🍀

574 51 19
                                    

Di Kantor.

Lavanya tengah berada di parkiran, menunggu Nadira yang sedang mengambil motornya. Karna mereka akan pulang bersama.

Sedangkan Kaivan sendiri mengharuskan lembur dan pria tersebut bahkan tengah meeting.

Ntah lah setiap menuju pulang jam kerja pasti ada meeting, kadang kasian juga melihat pria tersebut yang terjabak disana.

Sambil menunggu Lavanya sesekali memainkan ponselnya.

"Woy."

Lavanya yang sedikit terkejut segera menolehkan kepalanya mendapati pria yang tengah tersenyum disampingnya.

"Ah Ezra ngagetin aja, kirain siapa." Lavanya sampai menyentuh dadanya yang berdebar karna pria tersebut benar membuatnya kaget.

"Haha lagi lo ngapain disini, tumben banget." Pria tersebut tertawa riang.

"Gue lagi nunggu Dira ini."

"Lo pulang sama dia? Ga biasanya." Ujar Ezra, dia sedikit tau seorang Lavanya.

Perempuan tersebur jarang menampakan kakinya di parkiran Kantor mangkanya ketika dia melihatnya langsung segera menghampiri.

"Gue males nunggu depan." Jawabnya singkat, karna memang benar dia biasanya nunggu di depan Kantor tapi hari ini dia mau ikut ke parkiran saja.
"Lo sendiri tumben pulang jam segini." Lanjutnya.

"Iyalah masa lembur terus, penuh saldo gue nanti." Ujar Ezra sedikit bergurau.

"Hahah sombong."

"Lagi lo mancing duluan, tapi aamiin sih." Ezra menampilkan cengirannya.
"Tapi kadang-kadang gue iri sama kalian yang pulang ontime." Lanjutnya.

"Kenapa iri, mending kek lo lah gaji pasti lebih dari kita." Ujar Lavanya.

"Iya sih tapi remuk nih badan gue Van." Ezra spik meregangkan tubuhnya.

"Ya itu salah satu resikonya." Lavanya tersenyum lebar.

"Hahah sial emang."
"Kayanya masuk tim nya si Ivan enak ya." Celetuk Ezra.

"Enaknya?" Lavanya menyerit keningnya.

"Ya keliatannya seru gitu, rasanya gue pen gabung di kalian." Ujar Ezra.

"Lo ga bisa buat pindah ya?"

"Ga bisa lah, kecuali emang lagi ada mutasian." Jelas Ezra.

"Hmm bener sih, lagian bukannya enak ya tim lo geh."

"Haaah bosen."

"Dasar." Lavanya menyikut Ezra membuat pria tersebut meringis pelan sambil tertawa kecil.

Lalu Nadira datang dengan motornya.

"Gue duluan ya Ez." Lavanya memakai helm yang diberikan Nadira padanya.

"Oke hati-hati kalian."

Nadira mengklakson motornya tanda berpamit pada Ezra, dan pria tersebut menganggukan kepalanya.

.

Malam

"Lav."

"Apa?"

Sekarang mereka tengah berada di apartemen Lavanya tentu saja, dengan sang perempuan tengah menonton tv dan sang pria tengah berada di meja makan.

"Gue liat tadi waktu pulang lo kek ngobrol sama orang, siapa?" Pertanyaan Kaivan membuat Lavanya menolehkan kepalanya untuk bisa melihat lawan bicaranya.

"Itu Ezra, devisi sebelah." Jelas Lavanya kembali fokus pada televisinya.

"Kalian deket?" Tanya Kaivan.

Teman?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang