🍀

488 52 19
                                    

Malam hari yang masih dibilang sore di tengah keramaian Kota, sepasang "teman" sedang berjalan di trotoar, mereka habis melakukan jalan santai dari sore di sekitaran GBK.

Mereka sekarang hendak pulang menuju apartemen, ketika melewati taman ada stand es krim.

"Kai ada es krim."

"Lo mau?"

"Boleh." Lavanya tersenyum senang membuat Kaivan mengusap kepalanya gemas.

Lalu mereka berdua ke stand es krim yang berada di pinggir area taman.

Kaivan memesan, sedangkan Lavanya duduk di kursi panjang yang berada disana.

Setelah itu Kaivan membawa dua eskrim untuk mereka nikmati.

"Nih." Kaivan memberikan es krim cone kepada Lavanya yang di terima langsung oleh sang empu.

"Terimakasih." Lavanya tersenyum senang seperti anak kecil dan Kaivan yang melihatnya hanya bisa tersenyum gemas.

Mereka duduk dulu sambil menghabiskan es krim dengan melihat kegiatan orang-orang yang berada di taman.

"Lav makannya kaya anak kecil sih." Ujar Kaivan melihat Lavanya mekan es krim tapi sampai mengenai dagu.

"Hehe iya ini langsung di bersihin ko." Lavanya hendak mengelapnya tapi tangan besar Kaivan sudah lebih dulu mengusapnya lembut.

"Kalo bukan disini, gue bakal bersihin make bibir kali Lav." Ujar Kaivan memandang bibir love temannya yang basah.

Lavanya tentu saja terdiam awalnya lalu dia menjadi gugup ketika Kaivan terus memandangnya.

"Apa sih Kai, udah ah ayo pulang, keringetan banget nih bajunya." Lavanya langsung menghabiskan es krim yang tinggal sedikit, Kaivan yang sudah habis dari tadi hanya bisa menahan senyum ketika temannya menghindarinya.

"Ayo lah mau hujan juga kaya nya ini." Kaivan beranjak diikuti Lavanya yang langsung menatap langit yang memang tidak ada bintang sama sekali.

"Pantes hawa nya dingin." Cetus Lavanya.

Lalu mereka kembali berjalan untuk sampai apartemen.

Hampir deket sih, cuman kalo di pake jalan kaki ya lumayan makan waktu juga buat sampe sana.

Karna jarak apartemen mereka ke GBK itu lumayan juga kalo di buat jalan kaki, bisa sejam.

"Kai kayanya gerimis." Lavanya mengadahkan tanganya karna dia merasakan tetesan air di wajahnya.

Kaivan langsung melihat ke arah lampu jalan untuk mengeceknya, "Kayanya iya deh." Timpalnya.

Dan benar saja tak lama langsung turun hujan.

"Kai neduh dulu." Lavanya berujar sambil menunduk karna Kaivan menggandeng tangannya yang sedikit berlari di depannya.

Kaivan berlari ke ruko yang berada di belakang jalan.

Rukonya tutup jadinya membuat tidak terlalu terlihat kalau dari jalan raya.

"Duh tiba-tiba hujannya langsung gede masa." Keluh Lavanya mengelap wajahnya yang sedikit basah.

"Biasa hujan nya ga bisa di prediksi." Ujar Kaivan.

"Padahal ga jauh kita udah sampe."

"Ya yaudah lah ya, neduh di sini aja dulu. Siapa tau hujannya cuman lewat doang." Kaivan mengajak Lavanya untuk duduk.

"Hmm semoga lah."

Lalu mereka menunggu hujan reda.

5 menit

10 menit

Teman?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang