7 : "Darren Ramah Anak"

4 0 0
                                    



















Pada universe lain, alias dilain sisi setelah May dan Tania tidur, ada seorang Darren yang ternyata kebelet buang air kecil. Kebetulan banget itu anak tidur bareng si Daryl.

“Eril, woi, Eril.” Darren bangunin si Daryl.

“mmh.. apaan bejir bangunin subuh-subuh gini?!” Balas Daryl dalam keadaan ngantuk brutal nya.

“Biasa, kebelet.” Jawab Darren

“Temenin!” Ujar Darren lagi.

“Lihat ini jam berapa dulu anjir, masih gelap gulita gini … NOH JAM 3, TAU GAK?!” Sela Daryl sambil menunjukkan jam pada layar ponselnya.

Ck, udahlah, temani dulu bego! Udah diujung tanduk nih!” Ujar Darren.

Dalam kekesalannya, akhirnya Daryl pun menemani Darren pergi buang air kecil. For your information, jarak toilet ke tempat peristirahatan anak-anak 9G cukup jauh yang dimana hal tersebut semakin membuat Darren malas untuk mengambil langkah panjang ditambah lagi dirinya yang sudah tidak tahan.

Dengan ragu-ragu tapi yakin dan percaya, keduanya memasuki area hutan. Mereka berjalan cukup dalam, tidak terlalu jauh juga dari tempat mereka istirahat, yang pasti keduanya mencari spot agar aromanya tidak mengganggu siswa-siswi yang sedang beristirahat.

“Dah, disini aja.” Ujar Darren.

“Ck, cepetan gih, capek tau nyenterin jalan sana sini.” Balas Daryl.

“Iya iya, ngadep sana lu, mesum banget lu mau liat gue nembak rumput.”

“Ck, gue juga ngerti ya, blok.”

Sambil menunggu Darren yang sedang melegakan dirinya, Daryl memantau area sekitar dengan senter ajaib nya alias senter kelap-kelip idaman film-film horor. Jelas-jelas sebelum perjalanan, Daryl sudah mengganti baterai senter, tapi kok sekarang malah melemah?

Dalam kegiatan sorot menyorot nya, dengan tidak sengaja, Daryl menyoroti semak-semak yang bergoyang. Jika kalian diperhadapkan situasi seperti ini, apa gak berubah-ubah tuh gambaran dalam pikiran? Jelas banget si Daryl memikirkan sesuatu yang negatif. Antara bocil main petak umpet—sekalian uji nyali subuh-subuh gini kan—atau hewan-hewan liar seperti sigung atau yang lainnya. Yang pasti pikiran Daryl tidak karuan meski ia sudah mencoba untuk berpikir positif.

‘ah, mungkin lagi berkembang biak.’

Kira-kira itu termasuk pemikiran positif atau negatif?

“Woi, nape lu?” Darren menepuk bahu Daryl.

Reflek saja Daryl terkejut setengah mati. Bahkan nyaris sekali senter pada genggamannya melayang menuju dahi Darren, tapi untung saja Daryl masih bisa menahan emosinya itu.

“Tadi, ada yang goyang-goyang di semak-semak, bego.” Bisik Daryl dalam nada gemetaran nya.

“HAH?! PRAKTEK BIOLOGI GAK SIH?!? BERANI AMAT ANJIR!”

“Gak usah keras-keras juga, tolol!”

“Oh ya, sorry. Tapi kok bisa? Emang apaan? Lu deketin tadi?”

“Kagak.”

Keduanya terdiam dengan Darren yang menatap Daryl menggunakan wajah datarnya.

“Ya, emang lu mau deketin? Jam 3 gini, lu kagak curiga?—”

“Gak.”

Belum sempat Daryl menyelesaikan kalimatnya, Darren langsung memotong omongan Daryl dan merampas senter pada genggaman Daryl. Ia berjalan mendekati semak-semak yang disebut sahabat goyang kewer-kewer nya itu. Daryl yang ketakutan hanya bisa membuntuti Darren. Yaa.. mungkin sedikit physical touch.. yup, dia mencengkram ujung baju Darren seperti anak kecil yang tidak ingin lepas dari ibunya.

“D-darr, kita balik aja yuk.” Ajak Daryl yang semakin merasa tidak nyaman apalagi di dekat semak-semak yang bergerak tadi.

Berbeda dengan Daryl, sekarang Darren berada dalam posisi jongkok dengan tujuan untuk mengamati secara detail si semak-semak-chan yg kawaii.

Tangan Darren meraih semak-semak tersebut dan membukanya…























































DUAR—!!















































Eh, hanya anak kecil. Posisinya jongkok juga. Tapi kok… pucat ya?

“Darr..” Panggil Daryl memberi kode bahwa memang benar saatnya untuk kembali.

Tapi lagi-lagi bukannya merasa takut, si Darren malah..


































“Halo dek. Ngapain lu? Pucat amat tuh muka, buang air gede lu ya?”

Bahkan si bocil setan itu pun menatap Darren datar saking kesalnya.

‘kok manusia satu ini gak takut ya? biasanya yang lain pada takut? manusia spesies apa beliau ini?’

Sementara itu Daryl,































“ITU SETAN GOBLOK, PEKA DIKIT NAPA KEK?!”

“Oh.. apaan setan kek gini cok, Imut gini, pasti mamah nya cantik. Siapa mamah mu, dek?”

“Au ah biadab, gabisa diajak main.” Balas si setan bocil.

“Lah?” Keduanya kebingungan sambil melihat si setan bocil menghilang entah kemana.

“P.”

Darren dan Daryl yang mendengar suara itu langsung menghadap ke belakang. Oh, ternyata ada yang kayang. Senyum nya lebar banget aduh.

“Gw kejar lo pada, HAHAHAHAHAHA.”

“JANGAN GW JUGA BEGO!” Teriak Daryl yang langsung lari terbirit-birit.

“WOI, TUNGGUIN, ANJING!” Darren menyusul Daryl.

Keduanya pun dikejar oleh si kayang.











































‘rasain tuh emak gw. AWOAKWOAKWOAKWOAK!’

Begitulah rasa bahagianya si bocil melihat Darren dan Daryl yang berputar-putar di pohon besar tersebut. Azab terlalu ramah anak (setan).


















. . . TO BE CONTINUE . . .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This Is Not Sugar, This Is Life.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang