BAB 24🥀

23 5 0
                                    

Happy reading
*
*
*
*

Matahari telah terbit, menyinari gelapnya belahan bumi. menurunkan rintik-rintik hujan kecil ke atas tanah bumi Pertiwi.

Di dalam kamar bernuansa hitam putih, berdiri seorang laki-laki berseragam lengkap, tangannya Tengah-bersedekap dada sembari menatap intens ke arah seseorang gadis yang masih setia memejamkan rapat mata hazel indahnya.

Laki-laki itu menatap datar,  ia menarik cepat selimut yang membungkus nyaman tubuh mungil Luna dengan paksa."Woi Bangun kebo! Gak sekolah lo?" Tanya Andra sembari berkacak pinggang.

Gadis itu mendesis tak suka, "bentaran ka gue masih mau tidur" ucapnya kembali menarik selimut sebatas dada.

"Eeehh! Gak ada gak ada! Bangun! Cepat na kalo gak gue tinggal!" Andra sudah berniat melangkah keluar, namun suara lirihan malas menghentikan pergerakannya.

"CK bawal! ini bentaran gue mau mandi dulu." Gadis dengan baju tidur motif beruang itu beranjak dari ranjang tidurnya, ia berjalan gontai ke arah kamar mandiri.

"Lo duluan aja sarapannya ka!" Teriak Luna dari dalam kamar mandi, Andra tak menghiraukannya laki-laki itu malah tetap berdiam diri di dalam kamar bernuansa hitam putih sembari menelisik setiap inci sudut ruangan kamar adiknya.

"Apa ni?" Tanyanya menatap intens sepucuk surat yang dilabeli pita merah, andra sudah berniat membukanya namun suara seseorang membuat dirinya menghentikan pergerakannya membuka lembaran surat itu.

"Ngapain? Bukanya gue suruh Lo makan duluan ka?" Tanya Luna berjalan cepat ke arah Andra yang kini kembali meletakkan surat itu di atas meja nakas.

Andra menggeleng, "gue mau tunggu Lo buat makan bareng" ucapnya di akhir senyum simpul.

Luna menatap heran, "makan sama Hana kan bisa" ucapnya berjalan ke arah kaca besar, Andra menggeleng keras, "gue gak suka makan sama tu anak!" Tegasnya melirik datar ke arah Aluna yang kini mendelik tak habis pikir.

"Hana juga adik Lo ka, dia masih kecil! Masih butuh perhatian eks-"

"Lo?" Sela Andra, laki-laki itu menggeleng kecil, Menatap lekat wajah cantik adiknya yang membisu.

"Lo juga masih butuh perhatian na.." lirihnya mendekat ke arah Aluna yang masih terdiam.

Laki-laki itu mengapai lembut bahu Luna, Andra mengangkat pandangannya gadis itu untuk menatap tepat pada netra hitamnya.

"Tatap mata gue na"

Luna memberanikan diri mengangkat netra hazel itu untuk menatap tepat pada netar hitam Andra, "Lo percaya sama gue kan?" Luna menganguk.

"berhenti buat jadi terlalu naif na"  ucap andra mengusap lembut pipi chubby adiknya yang masih setia menatap dalam wajahnya.

"Lo tahu kan, semua manusia tu gak sama hm. Mereka bisa jadi egois kapan aja, jadi... Gue minta jangan terlalu baik sama seseorang Oky?"

Gadis berambut sebahu itu menganguk kecil, terbesit di dalam otak cantiknya bahwa apa yang Andra katakan memang ada benarnya. Luna berfikir selama ini memang dirinya terlalu baik dan naif tetapi semua itu bukanlah murni karena keningnya, terapi dari dorongan sesuatu yang berasal dari hati nuraninya.

*
🥀🥀🥀
*

"Udahh! Berhenti disini ka." Ucap luna beranjak dari duduknya, gadis itu turun dari mobil hitam kakaknya yang berhenti tepat pada Tokoh buku yang dimana disebelahnya terdapat gedung olahraga SMA LENTERA HARAPAN.

Andra memutar bola mata malas, laki-laki itu membuka kaca mobil untuk melihat wajah putih adiknya yang kini memerah-berkeringat."sampai kapan Lo gini terus sih? Gak capek Lo jalan kaki Mulu dari tokoh buku sampai pager LH?" Tanyanya yang mendapat gelengan keras dari gadis berambut sebahu.

"Cepat jalan ka, nanti keburu masuk!" Usir gadis melambaikan tangan menyuruh untuk Andra segera melaju pergi dengan mobil hitamnya.

Laki-laki itu menghela nafas panjang, "jalan yang cepat! Hati-hati! Awas badan cebol lo ketabrak truk!!"  Teriaknya melanjutkan mobil hitam
meninggalkan Luna yang menatap kesal kepergian kakaknya-andra.

"Awas Lo tiang! Nanti gue bakal balas dendam!" Batinnya berlalu-berjalan kesal Menuju SMA LENTERA HARAPAN.

"Una selamat pagi!!" Girang Lily merangkul lengan kanan gadis berambut sebahu yang hanya pasra tak berotak, "Lo udah ngerjain tugas sejarah na?" Tanya Lily yang mendapat anggukan singkat dari gadis berambut sebahu itu.

Lily nyengir kuda, "boleh gue pinjam gak? Nanti gue baya-"

"Gak usah, gue gak butuh uang li" selanya cepat, kini kedua gadis yang memiliki kecantikan berbeda-beda itu telah sampai pada ambang pintu 11 MIPA 2, banyak pasang mata yang melirik ke arah luna dan Lily namun kedua gadis cantik seolah menutup mata mereka rapat-rapat.

Jujur saja, ia sempat mendengar pembicaraan teman sekelasnya yang sedang menjelek-jelekkan karakter hingga sikapnya, menurut mereka luna murahan gadis gampangan dan gadis  menjijikan.

Kalian pasti mengapa mereka menjelek-jelekkan dirinya... Hmm. Yups! Gara-gara kejadian kemarin itu loh yang dirinya tak sengaja di pergoki turun semobil dengan mots wanted SMA LENTERA HARAPAN.

Gadis berambut sebahu itu melirik sekitar, namun pandangannya langsung di cegah oleh tutupan tangan lentik lily. Gadis berambut sepinggang menarik cepat tangan sahabat barunya untuk duduk di samping kiri bangku.

Gadis itu melirik ke arah aluan yang hanya diam, "udah.. gak perlu di pikirin mereka itu iri sama Lo na" ucap lily berusaha menenangkan.

Luna hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Lily, "ini kah yang dimaksud dengan sahabat yang benar-benar sahabat?"

Hloww mkshhh yg mwu nyempetin diri kalian buat baca😻 heheh maap yaa jika dibab-bab lain msh byk typo yng bertebran dan kata² yang gak jelas😞 maap syekali ak msh penulis pemula jdi tolong di maklumin🙃

Oky... May your next day always be accompanied by happiness 😻😻🙌

Selamat malam!

TBC
*
*
*
*
sempatkan vote 🔔

Semesta Untuk Aluna [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang