"So? What happened?" tanya Chris melihat sang teman yang tampak lesu setelah keluar dari ruangan atasannya.
Sama seperti yang dilakukannya beberapa menit sebelumnya, Leon melemparkan dirinya ke kasur tempat Chris sedang berbaring tentunya membuat sang teman semakin kebingungan.
"Tugas tambahan?" Chris kembali bertanya dan dibalas oleh sebuah anggukan kecil dari Leon yang menutup matanya.
"Actually not really" lanjut Leon tanpa mengubah gaya tidurnya.
"Lebih seperti hukuman tambahan"
Chris mengangkat badannya yang terlentang menjadi posisi duduk sambil menatap dalam gerak-gerik dari temannya itu.
"Memangnya kau melakukan kesalahan?" tanyanya.
Pertanyaan tersebut hanya dijawab dengan angkatan pundak dari Leon sambil tetap membaringkan badannya dan menutup matanya. Ia sudah terlalu lelah memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk membantu Alpha tersebut.
Chris hanya dapat mendecakkan mulutnya lalu berdiri dan mendudukkan dirinya di kursi sambil kembali membaca berkas-berkas yang diletakkan oleh Leon.
"Darrion Navaro?" pekit Chris membaca biodata pasien yang tertera pada kertas tersebut.
Reaksi itu memancing rasa ingin tahu Leon, tandanya dapat dilihat melalui sang Omega yang langsung mendudukkan dirinya dan tetapi tetap memasangkan ekspresi lelah.
"Kau mengenalnya?" tanyanya malas.
Chris membelalakkan matanya sambil melihat ekspresi temannya yang sangat mengisolasikan dirinya dari dunia sosial media dan dunia hiburan. Setelah mengambil nafas dalam-dalam, Chris kembali mengingat bagaimana temannya ini tumbuh di keluarga yang sangat tradisional dan penuh dengan peraturan-peraturan yang sangat mengekangnya karena statusnya yang merupakan seorang Queen Omega.
"Dia seorang aktor terkenal yang baru-baru ini membintangi film ini" ucap Chris sambil menunjukkan sebuah poster film di layar handphonenya.
"Kudengar dia sudah berada di akhir usia 20 dan masih bertemu dengan matenya, kebetulan sekali dia seorang dominan dan kau tahu sendiri apa yang terjadi dengan para Alpha dan Omega Dominan yang belum bertemu dengan mate mereka saat sudah mencapai usia matang kan?" lanjutnya.
Leon terdiam mendengar penjelasan tersebut, perlahan ia mulai mengetahui alasan mengapa dirinya yang dapat dikatakan sebagai seorang dokter junior diminta untuk menangani pasien yang sudah dianggap sebagai seorang VIP.
"Apa mereka sedang mencoba membuatku menjadi matenya?' Leon berbicara dengan suara yang kecil.
Chris hanya tersenyum kecil mendengar kalimat yang keluar dari mulut Leon.
"Mereka pasti gila mengira dirimu akan bekerja sama dalam rencana tersebut" ejeknya.
Tentunya persahabatan keduanya yang sudah berjalan selama lebih dari 10 tahun membuat mereka saling mengenali kebiasaan satu sama lain, Leon yang membenci statusnya sebagai seorang Queen Omega, Leon yang membenci semua Alpha karena pengalaman heat pertamanya, dan tentunya Leon yang memiliki harga diri yang sangat tinggi hingga ia tidak akan pernah mau tunduk kepada seorang Alpha.
"They must be so crazy " balas Leon sambil tersenyum miring.
***
"Pindah lagi?" seorang lelaki dewasa berdiri dari kursinya dan memukul meja yang berada tepat di depannya.
Reaksi tersebut hanya membuat orang yang duduk dibelakang meja tersebut memijat kepalanya.
"Ayolah Darrion, badanmu pasti sudah mengetahui kondisinya. Kau semakin melemah karena feromonmu sendiri dan belakangan ini banyak orang-orang di set yang mulai terpengaruh olehnya" jawab orang tersebut.
"Jadi aku sudah meminta sekretarisku untuk mencari rumah sakit dengan dokter-dokter terbaik di bidang terapi ABO, tentunya karena kau selalu menolak untuk mencari matemu" lanjutnya.
Darrion mengeraskan rahangnya setelah mendengar kalimat tersebut keluar dari direktur agensinya, ia mengira dengan terjun kedalam dunia entertainment dia bisa mulai melupakan ayahnya yang terus-menerus meminta dirinya untuk mencari matenya tetapi disinilah ia sekarang kembali berhadapan dengan permintaan tersebut.
"Aku. Tidak. Membutuhkan. Omega" tekannya lalu meninggalkan ruangan tersebut.
Tepat sebelum pintu ruangan sang direktur pun kembali mengangkat suaranya.
"Darrion, aku tidak memaksamu untuk mencari matemu tapi setidaknya cobalah datang ke rumah sakit itu" ucapnya.
Permintaan tersebut hanya dibalas dengan tutupan pintu yang tenang menandakan jawaban iya dari sang Alpha Dominan membuat sang direktur menghelakan nafasnya.
Darrion pun hanya dapat menggelengkan kepalanya tidak memahami
"Eric, kapan aku dijadwalkan untuk pergi ke rumah sakit?" tanya Darrion kepada sang manajer yang mengekorinya sejak ia keluar dari ruangan sang direktur.
"Ehh pak direktur menjadwalkan anda untuk melakukan kontrol mulai dari hari ini..sekitar 2 jam lagi" jawabnya sambil membaca ulang jadwal harian sang aktor yang sudah dibuatnya di sebuah spreadsheet.
"Baiklah kita berangkat sekarang" Eric hanya menganggukkan kepalanya dan kembali Darrion berjalan ke arah tempat parkir dari gedung agensinya.
***
"Huh, not bad " guman Darrion setelah melihat gedung rumah sakit yang cukup megah.
"Aku akan membeli kopi, tolong kau uruskan mengenai pertemuannya" lanjutnya kemudian meninggalkan Eric dan berjalan ke arah sebuah vending machine yang berada di salah satu lorong rumah sakit.
Setibanya ia di depan vending machine tersebut, ia melihat seorang yang berpakaian seperti seorang dokter tetapi entah mengapa orang tersebut sedang menggoyangkan mesin tersebut.
"Oh ayolah mesin terkutuk" omelnya sambil memukul dinding mesin tersebut dan kemudian menggoyangkannya.
Tak lama kemudian sebuah kaleng minuman pun terjatuh membuat dokter tersebut tersenyum lebar. Setelah mengambil minuman kaleng tersebut ia membalikkan badannya dan melihat Darrion yang memasang muka kebingungannya.
"Oh maaf, silahkan digunakan" ucapnya malu lalu meninggalkan Darrion sambil berlari kecil.
"What a weird Omega " guman Darrion setelah sedikit membau feromon yang dikeluarkan oleh sang Omega saat yang lebih kecil sedikit marah.
Beberapa menit kemudian Eric pun memanggil Darrion yang sedang menikmati kopi kalengnya.
"Doktormu sudah siap di ruangan 14"
Darrion pun menegakkan badannya dan berjalan ke arah ruangan tersebut.
"Omega aneh itu bukan dokterku kan?" gumannya dalam hati.
***
To Be Continued
(27 / 05 / 2024)
KAMU SEDANG MEMBACA
[bxb] Omegaphobic
Teen FictionKisah cinta antara seorang Alpha yang membenci Omega dan Omega yang membenci Alpha tetapi seperti pepatah tak kenal maka tak cinta, sebuah kisah romansa mulai tumbuh diantara keduanya yang sedang menempuh jalan untuk menghilangkan rasa benci tersebu...