentu saja. Reysha melangkah ragu untuk masuk kedalam rumah melalui pintu belakang yang sudah terbuka untuknya. Terlihat juga di sana ada Bi Muli yang sedang memasak hidangan untuk para tamu.

    Reysha melangkah masuk lalu berbisik kearah Bi Muli, "hustt, Bi, Mami mana?" Tanyanya pelan.

    Bi Muli berbalik, "ada di ruang tamu lagi nyambut keluarga calon suaminya Non Rey."

    Deg

   Mau tidak mau ia harus terima kenyataan bahwa sebentar lagi ia akan menjadi seorang istri. Gadis itu segera beranjak lalu masuk kedalam kamarnya. Di atas kasur mewah itu, sudah terdapat baju gamis berwarna biru muda dan hijab pashmina dengan warna yang setara itu sudah terpampang rapi, berarti gamis itu lah yang harus Reysha pakai. Ia buru-buru mandi lalu dandan secukupnya agar tidak kelihatan menor di depan calon mertua dan suaminya nanti, tidak lupa juga ia mengenakan ganis biru muda dengan hijabnya juga.

    Sementara di ruang tamu sudah ada tamu penting yang dikatakan Mami dari kemarin. Wanita cantik dan pria tampan serta seorang cowok yang sedari tadi tersenyum ramah lalu sesekali menundukkan pandangannya kebawah sok alim selali, batin Reysha.

    Gadis itu mulai melangkah gugup kearah ruang tamu, ia memantapkan hati dan pikirannya agar selalu santai dan tidak gerogi ketika bertemu dengan keluarga calonnya itu.

    "Assalamualaikum.." Ucap Reysha, kini dirinya sudah ada dihadapan para tamu penting itu, wanita dan pria tadi tersenyum sumringah menatap Reysha, Mami dan Papi juga begitu, sedangkan cowok tadi? Pasti itu yang namanya Algra, ia sesekali tersenyum menatap Reysha lalu kembali menundukkan kepala sembari berguman mengucapkan istighfar.

    Reysha memundurkan kepalanya beberapa centi heran kepada cowok itu, dia pikir Reysha itu setan apa?.

    Reysha mulai menyalimi kedua calon mertuanya dan tersenyum ramah kepada keduanya.

    "Anakmu Cantik Sit." Puji wanita itu sembari menangkup wajah Reysha dengan anggun.

    Mami tersenyum malu, "bisa aja kamu, Dan."

    Reysha selanjutnya beranjak dari hadapan kedua calon mertuanya, ia menepuk jidatnya tanda ia melupakan satu orang, Reysha pun berbalik lalu menjulurkan tangannya pada cowok yang sedari tadi menunduk itu.

    Heran sudah Reysha, cowok itu menolak mentah-mentah uluran perkenalannya. Dari sana juga terdengar Mami dan Papi yang cekikikan sekaligus menahan tawanya seketika.

    "bukan muhrim, Rey." Gelak tawa semua orang disana terdengar nyaring. Malu sudah Reysha.

    "jadi acara nikahannya kita mulai besok lusa ya, Arsita dan pak Arif." Ucap seorang pria yakni Ayah dari Algra itu.

    Deg...

    "Mami..." batinnya kemudian. Panik dan gerogi itulah yang dirasakannya, belum lagi matanya yang saat ini mulai memanas untuk mengeluarkan air mata harus ia tahan terlebih dahulu, biarkan saja setelah tamu penting itu pulang barulah Reysha akan menangis sejadi-jadinya.

Santri Itu ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang