2 : "Permasalahan Ghaib"

5 0 0
                                    






























Tadi kita fokus ke permasalahan jam, ya, si walkel juga nggak naroh jam dinding di kelas sih, jadi semua ini adalah salah walkel, bukan salah May ya teman-teman, nanti kita suruh si walkel untuk klasifikasi— ekhem... maksudnya klarifikasi.

Sekarang kita fokus pada seorang Leon yang dari tadi tidur nya dengan begitu banyak keresahan. Dia tidur gerak sana, lima detik kemudian gerak sini. Gitu terus, hampir tiga puluh menit.

Lalu Leon duduk wak. Ya, karena gelisah gitu.

'sakit perut gue cok.'

Batin Leon tuh. Leon langsung berdiri kan, tapi sebelum berdiri, si Leon ngecek si Tania dulu, oh, ternyata si Tania ketiduran juga. Ya di cek dulu ya kan bray, nanti dikira keluar kelas mau merkosa anak orang, kan gak logis.

Ini tujuan si Leon keluar kelas ya untuk ke toilet, mau buang hajat dulu. Gak tau tuh, dapat istilah buang hajat nya dari film KKN DI DESA PENARI.

Lanjut. Si Leon sudah keluar kelas nih, dia agak bimbang, mau lanjut jalan ke toilet cowok apa gimana, soalnya itu toilet bersebelahan dengan toilet cewek yang kebetulan, lampu di depan toilet cewek itu masih remang-remang.

Leon berdecak kesal nih wak, sudah kebelet dia, gak tahan lagi mau buang hajat, sakit perutnya semakin menjadi-jadi.

"Ck, ah sudahlah!"

Gumam Leon gitu. Leon langsung jalan nih wak, menerobos lampu remang-remang depan toilet cewek itu demi buang hajat dengan penuh segala rasa takut.

Akhirnya bisa sampai juga nih. Si Leon menghela nafas lega. By the way, pintu toilet ini kan di tutup, jadi Leon harus buka dulu.

Pas dibuka, eh ada orang di dalam. Orang nya membelakangi si Leon nih, dia berdiri tepat di depan bilik toilet yang ketiga. Orang itu kalau dilihat dari belakang mirip Darren. Si Leon positif thinking nih, kalau itu beneran si Darren.

"Oh Darren nih, ngapain Darr? Mau buang hajat dulu nih, kalau mau balik duluan, balik aja. Gue berani kok."

Ucap Leon yang tanpa ba bi bu langsung masuk bilik toilet paling pertama deket pintu.

tiga puluh menit pun berlalu, buang hajat Leon sudah selesai bray. Leon keluar dari bilik toilet pertama, dia cek lagi tuh. Oh, ternyata si Darren sudah kembali, gak ada siapa-siapa lagi di toilet ini selain Leon sendiri.

Akhirnya si Leon kembali ke kelas dengan penuh rasa lega. Lega bro, perut nya sudah nggak sakit lagi, tadi mencret, untung yang lain pada tidur, jadi nggak kedengaran suara itu, plung nya.

Pas masuk dalam kelas si Leon agak kaget nih. 'Kenapa tuh?', ini ... si Darren nyenyak banget tidurnya. Posisinya, kaki kiri Darren nindih badan Daryl, terus tangan kanan Darren ninju muka Mars.

Seharusnya si Darren masih bangun kan, tapi ini enggak. Beliau tertidur dengan nyenyak pakai banget, seperti sedang bermimpi menjadi Ultraman.

Leon positif thinking lagi nih.

'ah pura-pura tidur dia nih.', Batin Leon.

Leon yang yakin dan merasa benar bahwa si Darren hanya berpura-pura tidur langsung menampar pipi Darren sekuat-kuatnya.

"Bangun tolol, gue tau lo pura-pura tidur." Ujar Leon.

"ANJING NEBENG ELANG— ... Eh?" Itu si Darren baru sadar.

"Apaan cok, ganggu tidur orang aja lo njing." Lanjut Darren sambil menggaruk-garuk kepala sekalian mengumpulkan nyawa-nyawanya yang entah pada terbang kemana.

"Halah, diem aja lo, lo tadi habis dari toilet kan?"

Tanya Leon dengan sok cool nya.

"Hah? Apaan? Gue dari tadi tidur sat."

Nah lho. Hayo lho. Itu balas nya si Darren. Waduh.

"Lah? Tadi gue liat lu di toilet anjir."

Ini si Leon benar-benar bingung. Tapi di satu sisi dia juga gak percaya.

"Gak mungkin mata gue rabunan cok."

Si Leon yakin banget tadi, dia melihat si Darren di toilet.

"Lah." Ini Darren

"Lah." Lalu, ini Andrew.

"ITU BUKAN GUE COK!"

Teriak Darren yang membuat satu kelas terbangun.

"APAAN ANJING PAKE SEMPAK!—"

Itu si May yang kaget bangun.

"EMANG ADA ANJING PAKE SEMPAK COK?!"

Sekarang si Tania yang teriak. Akhirnya si paling nolep pun berbicara.

"SETAUKU YANG ADA HANYA ANJING PAKE PAMPERS!"

Itu teriak si Aldo.

"SABAR ANJING, INI SI DARREN ADA DUA COK!"

Kali ini si Leon yang teriak.

Satu kelas hening nih, pada nge-lag, iya, loading dulu, siapa tahu mereka salah dengar kan.

"Lah?"

Itu satu kelas, kecuali Darren dan Leon.

"Perasaan Darren ada satu? Kok dua?"

Tania yang gak percaya langsung cek urutan nama yang dikirim walkel di grup kelas. Tania gitu lho, gercep nyari informasi.

"Darren cuman satu njay, kok bisa jadi double?"

Kata si May juga, yang dari tadi tidur nya keganggu, memasang raut muka murung, intinya alisnya mengerut gitu saking nggak bisa tidur nyenyak.

"Lah?"

Ini si Vena. Kemudian dilanjutkan oleh Itha, lalu May, dan berakhir jadi satu kelas.

"Kalau Darren disini, terus yang tadi gue temuin di toilet siapa?"

Tanya Leon. Sudah, ini sangat amat melelahkan.

Tadi, kelas bagaikan kebun binatang, pasar, atau apalah itu. Lalu, tidur lesehan. Sekarang Darren ada dua. Cukup sudah penderitaan anak-anak 9G, sekarang mereka ingin tidur dengan aman dan damai.

Ngomong-ngomong, tinju Darren kuat juga. Pipi Mars jadi memar, mantap. Darren kalau tidur harus diikat, supaya gak gerak kesana-kemari.























































TO BE CONTINUE . . .

This Is Not Sugar, This Is Life.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang